Bab 7 - Kembali Sekolah

37 4 0
                                    

Hari senin adalah hari yang paling menyebalkan bagi Adis. Pasalnya ia kelupaan tidak membawa buku pelajaran Matematika. Alhasil, ia dihukum oleh guru untuk berdiri di depan kelas selama satu jam pelajaran.

Saat ini guru tengah memberikan penjelasan, tiba-tiba ada salah satu murid yang mengangkat tangannya di udara.

"Pak.." panggilnya.

Tentunya sang guru berhenti dari kegiatannya dan melihat siapa yang memanggil.

"Kenan, ada apa?" Tanyanya.

Kenan sudah lelah berada dalam rumah sakit sekitar satu minggu. Hari ini, hari pertama Kenan masuk setelah seminggu izin. Dokter masih melarangnya untuk melakukan banyak aktivitas termasuk sekolah, tapi Kenan anak yang mungkin bisa dikatakan kepala batu.

"Saya izin ke toilet sebentar, Pak."

Setelah mendapat anggukan dari guru, Kenan langsung berjalan menuju kantin. Toilet adalah dalih saja, supaya ia bisa pergi keluar kelas.

Kenan membeli air mineral dingin dan kembali menuju kelas.

"Nih." Kenan menyodorkan air mineral yang tadi ia beli di kantin.

Adis kaget melihat Kenan ada ikut bersamanya sekarang, "Kenan? Ngapain kamu kesini?"

"Lo buta? Gw kesini ngasih lo minum."

Adis mengelengkan kepalanya heran dan tak lupa ia berterimakasih kepada Kenan, "Terima kasih."

Entah senang atau sedih saat ini yang dirasakan Aidis. Soal ingatan Kenan, sampai saat ini ia masih belum bisa mengingat tentang ingatannya yang dulu.

"Sana kamu masuk lagi ke kelas, nanti kena marah sama Pak Harjo." Titah Adis.

Dengan wajah datar, Kenan melangkahkan kakinya masuk ke kelas. Sedangkan Adis, tersenyum simpul sambil menatap air mineral yang ia pegang.

satu jam pelajaran telah usai, kaki Adis rasanya seperti tersengat banyak semut. Sampai tak sengaja ia menabrak Kenan yang hendak keluar kelas.

Kejadian itu, tak luput dari pandangan teman-temannya.

"Cie...."

"Cie..."

"Cie..."

sorakan dari teman sekelas Adis, membuat mereka berdua sama-sama tersipu. Kenan yang merasa malu, tiba-tiba mendorong badan Adis. Alhasil, Adis terjatuh ke lantai hingga ia mengeluh, "Aduuuh..."

"Sorry" kemudian Kenan berlalu ninggalin Adis yang masih tersungkur di lantai.

Adis begitu kesal dengan Kenan. Sampai ia punya ide cemerlang. Ia meluruskan kakinya ke depan dan membuat Kenan tersandung.

Tak lama, Kenan ikut tersungkur ke lantai seperti Adis.

"Bwhaaaahahaaaaa...." Tawa Adis begitu kencang dan disusul pula oleh beberapa siswa yang ada disekitar kelas.

"Njir, malu banget gw" keluh Kenan.

Ia melihat sinis Adis yang sedang tertawa dan menahan air mata.

Tatapan itu membuat yang tertawa berhenti kecuali Adis. Bagi Adis tatapan itu adalah tatapan yang sangat lucu.

Kenan berlalu dan pergi entah kemana. Adis merasa bersalah dengan Kenan. Akhirnya ia membuntuti Kenan secara diam-diam.

Kenan menuju ke taman sekolah, ia duduk termenung sambil memijit kepalanya yang sedikit pusing.

Adis yang melihat itu merasa cemas, hingga akhirnya ia menghampiri Kenan, "Kamu sakit? Aku minta maaf ya.."

Kenan hanya menatap wajah Adis sekilas tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Adis memberanikan diri untuk duduk di samping Kenan dengan jarak yang lumayan jauh. Mereka sama-sama duduk diujung bangku taman.

"Kenapa lo gak takut sama gw?" Tanya Kenan.

"Hah?"

"Bolot" umpat Kenan.

"Ih, aku denger ya" keluh Adis.

"Ya ya ya ya... Jadi?"

"Jadi apanya?"

"Jadi pacar gw"

"......."

Kenan melihat Adis yang tengah menunduk.

"Gw becanda. Jadi lo gak perlu baper gitu" jelas Kenan.

Adis akhirnya tersenyum puas. Senyuman itu..

"Lo boleh pergi"

Hilang.

Ya, senyum yang sebelumnya hangat dan tulus dari Adis, kini hilang seketika.

"Maaf.."

"Hmm"

Adis melenggang pergi dengan sedikit membawa perih dihatinya.

Husna yang melihat sahabatnya datang dengan muka seperti itu, ia langsung bertanya-tanya dalam otaknya.

"Dis, kamu kenapa? Hey.." tanyanya saat Adis sudah duduk disampingnya.

"Kok sakit ya, Na" keluhnya sambil memegang dada kirinya.

"Apanya? Aku panggilin Kak Adit aja ya.." dengan panik Husna berdiri dan bersiap pergi ke kelas Adit.

"Jangan, Na. Nanti akan jadi masalah besar kalau Kak Adit tau masalah ini" jawab Adis.

Husna kian tambah bingung. Ia tak bisa mencerna Kalimat Adis dengan baik, karena pikirannya sudah kemana-mana.

"Apa ini ada hubungannya sama Kenan?"

Adis mengangguk.

Kali ini dugaan Husna tidak meleset, "Kenan jahatin kamu? Atau gimana? Mana yang sakit?"

Lagi-lagi Adis memegang dada sebelah kirinya. Apa yang terjadi?..

Ternyata interaksi Adis dan Husna disaksikan oleh seseorang dengan diam-diam. Seseorang itu mengepalkan jemarinya dengan kuat dan tatapannya seperti binatang buas yang akan memangsa santapannya.

Sedangkan kenan meratapi nasibnya yang hampir mati karena ulah Adis.

"Dis, senyum lo bener-bener buat jiwa gw gak waras. Sorry.. Gw takut bakal hilang akal kalau liat senyum lo"

"Brengsek lo.. "

Bugh...
.
.
.
.
.
.
.
.

Senyummu (Adistya) adalah hidupku~

-Kenan Immanuel.

.
.
.
.
.
See u next part ygy...

Maaf lama update-nya..

Semoga di liburan semester ini, aku bisa sering-sering update Kenan untuk nemenin kalian♥️.

Salam hangat dari aku untuk kalian semua yang membaca♥️.. kalian juga bisa follow ig aku ya.. @iztrfh dan akun wp ku Zakia_17

KENAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang