.
.
Hanbin sama sekali tidak bisa fokus dengan apapun yang ia lakukan hari ini. Sejak tadi pagi-pagi sekali ia pergi meninggalkan Hayi untuk terbang ke pulau Jeju bersama Jinhwan dan Bobby, fikirannya terus saja tertuju pada diamnya wanita itu.
Tak banyak yang Hayi katakan saat mereka berpisah diparkiran apatement untuk terakhir kali. Bahkan setelah Hanbin mengecup keningnya, Hayi hanya diam dan langsung berbalik masuk kedalam. Entah mengapa ada rasa bersalah yang menyelimuti hati Hanbin, melihat tatapan sendu dimata Hayi membuatnya semakin yakin kalau dirinyalah penyebab itu semua.
"Bin?"
"..."
"—Hanbin?!"
Tersadar dari lamunannya, Hanbin pun seketika menoleh. Ia mendapati Jinhwan disana yang sudah menatapnya dengan wajah jengkel.
"—dari tadi gue ajak ngomong lo malah bengong, punya masalah idup apa sih lo?"
"Kangen sama bini dirumah mungkin!"
Goda Bobby yang baru saja datang dari arah dapur sambil membawakan mereka beberapa kaleng minuman dingin.
Hanbin meletakan gulungan-gulungan gambar desainnya diatas meja, lalu meraih minuman dingin tadi yang Bobby letakan disana. Membuka pengaitnya dengan kasar, lelaki itu langsung menandaskan setengah isinya.
"Gimana sama keponakannya Mr. Choi? dia mempersulit lo gak?"
Hanbin menggeleng kecil memberi Jinhwan jawaban setelah itu.
"Untungnya dia cukup bisa diajak kerjasama. Lagipula gak banyak juga spot yang dia desain, jadi konsep awal gue gak banyak yang berubah"
Jinhwan mengangguk kali ini. Syukurlah, dengan begitu artinya pembangunan tahap awal bisa segera dimulai, fikirnya.
"—proyek ini akan segera kita mulai, jadi gue minta kalian berkontribusi semaksimal mungkin selama disini. Kalo ada apa-apa langsung kabarin gue aja"
Selama penggarapan proyek hotel Jeju, Hanbin, Jinhwan dan Bobby difasilitasi sebuah rumah singgah yang letaknya tak jauh dari area konstruksi. Walaupun mereka hanya tinggal sementara, tetapi Mr. Choi rupanya sangat memikirkan kenyamanan mereka selama ketiga pria itu berada disini. Rumah singgah yang mereka tempati terbilang cukup mewah dengan enam buah kamar besar didalamnya. Lengkap dengan satu kolam renang outdoor dan ruang kebugaran pribadi.
Rencananya hanya Jinhwan –asisten sekaligus orang kepercayaan Hanbin dan Bobby yang benar-benar akan menetap disini selama masa pembangunan. Tetapi karena Hanbin juga berperan sebagai penanggung jawab desain, maka ia pun juga harus sesekali datang kesini untuk mengecek perkembangan pembangunan proyek hotel tersebut.
.
.
~ Sementara itu ditempat lain...
"Hay?"
"..."
"—Hayi?"
Suhyun melambai-lambaikan telapak tangannya tepat didepan wajah Hayi. Pasalnya sudah beberapa kali ia menyerukan nama wanita itu, tetapi Hayi sama sekali tidak menghiraukannya.
"—lo ngelamunin apaan sih?" ujarnya lagi saat Hayi sudah menatap ia dengan wajah linglung. "—kalo ada masalah cerita sama gue. Jangan dipikirin sendiri aja dong"
Hayi hanya membalas rasa empati sahabatnya itu dengan sebuah senyuman pilu. Hayi rasa ini masalah yang harus ia dan Hanbin selesaikan sendiri tanpa capur tangan orang lain, jadi ia tidak akan melibatkan Suhyun atau siapapun dalam masalahnya kali ini.
"By the way, ada apa lo nyariin gue? kayanya sekarang belum jam makan siang deh"
"Iya, emang belum. Gue kesini mau ngasih tau lo kalo didepan ada—"
Belum sempat Suhyun menyelesaikan ucapannya, seorang wanita berambut ikal telah lebih dulu masuk kedalam ruangan Hayi sambil membawa senyum lebarnya. Dia tak lain adalah Hannah.
"Hello, girls..."
Sapa Hannah masih seriang biasanya.
"Kayanya calon mempelai wanita kita lagi happy banget, ada apa nih?"
Hannah yang sudah mengambil tempat duduk akhirnya mulai bercerita, menyampaikan maksud dan tujuan baiknya datang kemari.
...
"Lo mau ngadain pesta lajang?"
Hannah mengagguk, membenarkan ucapan Suhyun.
"—di Jeju??"
Wanita itu pun mengangguk sekali lagi.
"Iya, tenang aja semuanya June yang tanggung. Kalian cuma perlu bawa diri doang"
"June ngajak temen-temen cowoknya juga gak?"
Hayi ikut tertawa kecil mendengar pertanyaan Suhyun kali ini.
"Enggak sih, kita-kita aja. Soalnya kalo nanti June bawa temen-temen cowoknya gue khawatir Hayi malah gak dibolehin pergi sama Hanbin"
"Loh kok malah jadi mikirin gue sih? itu kan acara lo sama June"
"Soalnya gue mau kedua sahabat baik gue ini ikut, jadi ya harus dipikirin dong" Hannah melempar senyumnya pada Hayi. "—sorry banget ya Hyun harus bikin lo kecewa" lalu beralih secepat kilat kearah Suhyun.
"Sebenernya Hanbin juga lagi ada proyek sih di Jeju"
"Oh ya? proyek apa?" tanya Hannah.
"Pembangunan hotel. Tadi pagi baru aja berangkat kesana bareng Bobby sama kak Jinhwan"
"Kak Jinhwan ikut kesana juga?" tiba-tiba Suhyun menjadi antusian kembali setelah nama Jinhwan disebut Hayi.
"Iya, kata Hanbin sih kak Jinhwan sama Bobby bakal menetap disana selama pembangunan berlangsung"
"Terus mereka tinggal dimana selama disana?"
"Setau gue mereka disediain rumah singgah"
"Wah boleh tuh Na! kita tinggal sama mereka aja pas di Jeju, gimana?"
"Ngerepotin gak, Hay?"
Hannah yang dilempari pertanyaan seperti itu oleh Suhyun jadi balik bertanya pada Hayi.
"Eum, nanti gue coba tanyain dulu deh sama Hanbin, ya?"
Membicarakan lelaki itu rupanya tanpa sadar membuat Hayi kembali memikirkan tentang Dia. Memikirkan kembali tentang pembicaraan mereka direstoran Jepang tempo hari yang berakhir dengan diamnya Hayi sampai saat ini. Sebenarnya wanita itu hanya tidak ingin perjuangan dan penantiannya selama ini berakhir sia-sia. Itu saja.
.
.
Holo ^^
seru juga kali ya kalo aku cipratin sedikit bumbu konflik awokwok
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLO [END]
Chick-Lit"Saat kau tak lagi ragu, maka genggamlah tanganku dan ikat aku" -Lee Hayi ... "Jika saja ikatan itu tak terlalu tabu, mungkin aku akan berhenti meragu" -Kim Hanbin . . . ❤ BiHi Story ❤ [Telah selesai pada tgl 10/06/22]