44 - COWOK LAIN

13.9K 2.8K 391
                                    

Assalamualaikum Pasukan Pembaca semua? Apa kabar? Semoga sehat selalu ya ^^

KIRA-KIRA DI PART 44 ALEN BAKALAN KASIH NOMERNYA KE JERIS NGGAK? 

SIAP BACA CHAMOMILE PRT 44?

DAN, SELAMAT MEMBACA SEMOGA SUKA ^^

*****

Bel istirahat akhirnya berbunyi. Alen meregangkan kedua tangannya, akhirnya berakhir sudah pertemuan dengan Pak Diman pagi ini. Dua jam lebih Pak Diman menjelaskan tentang materi perekonomian Indonesia yang sama sekali tidak bisa masuk di kepala Alen.

Alen menoleh ke samping, sedikit sedih tidak ada Sanda pagi ini.

"Ra, Sanda udah mulai pelatihan lagi, ya?" tanya Alen ke Ara yang duduk di depannya.

Ara mengangguk.

"Iya, dua bulan lagi sudah ada lomba," jawab Ara tanpa mengembalikan badannya.

Ara tiba-tiba berdiri, membuat Alen ikut berdiri juga.

"Mau kemana? Kantin, kan? Gue bareng," ucap Alen.

Ara membalikkan badannya, menunjukan dua lembar kertas yang dipegangnya.

"Gue harus ke ruang guru, nyerahin jawaban Fisika yang sudah gue kerjakan ke Bu Ratih," jawab Ara.

Alen mengerutkan kening.

"Lo seriusan mau ikut lomba olimpiade Fisika?"

Ara mengangguk yakin.

"Serius dong. Gue kan pinter, nggak kayak lo," jawab Ara dengan nada bangganya.

Alen mendecak kesal, menyesal dudah bertanya.

"Gue ke kantin sendiri nih?" melas Alen.

"Iya, lo bukan bocah, kan?"

"Gue lagi males sendiri. Lo lama nggak ke ruang gurunya?" rengek Alen.

"Lama! Udah sono ke kantin."

Alen mendekati Ara, kemudian menegadahkan tangannya.

"Kakak Ara minta uang jajan boleh?"

Ara tersenyum lebar.

"Nggak boleh. Lo harus diet!" jawab Ara dan langsung pergi gitu aja.

Alen melongo mendengar penolakan Ara.

"Sejak kapan dia belagak seperti Mama tiri gue?"

*****

Alen pun dengan terpaksa ke kantin sendiri. Dia ingin membeli salad. Perutnya sudah keroncongan sejak pagi karena belum sarapan. Kalau bukan karena dia telat bangun, pasti hari ini dia bisa menikmati salad enak buatan Mamanya.

Alen membawa semangkok salad ke salah satu meja kosong yang ada di kantin. Alen segera duduk dan menikmati saladnya.

Alen menghela napas panjang, rasanya aneh makan sendirian di kantin. Alen jarang melakukannya.

"Lo kenapa ikut-ikutan hambar juga Lad? Kayak hati gue?" lirih Alen menatap ke saladnya dengan nanar.

Tanpa Alen sadari, seorang cowok mendekati Alen dan langsung duduk di kursi sebrang Alen.

"Alen," panggil Jeris sembari tersenyum.

Alen terpelonjat, ia sangat kaget melihat kehadiran Jeris yang tiba-tiba.

"Kak Jeris?"

Jeris tertawa melihat reaksi Alen yang menurutnya lucu.

"Kenapa kaget gitu Len? Kayak habis ngelihat hantu."

CHAMOMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang