.
.
[*Hanbin's side*]
Hayi tengah berbicara melalui sambungan telepon ketika Hanbin selesai membasuh wajahnya di westafel. Entah dengan siapa ia berbicara, yang jelas Hanbin dapat melihat kalau bibir mungil itu sesekali terangkat naik menyuguhkan senyum dan juga tawanya.
Karena tak ingin perhatian milik Hayi dikuasai lebih lama oleh orang lain, Hanbin pun akhirnya mengambil langkah besar. Lelaki itu berjalan menghampiri Hayi dan langsung memeluk tubuhnya dari belakang. Ada keterkejutan yang Hayi berikan sebagai respon saat tiba-tiba sepasang lengan besar Hanbin melingkari pinggangnya. Wanita mungil itu pun menoleh cepat ketika satu kecupan ringan mendarat dipipinya.
"Aku lagi nerima telepon dulu, Bin~"
Bisik Hayi pelan sambil menjauhkan ponselnya dari jangkauan suara.
"Dari siapa?"
Seolah memang ingin menunjukan teritorinya, Hanbin malah dengan lantang bertanya demikian.
"Joon Hong"
Ada sedikit keraguan saat Hayi menyebutkan nama itu. Ia hanya tak ingin kalau Hanbin nantinya akan salah faham lagi.
"Ya terus?"
"..."
"—emangnya salah kalo aku disini? toh aku cuma mau peluk kamu doang kok"
Hayi akhirnya mengalah, membiarkan Hanbin tetap nyaman pada posisinya. Sementara ia kembali mendekatkan ponsel ketelinga dan mulai berbicara lagi.
"Sorry ya, Hong"
Ujar Hayi.
Lelaki diseberang sana hanya tertawa kecil menimpali. Entah dia memaklumi, atau sekedar basa-basi.
"Pacar lo protective banget ya"
Hayi tersenyum miris, padahal jelas-jelas ia tau kalau Joon Hong juga tidak akan bisa melihat ekspresinya saat ini.
"—ya udah deh kalo gitu, happy holiday Hayi~"
"Thank you, nanti kalo gue udah balik ke Seoul pasti gue kabarin lo"
"Oke"
Tepat saat Hayi menyudahi pembicaraannya ditelepon, Hanbin juga melepaskan pelukannya. Dalam diam ia tak lepas memandangi wajah Hayi.
"Kenapa? kok ngeliatinnya kaya gitu?"
Hanbin hanya menggeleng kecil, kemudian mengalihkan tatapannya pada sepasang pakaian ganti yang telah Hayi siapkan diatas ranjang.
.
.
Hanbin dan Hayi pergi keluar siang itu. Dengan mengatakan kalau mereka akan menemui salah seorang klien Hanbin disini, keduanya pun berpamitan dengan yang lain. Sebenarnya janji makan siang yang Hanbin jadikan sebagai alasan tadi tidak sepenuhnya alibi, karena memang pada kenyataannya mereka benar-benar akan pergi makan siang diluar selepas Hanbin menemani Hayi ke apotek.
Selama perjalanan menuju restoran Hayi lebih banyak diam. Mungkin karena ia merasa agak kurang nyaman dengan ajakan Hanbin untuk ikut datang keacara makan siang itu. Ini bukan hal yang biasa baginya, karena selama ini Hayi memang jarang ikut campur dalam urusan perkejaan Hanbin. Begitu juga dengan rekan-rekan kerja Hanbin diluar sana, Hayi tak banyak mengenalnya. Jadi wajar saja jika ia merasa sedikit canggung saat Hanbin tiba-tiba mengajaknya untuk ikut bergabung.
"Kamu lagi mikirin apa sih?"
Tanya lelaki itu memecah keheningan diantara mereka.
Hayi hanya memberinya sebuah gelengan kecil sebagai jawaban, kemudian tersenyum tipis lalu kembali terdiam.
"—tenang aja, ini cuma undangan makan siang biasa kok" seolah mengerti akan apa yang tengah Hayi rasakan, Hanbin pun berusaha meyakinkannya. "—tapi kalo emang nanti kamu masih ngerasa gak nyaman ada disana, aku janji akan langsung anter kamu pulang" lelaki berlesung pipi itu tersenyum hangat, membuat Hayi akhirnya mengangguk setuju.
.
Senyum dibibir Yeri terangkat naik saat matanya menangkap sosok Hanbin memasuki area restoran. Namun pada detik berikutnya, senyum itu luruh ketika Yeri menyadari kalau Hanbin ternyata tidak datang sendirian. Ada seorang wanita bertubuh mungil yang juga ikut melangkah masuk beriringan dengan CEO 131 Tower itu.
Siapa dia? batinnya.
"Maaf agak lama, saya tadi nganter ke apotek dulu"
Ujar Hanbin yang kala itu sudah berada didepan meja Yeri.
"Gak apa-apa, saya juga belum lama kok sampai disini"
Memaksakan senyum kaku itu, Yeri berusaha tetap terlihat tenang dihadapan Hanbin.
"—eum, by the way ini... siapa?"
Gadis itu menjatuhkan arah pandangnya ke Hayi, seolah menuntut penjelasan yang cukup masuk akal pada Hanbin tentang keberadaan wanita mungil disampingnya itu.
Hayi yang menyadari hal tersebut lantas mengambil inisiatif, dengan senyum ramah wanita itu kemudian mulai memperkenalkan diri sambil mengulurkan satu tangannya kedepan.
"Saya Lee Hayi—"
"She's mine"
Hanbin memotong ucapan Hayi begitu saja. Lalu mempertegas status mereka dengan sebuah rangkulan mesra dipinggang wanitanya.
.
.
Holo ^^
daku kembali ~
sebagai penebusan dosa yuk mari kita nikmati double update hari ini ( ˘ ³˘)❤
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLO [END]
ChickLit"Saat kau tak lagi ragu, maka genggamlah tanganku dan ikat aku" -Lee Hayi ... "Jika saja ikatan itu tak terlalu tabu, mungkin aku akan berhenti meragu" -Kim Hanbin . . . ❤ BiHi Story ❤ [Telah selesai pada tgl 10/06/22]