Chapter 3

166 15 9
                                    

.

.

Hayi melempar asal tasnya keatas sofa hingga membuat sebagian isinya berhamburan keluar. Bergegas masuk kedalam kamar mandi, wanita itu lantas segera membersihkan diri. Hujan deras yang turun malam itu membuat bajunya basah saat ia keluar dari taksi.

~

Berguyur dibawah pancuran air hangat, Hayi mulai memejamkan kedua matanya. Tanpa sadar ia jadi teringat kembali tentang ucapannya ke Hannah di café siang tadi.

'...Kalo pacar lo udah memutuskan buat nikahin lo, itu artinya dia udah serius sama hubungan kalian...'

Koo June yang Hayi tau baru menjalin hubungan dengan Hannah selama tiga tahun saja sudah begitu berani untuk menikahi wanita itu. Lantas bagaimana dengan Hanbin yang sudah ia beri kepercayaan selama lima tahun terakhir? Sungguh sangat disayangkan, lelaki itu bahkan selalu menghindar saat Hayi mulai membahas seputar pernikahan.

Miris sekali.

.

Tepat pukul tujuh saat Hanbin tiba di apartment. Ia melihat tas Hayi sudah berada disofa kala itu. Dengan keadaan yang sedikit berantakan dan basah, ia yakin kalau Hayi pasti kehujanan tadi. Berniat untuk memindahkan tas tersebut kedalam kamar, Hanbin justru menemukan sebuah undangan pernikahan yang tergeletak tak jauh dari tas Hayi. Ia menduga, kalau undangan tersebut juga ikut keluar dari tas wanita itu bersamaan dengan barang-barangnya yang lain.

'June & Hannah'

Ejanya pelan. Nama Hannah tidak asing ditelinga Hanbin, karena ia memang mengenal wanita itu sebagai teman baik Hayi. Rupanya dia akan segera menikah?

.

Hayi yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi seketika dibuat terkejut oleh kehadiran Hanbin dihadapannya. Lelaki itu langsung menyergapnya dengan sebuah pelukan dan sesekali menciumi bibirnya.

"Kamu wangi banget sih"

Kini bibir tebal Hanbin sudah turun menjamah lekukan leher Hayi, yang jelas saja membuat wanita itu melenguh halus dan memohon agar Hanbin melepaskannya.

"Bin..."

"..."

"-kamu mandi dulu sana!"

Cumbuan itu terhenti dan Hanbin tersenyum kecil sambil menatap mata Hayi. Melihat wajah wanita itu yang sudah memerah membuatnya semakin tidak bisa menahan diri.

"Tapi aku laper"

Hayi membalas tatap sayu itu dengan wajah serius.

"Emangnya kamu belum makan malem?"

"Belum"

"Ya udah, makan dulu kalo gitu. Kamu mau makan apa?"

Hanbin mendekatkan wajahnya sekali lagi. Menggoda Hayi kemudian dengan mengatakan kalau dirinya ingin memakan wanita itu saja malam ini.

.

Akhirnya setelah mendapat pukulan dari Hayi, Hanbin memilih untuk mandi terlebih dulu. Ia pun juga berkata kalau sebenarnya ia sudah makan tadi bersama Bobby sebelum mereka pulang dari kantor.

Saat Hanbin hendak berganti pakaian, tiba-tiba saja ponsel Hayi berbunyi. Karena sang pemilik sedang berada di pantry saat ini, Hanbin pun berinisiatif untuk menerima panggilan tersebut yang rupanya dari Ibunda Hayi.

"Hayi?"

"Hayi-nya lagi di pantry, Mah"

"Oh ini Hanbin?"

HOLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang