27 - LOVE INSTAGRAM

15.8K 3.8K 949
                                    

Assalamualaikum semuanya. Selamat malam. Gimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu.  

SEBELUMNYA, HAPPY CHAMOMILE'S DAY SEMUANYA ^^ 

ADA YANG MASIH BANGUN NGGAK? ABSEN SINI YANG MASIH BANGUN ^^ 

SIAP UNTUK BACA CHAMOMILE PART 27? 

DAN, SELAMAT MEMBACA CHAMOMILE. SEMOGA SUKA ^^ 

****

"Kak Alan," panggil Alen membuat Alan berhenti. Alan membalikkan badannya.

"Apa?"

"Kenapa Kak Alan ngajak ke café Chamolato?" tanya Alen lagi-lagi memberanikan dirinya untuk bertanya.

Alan diam sejenak, kemudian membuka suaranya dengan sangat tenang.

"Menurut lo kenapa?"

Kini giliran Alen yang dibuat terdiam. Sekeras apapun Alen mencari jawabannya, Alen tidak menemukannya.

"Nggak tau," jujur Alen.

"Dekat rumah lo," jawab Alan enteng.

"Dekat rumah gue?" tanya Alen memastikan. Tak menyangka alasannya se-sederhana itu.

"Iya."

"Padahal banyak café lain juga dekat sini," gumam Alen pelan namun cukup terdengar bagi Alan.

"Lo mau pindah?" tawar Alan.

Alen menggeleng.

"Nggak. Di sini juga bo..."

"Kalau lo nggak nyaman, kita bisa pindah."

Alen menggeleng untuk kedua kalinya.

"Gue bukan nggak nyaman. Cuma kaget aja."

"Ayo masuk," ajak Alan.

Alen pun segera mengikuti Alan masuk ke dalam café. Alen merasa café ini masih sama seperti dua tahun yang lalu. Interiornya bahkan penjaganya pun masih saja.

Alen tanpa sadar langsung tersenyum saat bau vanilla menyambut penciumannya.

****

Alan dan Alen sama-sama memesan es krim rasa vanilla. Tak ada yang mereka bicarakan, keduanya fokus menghabiskan es krim masing-masing. Alen sendiri masih merasa sangat gugup, duduk berhadapan dengan Alan seperti ini.

Sejenak, meengingatkan Alen dengan situasi dua tahun yang lalu. Bedanya, hubungan mereka dulu tidak secanggung sekarang.

Alen mengangkat kepalanya, ingin melihat Alan. Namun, malah ia yang dibuat kaget duluan karena Alan sudah menatapnya, entah sejak kapan. Tatapan yang cukup lekat.

"Ke... Kenapa, Kak? Ada sesuatu di wajah gue?" tanya Alen was-was.

Alan menggeleng.

"Nggak ada."

"Terus kenapa Kak Alan lihatin gue terus?"

"Takjub aja, dari dulu lo nggak pernah berubah."

"Apanya yang nggak pernah berubah?"

"Kesukaan lo. Lo nggak pernah pesan rasa lain selain vanilla," jawab Alan seolah masih mengingat kebiasaan seorang Alen.

CHAMOMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang