Gimana kalau kamu itu menjadi pelabuhan terakhir untuk seorang Yuta? Menjadi suamimu serta menjadi ayah dari anak-anakmu kelak nanti.
Ini cerita tentang kamu dan suamimu Nakamoto Yuta. Cerita dari awal bagaimana kalian bertemu dan akhirnya saling j...
SELAMAT SIANG, SELAMAT MALAM MINGGU BUNDA RATU 💚❤️
Gimana kabarnya? Sehat?
Sesuai dengan judulnya, ini baru bagian I, Ada bagian II lagi next part lanjutan dari part ini.
Update kapan part II? Kalau udah tembus komentarnya 🤣
Oke, sebelum baca untuk isi absensinya dulu biar suami kalau nyariin gampang. Terima kasih ❤️💚
HAPPY READING 💚❤️
🌀🌀🌀
Yuta tetap Yuta yang enggak mungkin membiarkan ratunya Teknik bisa pergi dengan mudah begitu aja padahal nanti mau menikah, jelas enggak dong.
Ya gapapa silahkan pergi, habis itu ya balik lagi.
Lagian ngapain sih jauh-jauhan sama suami?
Mending deketan aja gitu, biar enak 'kan kalau ada apa-apa dan minta sesuatu 🌝
Minta duit buat cek out keranjang gitu misalnya.
Misalnya ya, contoh sederhananya begitu. Tapi untuk contoh lainnya sih enggak tahu juga gimana.
Yuta enggak mikir nanti kira-kira istrinya bakalan marah atau enggak, ngamuk atau kaga. Bodo amat, bagi Yuta sih satu hal. Istrinya balik, habis itu persiapan buat menikah, sudah beres.
Sederhana, simple, enggak muluk-muluk. Kerja bareng sama suami, bisa bermanja ria sama sang istri.
Tapi baru ketemu lagi setelah kepulanganmu dari Sumba justru malah...
"Monyet! Badak Cula! Bekantan! Lo kalau mau ada apa-apa itu harusnya bilang ke gue dulu biar enggak mendadak!" pekikmu.
"Loh apanya yang mendadak? Tahu bulat kali ah mendadak. Orang udah gue kasih jatah waktu satu minggu juga. Kurang apa lagi gue?" balas Yuta.
"Kurang sopan dan santun aja sih. Terus ini rumah siapa? Rumah lo?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Rumah kitalah."
"Gue enggak pernah merasa beli rumah, Yut."
"Rumah kita, kerajaan kita, masa iya raja dan ratu enggak punya kerajaan. Harus ada dong."