"Saat kau tak lagi ragu, maka genggamlah tanganku dan ikat aku" -Lee Hayi
...
"Jika saja ikatan itu tak terlalu tabu, mungkin aku akan berhenti meragu" -Kim Hanbin
.
.
.
❤ BiHi Story ❤
[Telah selesai pada tgl 10/06/22]
Hayi meletakan sepasang pakaian ganti untuk Hanbin diatas ranjang. Rencananya siang ini lelaki itu akan pergi menemui salah seorang kliennya –yang entah siapa, karena Hanbin sama sekali tidak menyebutkan nama saat ia mengatakannya, untuk makan bersama disebuah restoran. Sebelumnya Hayi berfikir kalau Hanbin akan datang kesana seorang diri, sampai akhirnya kalimat ajakan itu dia lontarkan pada Hayi. Hanbin meminta agar Hayi juga ikut pergi bersamanya, karena lelaki itu ingin memperkenalkan sang kekasih pada klien yang ia maksudkan tadi.
Pada awalnya Hayi sempat menolak ajakan tersebut, karena ia merasa aneh saja jika tiba-tiba ikut bergabung dan nantinya malah membuat suasana menjadi canggung. Akan tetapi Hanbin dengan beribu bujuk rayunya tidak sedikitpun menyerah. Sampai Hayi akhirnya mengangguk setuju dan berkata iya, mereka pun kemudian sepakat untuk pergi bersama-sama.
Dering diponsel Hayi berbunyi, membuat dirinya harus beranjak dari ranjang empuk itu.
~
"Hallo? ada apa Hong?"
Rupanya panggilan telepon itu dari Joon Hong.
"Gak ada apa-apa sih, gue cuma mau nelepon lo aja"
Lelaki itu meninggalkan tawa kecil diakhir kalimatnya.
"—by the way, gimana kabar lo Hay?"
Hayi menimpali tawa Joon Hong dengan sebuah senyuman –yang tentu saja tidak dapat lelaki itu gambarkan.
"Gue baik, lo sendiri?"
"Gue juga baik"
"..."
"—oh iya, siang ini lo ada ditempat gak? gue mau mampir kesana rencananya, boleh kan?"
Sebenarnya boleh-boleh saja jika Joon Hong ingin datang berkunjung ke Hi-Coll, akan tetapi masalahnya saat ini Hayi masih berada diluar pulau –menikmati liburan singkatnya bersama Hanbin dan teman-temannya yang lain.
"Sorry banget ya Hong, tapi sekarang gue masih ada di Jeju" Lee Hayi meringis kecil merasa tidak enak hati pada lelaki itu. "—gimana kalo lain waktu aja mampirnya? pas gue ada ditempat"
"Oke santai aja, lain waktu juga gak apa-apa" Joon Hong memberi jeda sesaat. "—lo ke Jeju dalam rangka apa nih? Liburan?"
Hayi membalas gurauan itu dengan sebuah tawa ringan. Lalu mengiyakannya kemudian.
Sampai pada akhirnya Hanbin datang secara tiba-tiba dan langsung memeluk Hayi dari arah belakang, membuat pembicaraannya dengan Joon Hong ditelepon saat itu mau tak mau harus segera ia sudahi.
.
Hayi meminta Hanbin untuk tetap tinggal didalam mobil selagi ia membeli obat –seperti biasanya. Saat memasuki apotek, wanita bertubuh mungil itu langsung disambut ramah oleh apoteker wanita yang berjaga disana.
"Ada yang bisa saya bantu?"
Tanya apoteker itu.
Dengan senyum tipis Hayi lalu menyampaikan tujuannya datang ketempat ini.
"—baik, ditunggu sebentar"
Hayi mengangguk, namun bersamaan dengan itu tersirat pula kebimbangan diwajahnya. Seolah ia masih ingin menahan sang apoteker tadi ditempatnya untuk satu alasan.
"—apa ada lagi yang dibutuhkan?"
Ada gesture tak biasa yang dapat apoteker itu tangkap dari Hayi.
"Iya" jawab wanita itu pelan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"—sepertinya ada hal lain yang perlu saya beli juga~" jelasnya kemudian.
.
Selama perjalanan menuju restoran –tempat dimana Hanbin dan kliennya membuat janji, Hayi terlihat lebih banyak diam. Memang pada dasarnya Hayi bukan tipe orang yang banyak berbicara, hanya saja diamnya kali ini terasa cukup kentara jika dibandingkan dengan diamnya dihari-hari biasa.
Sebenarnya bukan tanpa sebab Hayi jadi sering melamun juga akhir-akhir ini. Ia menjadi seperti itu karena memang ada sesuatu yang tengah ia pikirkan. Seringkali timbul pertanyaan 'bagaimana jika?' dikepalanya belakangan ini. Entah untuk alasan apa, Hayi juga belum bisa memastikannya.
"Kamu lagi mikirin apa sih?"
Suara berat Hanbin terdengar ditelinganya, menyadarkan Hayi bahwa sejak tadi ia telah hanyut dalam pikirannya sendiri.
.
Hayi tidak menyangka kalau klien Hanbin yang akan mereka temui itu adalah seorang gadis muda berparas cantik. Karena sejak awal yang ada dipikiran Hayi adalah gambaran pria paruh baya dengan perut buncit dan dasi sempit. Siapa sangka kalau ia akan diperkenalkan dengan gadis muda yang kini tengah berada dihadapannya tersebut.
"By the way, ini siapa?"
Melihat reaksi gadis muda itu, dapat Hayi tebak kalau kehadirannya pada jamuan makan siang ini bukanlah sesuatu yang dia harapkan. Dan lagi, sepertinya Hanbin juga tidak mengatakan apapun sebelumnya pada gadis itu ketika ia mengambil keputusan untuk mengajak Hayi bergabung bersama mereka.
Membaca situasi ini Hayi pun akhirnya berinisiatif untuk memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. Namun, sebelum ia sempat menyelesaikan ucapannya, Hanbin sudah lebih dulu menyela perkataan kekasihnya itu dengan satu kalimat singkat yang seketika membuat gadis muda dihadapan mereka diam membatu.