Chapter 12

122 13 14
                                    

.

.

~Flashback...

Persiapan untuk pembangunan tahap awal sudah mulai berjalan. Bobby yang memang diberikan wewenang atas tugas tersebut pun juga sudah mulai turun ke lapangan.

Siang itu cukup terik saat ia –secara tiba-tiba, kedatangan tamu tak terduga dilokasi proyek. Bobby tersenyum ramah menyambut gadis itu yang datang sambil membawa beberapa box makan siang ditangannya.

"Kok repot-repot kesini sih?"

Tanya Bobby saat ia membantu gadis itu dengan kotak-kotak makan siangnya.

Gadis itu lantas tersenyum membalas pertanyaan yang Bobby ajukan.

"Cuma mau liat-liat aja" gadis itu mengedarkan arah pandangnya menjelajahi lokasi dimana ia berada saat ini. "—sama anter makan siang"

Pandangannya kembali tertuju pada Bobby saat ia gagal menemukan apa yang sebenarnya ia cari disini.

"Makasih banget loh, Yer"

"Iya, sama-sama"

"Gak kebanyakan ini?"

Gadis itu Yeri, menaikan kedua alisnya.

"—hari ini yang mantau dilokasi cuma saya aja loh, Bang Jinhwan –eh maksud saya Pak Jinhwan dia stay at home, sibuk nyusun laporan"

Yeri mengangguk kecil.

"Kalo Pak Kim?"

"Hanbin?"

Gadis itu mengangguk sekali lagi dengan senyum yang lebih lebar dari sebelumnya.

"—dia udah balik ke Seoul naik penerbangan paling pagi. Katanya ada urusan penting yang harus dia selesaiin disana"

Ada raut kekecewaan yang dapat Bobby tangkap diwajah gadis itu. Tanpa ia tanyakan pun sudah jelas jawabannya pasti karena Yeri tidak bisa bertemu Hanbin disini sekalipun ia datang bersama dengan sebuah alibi.

Bukan hak Bobby sebenarnya mencampuri urusan mereka, hanya saja sebagai teman yang baik Bobby rasa dirinya perlu mengingatkan, kalau kesalahpahaman ini terus berlanjut ia khawatir nanti akan ada hati yang terluka kedepannya.

Bobby sudah mengenal Hanbin sejak lama dan sejauh yang ia tau Hanbin adalah orang yang dapat dipercaya. Jadi Bobby yakin kalau Hanbin pasti akan segera menyelesaikan masalah ini.

.

.

~ Seoul, pukul 20.22

Hayi menyandarkan kepalanya dibahu Hanbin saat film favoritnya mulai diputar. Mencoba menebus saat-saat berharga mereka, karena kemarin malam ia menghabiskan sisa hari tanpa bisa melihat wajah tegas lelaki itu disampingnya.

"Gimana sama kunjungan proyek perdananya kemarin?" Hayi bertanya. "—kamu belum cerita apa-apa ke aku"

"Emangnya apa yang mau kamu tau, hm?" Hanbin mengacak rambut Hayi pelan, menggodanya.

"Semuanya!"

Lantas lelaki Kim itu tertawa.

"Oke. Enaknya aku mulai cerita darimana dulu?"

"Pokoknya harus dari awal sampai akhir. Gak boleh kurang sedikitpun" Hayi mengangkat kepalanya dari sandaran nyaman itu. Memutar sedikit posisi duduknya menghadap kearah Hanbin kali ini.

"Aku sampai disana pukul sepuluh –kira-kira. Dari bandara, aku dan yang lainnya langsung dibawa kerumah singgah untuk istirahat sebentar" jelas Hanbin sambil mengingat-ingat kembali.

HOLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang