Jangan Lupa Vote dan Komen Bestiee😍
Nathan berdiri sembari menikmati udara malam yang menusuk permukaan kulitnya, menatap keluar jendela sembari menyeruput secangkir kopi hitam, favoritnya.
"Leon!"
Pria yang namanya disebut itu langsung masuk kedalam kamar, membuat Nathan memutar tubuhnya hingga menghadap kearah asisten pribadinya itu.
"Ya Tuan!"
"Dimana Kanira?"
"Nona sedang bicara dengan Nyonya besar di kamar sebelah,"
Nathan mengangguk, kemudian melangkah mendekati Leon, memberikan cangkir miliknya yang sudah tandas, kemudian menepuk pundak pria tersebut dengan pelan.
"Istirahatlah! Karena besok kau punya tugas besar!"
Leon mengangguk patuh, "Baik Tuan! Kalau begitu saya permisi!"
Setelah kepergian Leon, Nathan memilih melangkah keluar kamar menuju kamar tamu yang saat ini ditempat oleh Sania yang terlihat tengah berbicara dengan Kanira yang tertidur diatas paha wanita paruh bayah itu sebagai bantalnya.
"Ibu!"
Sania menoleh menatap kearah pintu tepat dimana Nathan berdiri, begitupun dengan Kanira yang langsung bangkit dari tidurnya.
"Ada apa Nathan?"
Pria itu menggeleng, "Aku hanya ingin menjemput istriku untuk malam pertama!"
Semburat merah muncul dipipi Kanira yang sukses membuat gadis itu menunduk malu, sedangkan Sania langsung melempar bantal kearah putra sulungnya itu.
"Dasar! Kau tidak lihat, Ibu sedang bicara dengan istrimu?!"
Nathan menggeleng, "Tidak Ibu! Kanira itu penting bagiku, dan untuk Ibu Kanira pasti tidak penting!"
"Jaga ucapan mu Nathan?! Jika tidak Ibu akan memukulmu nanti?!"
Pria itu memilih mengacuhkan Ibunya dan berjalan mendekati Kanira yang masih betah menundukkan kepalanya, namun gadis itu sadar kalau Nathan sedang berjalan mendekatinya.
"Ayo honey!" ajak Nathan sembari mengulurkan tangannya, namun malah pukulan yang dilayangkan Sania menyambut tangan kekar pria itu.
"Ibu bilang sebentar?! Kamu ini bandel yah!!"
Nathan memutar bola mata malas, ia tidak bisa begini jika harus mengalah ia tidak akan pernah membawa Kanira masuk kedalam kamarnya.
"Tidak Ibu! Aku harus membawa Kanira!" Pria itu langsung mengangkat tubuh Kanira membuat Sania ikut bangkit, menatap punggung putranya yang sudah menghilang dibalik pintu kamar.
•••
Nathan langsung melempar tubuh Kanira keatas kasur, membuat wanita itu merintih kesakitan.
"Jika tidak bisa menurunkan dengan baik, jangan mengangkat ku seperti itu!!"
Pria itu berjalan mendekati Kanira yang terlihat mengusap punggungnya yang terasa berdeyut sakit. Kanira menyadari itu langsung mendongakkan kepalanya bertepatan dengan bibir Nathan yang menyentuh permukaan kulit keningnya.
"Tidurlah," ucap Nathan yang kemudian beranjak pergi meninggalkan Kanira sendiri didalam kamar.
Wanita itu langsung menundukkan kepalanya malu, saat pertama kalinya Nathan mencium dirinya, dan yah itu ciuman pertama kali dari seorang laki laki kepadanya.
"Jika aku kembali dan kau belum tidur, maka siap siap kita lakukan malam pertama untuk yang kedua kalinya!"
Kanira bersikedap saat pintu ditutup rapat oleh Nathan yang membuat wanita muda itu langsung mengacak rambutnya kasar. Ia sangat bingung dengan sikap Nathan, terkadang pria itu sangat baik dan juga bisa menjadi sosok yang sangat memaksa.
"Akk!! Nathan sialan!!"
Disisi lain Nathan kini tengah berkutat dengan berkas berkas kantor yang menumpuk, meski selalu ia kerjakan, namun entah mengapa selalu saja menumpuk, tapi semuanya tidak bisa dipungkiri. Tumpukan berkas itulah yang menghasilkan kekayaan untuk seorang Nathan hingga berhasil menempati pria termuda yang memiliki kekayaannya fantastik.
"Permisi Tuan," Leon mengetuk pelan permukaan pintu ruang kerja milik Nathan.
"Masuk!"
Leon melangkah masuk kedalam ruangan tersebut, disambut dengan Nathan yang terlihat begitu sibuk menatap laptop yang berada diatas meja berbahan kaca itu.
"Tuan, malam ini Jeniffer ingin bertemu anda Tuan!"
Nathan mendongak menatap sekertarisnya dengan tajam, membuat Leon langsung menunduk takut.
"Maaf Tuan, tapi wanita itu sangat memaksa hingga mengancam akan bunuh diri, jika tidak bertemu dengan anda!"
"Aku tidak peduli! Dia ingin mati silahkan! Dan yah jika dia menghubungimu lagi maka selanjutnya bilang padanya jangan pernah menghubungi ku!"
Leon mengangguk paham, "Baik Tuan, kalau begitu saya permisi!"
"Pergilah, kau lagi lagi menghancurkan konsentrasi ku!"
Pria tersebut menyugar rambutnta kebelakang, amarahnya lagi lagi memuncak saat mendengar nama Jeniffer, wanita gila yang selalu saja mengejar cintanya, padahal sudah beberapa kali Nathan mempermalukan wanita itu tapi tetap saja terus mengejarnya hingga saat ini.
"Tidak bisa begini!" ucap Nathan sembari beranjak pergi dari ruangan itu dan memilih kembali kedalam kamar.
Nathan membuka pintu kamar dengan pelan, disana ia sudah disuguhkan pemandangan Kanira tertidur pulas diatas kasur sembari memeluk guling.
"Sudah tidur ternyata," gumam Nathan sembari menepuk pelan pipi Kanira yang sama sekali tak terganggu dengan kehadirannya.
Pria itu memilih tidur disebuah sofa yang tak jauh dari kasur, menatap wajah damai Kanira dari jauh. Ia sudah memikirkan bahwa tidak akan menyentuh wanita itu sebelum hal yang ja pikirkan benar.
"Apakah kau benar hamil?"
Yang mau update cepetan
Harus spam buah 🧅🧅🧅🧅🧅🧅 apel dulu xixixixixixDada bestie 👁👄👁
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Dengan Tuan Muda (TERBIT)
Teen Fiction(FOLLOW MAKCE DULU YAHH🖤) Apa jadinya seorang pelanyan harus menikah dengan Tuannya sendiri, bahkan keduanya tidak pernah saling menegur ataupun bicara satu sama lain, namun karena suatu alasan yang mendesak membuat keduanya mau tak mau menjalani...