37 - AVOID

15.4K 3.5K 539
                                    

Assalamualaikum teman-teman Pasukan Pembaca semua. Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu yaa ^^

HAPPY CHAMOMILE'S DAY SEMUANYAA ^^

Sudah siap baca CHAMOMILE part 37? 

Oh ya, sebelumnya aku mau tanya nih. Para Pasukan Pembaca ada yang mau datang ke Galapremiere Film 12 Cerita Glen Anggara, nggak?

 Bagi yang mau dan ingin banget datang terus pantengin Instagram luluk_hf atau novelmariposa dan Channel Telegram "PASUKAN LULUK HF" yaa. 

Aku bakalan share info cara untuk datang ke Galapremiere Film 12 Cerita Glen Anggara. Galapremiere Film 12 Cerita Glen Anggara di Jakarta ya. DAN INI TERBATAS ^^ 

DAN, SELAMAT MEMBACA CHAMOMILE. SEMOGA SUKA ^^ 

****

Alen mendengus sebal karena banyak menangis semalaman kedua matanya malah sembab. Alen menepuk-nepukkan bedak di kedua matanya, berharap wajahnya terlihat lebih membaik.

Alen menghela napas panjang, berusaha untuk menguatkan hatinya.

"Semangat Alena! Lo pasti bisa jauhi Kak Alan!"

Senyum sok semangat di wajah Alen seketika runtuh, berubah dengan senyum cemberut.

"Gue pasti bisa, kan?"

*****

Alen membolak-balikan roti gandum di hadapannya dengan malas, dia tak ada semangat apapun hari ini. Rasanya Alen ingin tetap di kamar dan terus manngis saja.

Kanara yang sedari tadi menatap putrinya, bisa merasakan ada sesuatu yang terjadi dengan Alen.

"Kamu kenapa?" tanya Kanara tidak ada basa-basi.

Alen tersentak, ia langsung menatap Mamanya dengan bingung.

"Apa Ma?"

"Kamu kenapa? Habis nangis?" tebak Kanara.

Alen terdiam, takut untuk menjawab.

"Karena Alan?" Kedua kalinya Kanara menjawab tepat sasaran.

Alen pun mau tak mau mengangguk pasrah daripada Mamanya kembali menyerangnya.

"Iya."

Kanara menggeleng-geleng kecil, tak kaget melihat cinta monyet anak remaja saat ini. Alen menatap Mamanya pelan-pelan, ingin melihat langsung reaksi Mamanya.

"Mama," panggil Alen lirih.

"Apa?"

"Mama nggak marah?" tanya Alen gugup.

"Marah kenapa?"

"Alen dekat lagi sama Kak Alan," jawab Alen memberanikan diri.

Kanara terdiam sejenak, memperhatikan putrinya lekat. Detik berikutnya, Kanara menjawab.

"Nggak. Kamu sudah beranjak remaja sekarang. Yang terpenting nggak boleh ganggu sekolah kamu dan berat badan kamu," jelas Kanara.

Kedua mata Alen langsung terbuka sempurna, terkejut mendengar jawaban dari Kanara yang sama sekali tak diduganya.

"Ja... Jadi, Mama izinin kalau Alen pacaran?"

Kanara mengangguk tanpa ragu.

"Iya. Asal persyaratan yang Mama sebutin tadi tidak dilanggar."

Alen buru-buru mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya sembari tersenyum lebar.

"Alen janji Ma. Alen akan tetap semangat belajar dan berat badan Alen nggak akan naik," sumpah Alen.

CHAMOMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang