15 - KOLOM KOMENTAR

18.2K 3.7K 602
                                    

Assalamualaikum teman-teman Pasukan Pembaca semua. Bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu. 

Alhamdulillah hari ini bisa update lagi. Maaf ya aku malam banget, soalnya tadi revisi part ini agak lama. Dan, maaf juga part ini lumayan pendek dari biasanya. Insyaallah aku usahain part 16 lebih panjang ya ^^ 

SUDAH SIAP BACA CHAMOMILE PART 15? 

DAN, SELAMAT MEMBACA CHAMOMILE SEMOGA SUKA ^^ 

*****

Alen tak henti memaki-maki dirinya sendiri, lebih dari dua jam Alen terus merutuki kebodohannya. Sumpah demi apapun, Alen sangat meneyesali ucapannya saat bertemu Alan di perpustakaan sore tadi.

"Lo emang bodoh Alen, tapi kenapa lo bisa sebodoh ini! Hah?"

Alen menggeram menahan teriakannya, ingin sekali dia memutar waktu jika bisa. Alen membalikkan badan, menatap ke Ara yang sedari tadi hanya menatapnya dengan pedih.

"Lo bisa nggak maki gue juga, biar gue cepat sadar!" pinta Alen semakin pasrah.

"Seriusan lo pengin denger makian gue?" tanya Ara memastikan.

Alen mengangguk-angguk tanpa ragu.

"Iya, serius."

"Nggak akan nyesel?"

Alen menggeleng singkat.

"Nggak akan."

Ara mengatur napasnya sebentar, kemudian berdiri mendekati Alen dan mulai bersiap mengeluarkan semua unek-unek dan umpatannya untuk sahababat bodohnya.

Ara mengarahkan jari telunjuknya tepat di depan wajah cantik Alen.

"Otak bodoh lo bukan lagi nggak ada tandingannya Alen, lo beneran spesies paling bodoh di dunia ini! Lo bilang apa ke Kak Alan? Mau bantuin? Cukup otak lo yang bodoh, nggak usah rusak juga mulut lo buat jadi bodoh!!"

Ara menghela napas berat, belum puas. Kedua tangannya berpindah ke bahu Alen.

"Gue pengin banget sebut lo cewek tergoblok, tapi gue masih punya hati Alen."

"Itu barusan lo sebut gue goblok, Ra," lirih Alen memprotes.

"Goblok emang lo! Pindah sekolah sana, malu-maluin gue aja sebagai sahabat lo yang paling pintar dan suka menolong tanpa pamrih!" umpat Ara tak ada habisnya.

"Gue suruh lo maki gue bukan umpat gue!" teriak Alen mulai tak terima.

Ara segera memundurkan tubuhnya sembari tersenyum tipis.

"Sori kelepasan, habisnya gemes sama kebodohan lo!"

Alen menghela napas berat, sudah sangat cukup mendengar makian tajam dari mulut api Ara. Dengan ini dia tidak akan berani melakukan kesalahan yang sama seperti kemarin.

"Gimana gue nemuin Kak Alan di sekolah? Gue malu banget! Apalagi besok bakalan mulai wawancara para narasumber untuk lomba maddin." Alen merasakan kepalanya terasa lebih berat.

"Nggak usah bingung, pindah sekolah aja," suruh Ara seenaknya.

Alen memberikan pelototan tajam ke Ara.

"Lo kira pindah sekolah semudah itu? Lo kira nggak keluarin uang? Lo kira Mama gue Ibu peri kayak Mama lo?" sebal Alen mengeluarkan unek-uneknya.

Bukannya takut, Ara malah semakin melebar senyumnya.

"Sori, gue lupa kalau lo nggak punya keluarga sempurna dan orang tua kaya raya seperti gue," balas Ara dengan wajah tak berdosa.

Alen mengepalkan kedua tangannya erat, menahan diri untuk tidak memukul kepala sahabat tercintanya ini.

CHAMOMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang