.
.
Hanbin harus kembali berangkat ke Jeju untuk mendampingi Mr. Choi pada sidang perdananya. Sebagai pimpinan dari perusahaan konstruksi yang terikat kerjasama dengan sang klien, Hanbin tentu tidak bisa diam begitu saja melihat masalah yang terjadi disana.
Namun nampaknya Mr. Choi sendiri tidak setegang Hanbin ketika dirinya diminta untuk duduk menghadap hakim saat acara sidang dimulai. Entah karena ia sudah memiliki alternatif lain untuk memenangkan sidang ini, atau memang pada dasarnya pria paruh baya itu memiliki mental yang kuat.
"Pak Kim tenang aja. Aku yakin kok kalo Om Choi pasti udah mikirin solusi untuk menyelesaikan masalah ini"
Ucap gadis disamping Hanbin.
"Apa saya kelihatan setegang itu?"
Gadis itu Yeri, terlihat menahan senyumnya ketika Hanbin bertanya demikian.
.
Beberapa orang ikut masuk ke dalam aula sidang tak lama setelahnya. Dan dari beberapa orang disana, ada satu wajah yang rupanya Hanbin kenali. Dia adalah pengacara muda yang pernah datang ke Hi-Coll untuk menemui Hayi sebelumnya –Choi Joon Hong, teman SMA sang kekasih. Siapa sangka kalau dia yang akan berdiri disana untuk mewakili para pemilik wisma menyuarakan penolakannya.
Dihadapkan dengan hal itu rupanya membuat Hanbin merasa semakin tidak nyaman. Akan tetapi disini ia mencoba untuk tetap bersikap profesional dengan tidak mencampuradukan masalah pribadi dan pekerjaan. Ia hanya cukup menganggap Choi Joon Hong sebagai pengacara hukum dari pihak penuntut –tidak lebih.
.
.
~sementara itu ditempat lain...
"Bahagia banget keliatannya, ada kabar baik apa hari ini?"
Goda Suhyun ketika ia menghampiri meja Hayi untuk menyerahkan hasil design pakaian dari tim produksi.
"Bukannya ibu hamil emang harus happy terus ya?"
Hayi tertawa kecil diakhir bisikannya.
"Iya, tapi pasti ada penyebabnya dong~ cerita lah Hay sama gue"
Untuk sejenak Hayi menipiskan bibirnya sebelum ia mulai melanjutkan ucapannya kembali.
"Gue udah bicara ke Hanbin soal itu, Hyun"
Suhyun yang memang memahami situasi Hayi rupanya langsung mengerti kemana arah pembicaraan ini.
"Oh ya?"
Hayi mengangguk kecil. Binar matanya memberi Suhyun jawaban yang sangat jelas.
"—gue tebak, dia pasti antusias banget waktu tau keadaan lo, iya kan?!"
Sekali lagi, Hayi mengangguk.
Suhyun ikut melebarkan senyumnya. Tentu ia merasa harus turut bersukacita atas kabar baik tersebut.
"Terus, gimana sama nyokap lo? apa kalian udah ada pembicaraan juga?"
"Belum, gue sama Hanbin masih nunggu waktu yang tepat untuk kerumah Mamah"
Suhyun rasa kalau sepertinya ia agak salah bertanya kali ini, maka dengan tawa canggungnya ia berusaha mengalihkan pembicaraan mereka kearah yang lain.
"Apa lo ada rencana buat ngasih tau Hannah juga soal hal ini?"
"Gue sebenernya udah mikirin itu, mungkin nanti pas kita kumpul bertiga lagi baru gue akan buka pembicaraan sama dia"
.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOLO [END]
ChickLit"Saat kau tak lagi ragu, maka genggamlah tanganku dan ikat aku" -Lee Hayi ... "Jika saja ikatan itu tak terlalu tabu, mungkin aku akan berhenti meragu" -Kim Hanbin . . . ❤ BiHi Story ❤ [Telah selesai pada tgl 10/06/22]