18 - KOTAK HADIAH

14.8K 3.4K 632
                                    

Assalamualaikum teman-teman Pasukan pembaca semua. Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu ya. Amin. 

SUDAH SIAP BACA CHAMOMILE PART 18? 

Semoga teman-teman Pasukan pembaca selalu suka CHAMOMILE, selalu baca CHAMOMILE dan selalu support CHAMOMILE. 

SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA ^^

*****

Alan meletakkan tasnya di atas meja, ia melihat ketiga sahabatnya sudah datang dan sibuk mabar di pagi hari. Alan geleng-geleng singkat.

"Lan, kemarin lo ke bengkel abang gue?" Jaka tiba-tiba bertanya membuat Alan terkejut.

Bukan hanya Alan, pertanyaan Jaka barusan berhasil mengalihkan fokus Gesa dan Alfin juga, mereka semua kini menatap ke arah Alan.

"Iya."

"Motor siapa yang lo bawa? Kata Abang gue bukan motor lo," tanya Jaka lagi ingin tau.

Alan terdiam sejenak, berusaha mencari jawaban yang bisa membuat teman-temanya puas. Namun, otaknya pagi ini tidak bisa diajak kerja sama, tidak ada jawaban teraman yang bisa ditemukannya. Apalagi, tatapan sahabat-sahabatnya seolah mendominasinya.

"Motor Alen," jawab Alan akhirnya memilih jujur.

Kedua mata Gesa, Alfin dan Jaka seketika melebar, terlihat terkejud dengan jawaban Alan.

"Lo bawa motor Alen ke bengkel?" tanya Gesa tidak percaya.

"Iya."

"Beneran motor Alen kan, Lan? Mantan lo?"

Alan menghela napas berat, berusaha sabar.

"Iya."

Gesa segera berdiri, menempelkan tangannya ke dahi Alan.

"Lo sakit, Lan?"

Alan mendecak pelan dan segera menepis tangan Gesa dari keningnya.

"Gue nggak sakit."

"Kesurupan?"

"Nggak, Ges."

"Kejang-kejang meriang?"

"Nggak, Gesa!" 

"Terus kenapa lo bawa motor Alen ke bengkel?"

Alan bingung harus menjelaskan bagaimana, ia tak ingin membuat sahabat-sahabatnya salah paham.

"Kemarin waktu mau wawancara dia datang telat dan ban motornya bocor," jawab Alan lagi-lagi memilih jujur.

"Terus lo dengan sok pahlawannya nawarin buat bantuin dia? Ciee..."

Alan mengibaskan tangan, malas untuk membahas lebih panjang.

"Gue harus ke perpustakaan," ucap Alan mengalihkan pembicaraan.

"Yaaahh... Mau kabur dia," seru Jaka kecewa.

Alfin tertawa kecil melihat ekspresi Alan yang terlihat terpojokkan. Alfin menyodorkan dua bukunya ke Alan.

"Nitip juga. Lo suka nolong, kan?" sindir Alfin sengaja.

Alan menyeringai sengit dan menerima buku-buku Alfin dengan paksa.

"Iya, puas?"

Alfin, Gesa dan Jaka tertawa bersama, sangat puas dengan balasa Alan.

"Gue ke perpustakaan dulu," pamit Alan.

Namun, saat Alan akan beranjak tiba-tiba Vanya mendatanginya dan mencegahnya. Alan menatap Vanya dengan bingung, begitu juga dengan Gesa, Alfin dan Jaka.

CHAMOMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang