42 - KEPASTIAN

13.8K 2.9K 336
                                    

Assalamualaikum Pasukan Pembaca semua. Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu ^^

ADA YANG MASIH BANGUN?

SIAP UNTUK BACA CHAMOMILE PART 42? 

Btw, kalau aku buat GIVEAWAY CHAMOMILE setuju nggak? Tapi, aku masih bingung Giveaway apa. Ada saran?

DAN, SELAMAT MEMBACA CHAMOMILE. SEMOGA SELALU SUKA ^^

****

"Kasih nomer lo dulu, Alena."

Alen bingung harus berbuat apa. Jeris kekuh menghalanginya, sama sekali tidak memberikannya celah untuk pergi.

"Kak, gue nggak hapal nomer gue." Alen berusaha menemukan alasan lain.

Jeris menggeleng pelan dengan tatapan tidak percaya.

"Gue tau lo bohong, Len."

Alen menghela napas pelan, tatapanya berubah semakin memohon.

"Kak Jeris gue harus balik ke kelas."

"Lo boleh balik ke kelas. Dengan syarat, kasih nomer lo dulu. Mudah, kan?

Jeris semakin mendekatkan ponselnya membuat Alen bertambah tertekan dan tidak dikasih pilihan lain. Tangan Alen perlahan bergerak mendekati ponsel Jeris. Dengan ragu-ragu Alen menyentuh ponsel Jeris.

Namun, saat ponsel Jeris akan dipegang oleh Alen, tiba-tiba seseorang datang diantara mereka berdua dan merebut duluan ponsel Jeris dari tangan Alen.

"Kak Alan," kaget Alen melihat Alan tiba-tiba berdiri di sampingnya.

Alan berusaha menghalangi Alen dari Jeris, menyembunyikan Alen dibelakang tubuh tingginya.

"Sudah gue bilang, jangan ganggu Alen," ucap Ala3n dingin ke arah Jeris.

Tentu saja bukan hanya Alen yang kaget dengan kedatangan Alan. Jeris juga tak menyangka akan melihat tamu yang tak diundang. Jeris tersenyum miring.

"Lo siapa berani ngelarang?"

"Cukup, Jer."

"Lo hanya mantan Alen, kan?"

"Jer, pergi," suruh Alan sungguh-sungguh.

"Kenapa nggak lo aja yang pergi?"

"Terakhir kalinya, lo pergi sekarang."

"Nggak mau. Gue nggak akan pergi sampai dapat nomer Alen. Jadi, lo bisa minggir sebe..."

"Kita yang pergi," potong Alan cepat.

Tanpa menunggu Jeris menyelesaikan kalimatnya bahkan Jeris tak sempat mencegah. Alan langsung menarik lengan Alen, mereka melewati Jeris begitu saja.

"Sial!" pekik Jeris kehilangan timing.

Sedangkan Alen mau tak mau mengikuti Alan dari belakang. Langkah Alan begitu cepat, hingga membuat Alen cukup kualahan. Mereka berdua berjalan ke arah perpustakaan sekolah.

Lebih baik berurusan dengan Alan bukan daripada dengan Jeris?

*****

Alan menghentikan langkahnya, Alen pun ikut berhenti. Alan membalikan badan, menghadap Alen.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Alan terlihat khawatir.

Alen menggeleng pelan.

"Nggak, Kak."

"Jeris kenapa tiba-tiba minta nomer lo?" tanya Alan tanpa basa-basi.

"Gue juga nggak tau, Kak."

CHAMOMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang