30 - TWO YEARS AGO

15.3K 4.2K 1.4K
                                    

Assalamualaikum teman-teman Pasukan Pembaca semua. Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu ya ^^ 

HAPPY CHAMOMILE'S DAY EVERYONE ^^ 

Nggak nyangka banget, Alhamdulillah CHAMOMILE sudah sampai di part 30 aja. Makasih banyak buat teman-teman Pasukan Pembaca yang setia buat baca dan support CHAMOMILE. Sayang kalian semuaanyaa ^^

BTW, HARI INI DI RUMAH KALIAN HUJAN, NGGAK? 

SIAP UNTUK BACA CHAMOMILE PART 30? 

Sebelumnya mau tanya dong, ada yang tau atau ada yang jual aplikasi Fake chat whatsApp dan fake twitter buat android, nggak? 

DAN, SELAMAT MEMBACA CHAMOMILE. SEMOGA SUKA ^^ 

*****

Seperti yang dikhawatirkan oleh Alen, kabar mengenai dirinya dan Alan yang pernah pacaran menyebar begitu cepat di penjuru SMA Savana. Alen sudah menyiapkan mentalnya sejak semalam, berusaha untuk tidak terlalu takut. Toh, itu bukan sebuah aib. Alen membiarkan saja semua orang bergosip asal tidak sampai berspekulasi yang jelek-jelek tentangnya.

Alen terkejut tiba-tiba Aldo langsung menariknya di parkiran.

"Do, mau kemana?" bingugn Alen kesulitan menyeimbangi langkah Aldo yang cepat.

Aldo tak menjawab dan terus saja menggiringnya hingga mereka berhenti dekat gudang belakang sekolah.

"Lo khianatin gue!" tegas Aldo dengan sorot tak terima.

Alen menghela napas panjang, untuk yang satu ini Alen tidak mengira dan belum menyiapkan apapun.

"Gue nggak bermaksud, Do."

Aldo menggeleng-geleng.

"Selama sebulan kita bertiga terus bersama. Selama sebulan juga lo berdua bersikap seolah nggak ada apapun. Gue seperti orang bodoh di antara lo berdua!"

"Do, gue hanya nggak ingin..."

"Gue sebenarnya sudah duga lo dan Kak Alan pasti ada hubungan entah apa itu. Melihat bagaimana Kak Alan selalu perhatian ke lo dan belain lo. Tapi, gue nggak nyangka kalau kalian adalah mantan pacar."

"Hubungan gue dan Kak Alan nggak sebaik yang lo kira, Do," ungkap Alen jujur.

"Apanya yang nggak baik? Jelas-jelas Kak Alan selalu perhatian ke lo!" terang Aldo.

Alen bergumam pelan, merasa ragu untuk mengiyakan ucapan Aldo.

"Intinya gue minta maaf nggak bisa jujur. Sumpah gue nggak bermaksud khianatin lo," lirih Alen merasa bersalah.

Aldo mendesah berat, sebenarnya ia juga tidak sepenuhnya marah hanya sedikit kecewa saja.

"Jadi, lo dan Kak Alan beneran pernah pacaran dulu?"

"Iya, bener."

"Sekarang masih pacaran?"

"Nggak, Do. Kita udah lama putus."

"Kenapa? Siapa yang putusin?"

"Gue. Makanya, Kak Alan masih benci sama gue."

Aldo mengernyitkan keningnya.

"Kak Alan benci sama lo?"

"Iya, dia yang bilang sendiri."

"Nggak mungkin. Mana ada orang benci tapi setiap hari kasih perhatian."

Alen mencerna baik-baik ucapan Aldo, sejujurnya dia juga terkadang bingung dengan sikap dan ucapan Alan yang tak pernah singkron.

"Menurut lo, Kak Alan perhatian sama gue? Nggak benci sama gue?"

CHAMOMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang