.
.
Hanbin membuka pintu kamarnya dengan sangat hati-hati. Waktu telah menunjukan pukul setengah dua dini hari saat ia turun dari mobil beberapa saat yang lalu, jadi ia yakin sekali kalau kekasihnya pasti sudah tertidur saat ini.
Pria itu berjalan menuju ranjang sambil mengendurkan dasi yang melilit dilehernya. Melihat Hayi yang tengah tertidur dengan tenang membuatnya tersenyum kecil. Bagi Hanbin inilah pelepas penat yang sesungguhnya.
Mengambil tempat pada sisi ranjang yang kosong, Hanbin seketika merebahkan tubuhnya disana. Memeluk Hayi dari belakang lalu menciumi tengkuk wanita itu dengan lembut.
Hayi memberi pergerakan saat ia rasa nafas Hanbin yang hangat mulai sedikit mengusik acara tidurnya. Wanita mungil itu lantas membuka matanya perlahan-lahan dan membalikan tubuhnya kemudian.
Dapat ia lihat wajah lelah Hanbin yang tersenyum tulus disana. Lelaki itu pun seketika mengecup bibir Hayi satu kali sebagai obat penawarnya.
"Kamu baru pulang?"
Suara serak Hayi terdengar sangat menggoda ditelinga Hanbin. Juga wanita itu yang menggeliat kecil didalam pelukannya membuat fikiran liar dikepala CEO 131 Tower tersebut jadi berlarian kemana-mana.
"Iya"
"Ganti baju dulu sana"
Hanbin mengangguk, namun tangannya masih enggan melepaskan pinggang Hayi.
"-Bin..."
"Aku masih mau peluk kamu sebentar lagi"
Meninggalkan satu ciuman lembut diakhir kalimatnya, lelaki itu pun lantas melumat kembali bibir merah muda milik sang kekasih.
.
Hanbin yang sudah berganti pakaian kembali berbaring disamping Hayi dan memeluk wanita itu. Membuat Hayi yang tadinya sudah memejamkan matanya -lagi, kini jadi tersadar kembali.
"Kamu mandi?"
Tanya Hayi saat ia merasakan tubuh Hanbin yang bersentuhan dengannya menjadi lebih dingin dari sebelumnya.
"Iya. Gerah banget soalnya. Kalo gini kan jadi seger"
Hayi lalu mengecup leher Hanbin sambil tersenyum.
"Kamu wangi banget ~aku suka"
Membalasnya, Hanbin pun lantas memberikan satu kecupan didahi wanita itu.
Mereka memang sudah tak terbilang remaja lagi, namun begitu mereka masih sangat menikmati saat-saat ketika mereka bisa saling menggoda seperti ini.
Hanbin menarik selimut tebal itu untuk menutupi tubuh Hayi. Malam ini cukup dingin, tapi mengapa wanitanya malah memakai pakaian tidur yang sangat minim.
"Hay?"
"Hm?"
"Aku mau ngasih tau kamu sesuatu"
"Apa?"
"Kamu tau kan kalo aku lagi ngerjain proyek baru sekarang. Mungkin kedepannya aku bakal sering pulang telat karena harus lembur buat ngurus design bangunan dan yang lainnya. Kamu gak masalah kan soal itu?"
Hayi menaikan arah pandangnya, menatap tepat kemata Hanbin kali ini. Wajahnya datar, namun sesaat kemudian segaris senyum terukir dibibirnya.
"Itu pekerjaan kamu. Selama kamu seneng ngejalaninnya, aku gak akan mempermasalahkan hal itu kok. Yang penting kamu bisa jaga kesehatan, jangan sampe sakit karena kecapean"
Hanbin tertawa renyah.
"Iya, aku janji akan jaga kesehatan"
Pelukan diantara keduanya mengerat. Hanbin sangat bersyukur ia memiliki Hayi disini.
"Emangnya proyek kali ini untuk pembangunan apa sih?"
"Hotel bintang lima di Jeju"
"Jeju?"
Cicit Hayi.
"Iya, di Jeju"
"..."
"-makanya nanti kalo semua udah deal dan pembangunan juga udah mulai berjalan, kemungkinan besar aku bakal sering bolak-balik ke Jeju buat ngontrol"
"Apa gak capek kalo kamu harus bolak-balik gitu?"
Hayi sedikit mengendurkan pelukannya. Ada gurat kegelisahan yang bisa Hanbin tangkap dari raut wajahnya yang seketika berubah.
"Terus kamu maunya aku gimana? stay aja disana?"
"Ya gak gitu juga!"
Hanbin berusaha menahan tawanya.
"Hayi, aku cuma ngontrol aja kesana, jadi aku rasa satu hari dalam seminggu juga udah cukup. Bobby sama Bang Jinhwan yang akan stay disana selama masa pembangunan, aku percayain sisanya sama mereka"
"..."
"-lagian aku ini kan CEO, mana boleh ninggalin kursi diperusahaan lama-lama?"
Agak sombong kedengarannya, tapi memang begitulah fakta yang ada. Hayi sendiri pun tidak bisa memungkiri kenyataan tersebut.
Mengakhiri perbincangan pada dini hari itu dengan persetujuan Hayi, Hanbin merasa kalau sudah saatnya mereka untuk kembali tidur sekarang. Mata dan tubuhnya sudah sama-sama lelah, jadi ia juga akan membiarkan Hayi tertidur dengan tenang malam ini.
Hanbin mengambil posisi tidur yang lebih rendah dari Hayi, membuatnya terpejam dengan nyaman didalam dekapan dada wanita itu. Rasanya hangat sekali, apalagi saat ujung hidung besar Hanbin menyentuh kedua gundukan milik Hayi yang hanya tertutupi oleh selembar kain tipis. Jika saja tubuhnya tidak selelah ini, mungkin Hanbin sudah tergoda untuk menyesap kenikmatan yang Hayi tawarkan didepan matanya.
.
.
Holo ^^
kita udah masuk ke chapter 5 nih huhuy, gimana sejauh ini? jantung kalian masih aman kan??
(͡° ͜ʖ ͡°)
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLO [END]
ChickLit"Saat kau tak lagi ragu, maka genggamlah tanganku dan ikat aku" -Lee Hayi ... "Jika saja ikatan itu tak terlalu tabu, mungkin aku akan berhenti meragu" -Kim Hanbin . . . ❤ BiHi Story ❤ [Telah selesai pada tgl 10/06/22]