22 - FREE WATER

15.5K 3.5K 725
                                    

Assalamualaikum teman-teman semua. Bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya ^^

SUDAH SIAP BACA CHAMOMILE PART 22? 

Sebelumnya mau tanya nih ke teman-teman Pasukan pembaca. Kalau aku buat Roleplayer Alan dan Alen di instagram kalian setuju, nggak? 

Dan, selamat membaca CHAMOMILE. Semoga suka ^^

*****

Hari ini, Alen tak bisa fokus. Kepalanya terus saja teringiang-ngiang ucapan Alan saat di perpustakaankemarin.

"Saat lo putusin gue tanpa alasan."

Alen memejamkan matanya kuat dan meremas rambutnya, ia hampir gila karena kalimat tersebut. Alen tak menyangka Alan akan mengatakanhal seperti itu.

Dan, dengan bodohnya juga Alen langsung kabur dari hadapan Alan tanpa membalas perkataan Alan. Bagaimana Alen harus menghadapi Alan di ruang jurnalistik nanti?

Haruskah dia berpura-pura tidak terjadi apapun atau haruskah Alen pura-pura pingsan saja?

"Lo kenapa?" tanya Sanda menyadarkan Alen.

Alen tersentak kaget, ia tersenyum canggung.

"Nggak apa-apa." Alen mengedarkan pandangannya, bingung melihat kelas sudah sepi. "Kemana yang lainnya?" tanya Alen.

Sanda menatap Alen bingung.

"Kantinlah, kemana lagi. Bel istirahat udah bunyi lima menit yang lalu, Len."

Ah! Bahkan bel istirahat yang sangat nyaring dan biasanya menjadi bel yang Alen sukai saja hari ini tidak bisa masuk di kepalanya.

"Kantin yuk. Ara sudah duluan nyariin kita tempat," ajak Sanda.

Alen mengangguk dan segera berdiri. Ia dan Sanda menuju ke kantin yang pastinya sudah sangat ramai.

*****

Alenmemainkan sedotan di air mineralnya sembari beberapa kali melirik ke meja paling ujung. Tentu saja Alen sedang mengamati Alan, cowok itu terlihat tenang-tenang saja bahkan sedang tertawa dengan teman-temannya.

Alen mendecak kesal, frustasi dengan kelakuannya sendiri. Membayangkan dirinya papasan atau bertemu dengan Alan pasti sangat memalukan!

Untung saja tim jurnalistik lomba madding hari ini diminta kumpul sepulang sekolah. jadi Alen masih punya wktu untuk menyiapkan hatinya jika bertemu Alan.

"Ngelihatin siapa lo?" tanya Sanda.

"Orang yang bilang gue keras kepala," jawab Alen asal.

"Siapa?" bingung Sanda.

"Siapa lagi, pasti Kak Alan," sahut Ara yakin.

Alen langsung menoleh ke Ara dengan kedua mata membuka lebar, kaget.

"Kok lo bisa tau?"

Ara tersenyum sembari menepuk pundaknya dengan bangga.

"Perkenalkan Aira Flo Lily bukan peramal bukan pula dukun tapi selalu pintar dalam menebak," ucap Ara dramatis.

Alen menepis tangan Ara, ia sedang tidak ada mood untuk melucu.

"Ngapain lo liatin Kak Alan?" tanya Sanda lagi.

"Nggak apa-apa, cuma pengin liat aja," jawab Alen, ia sedang tidak ingin semakin diingatkan dengan kejadian di Perpustakaan. Makanya, dia belum ingin cerita ke sahabat-sahabatnya.

CHAMOMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang