Bab 4 - Roti Malam

61 7 0
                                    

Malam ini, jam menunjukkan pukul 18.30 WIB. Adit diperintah menemani Adis oleh sang Abi untuk pergi ke minimarket.

"Dek, nanti belanjanya jangan lama-lama. Kakak mau ngerjain tugas sama Ochad" kata Adit.

Adis yang baru saja turun dari motor, langsung menjawab perkataan Adit dengan sinis.

"Iya-iya bawel."

Adis masuk kedalam minimarket denagn wajah manyun. Ia mengambil keranjang warna biru dan kakinya melangkah mengelilingi rak-rak yang terdapat banyak produk.

kakinya berhenti tepat didepan rak yang ada produk kebutuhan perempuan yang sedang datang bulan.

Banyak pasang mata yang menatapnya aneh dan sebagaian ada yang menahan tawanya. Adis benar-benar risih dan geram.

"Kenapa sih ini orang-orang?" Monolognya.

Dari mulai hijab pashmina coklat, sweeter coklat, dan celana kulot putih, Adis teliti apakah ada yang salah.

Setelah dirasa baik-baik saja, ia kembali melanjutkan aktifitas belanjanya.

Sampai tiba-tiba...

"Nih pakek jaket gue" seseorang menyodorkan jaket hitam kepada Adis.

"Kenan, ngapain disini?" Tanya Adis.

Adis menengok sana-sini untuk melihat kakaknya diluar.

"Itu pertanyaan konyol, Adis" jawab Kenan.

"Ya siapa tau kamu ikutin aku kan ke sini" kata Adis.

Adis yang lagi mode malas berdebat, akhirnya pun berlalu mengambil pembalut secara asal.

Kenan yang melihatnya pun tertawa simpul.

Adis berlalu dari hadapan Kenan, namun Kenan menarik pelan hijab yang dikenakan Adis.

"Ih Kenan apaan sih? Jangan tatik-tarik dong. Nanti kan lepas" keluh Adis.

"Gue minta lo pakek ini jaket, Adis. Lo gak malu? Dilihatin orang-orang karena darah datang bulan lo tembus"

"Hah!! Apa!" Pekiknya.

Penjelasan Kenan membuat Adis kaget dan membelakkan kedua matanya.

Ia melihat kebelakang dan melihat celana putihnya ada bercak darah menstruasi.

Adis mengambil paksa jaket yang ada di tangan Kenan. Kemudian ia memakainya untuk menutupi darah yang tembus ke celana kulotnya.

Adis benar-benar malu mengalami kejadian seperti ini ditempat umum. Yang ia inginkan saat ini ialah ingin cepat-cepat pulang.

Saat Adis sudah berlari menuju kasir, dan meninggalkan Kenan yang masih tertawa terbahak-bahak.

Adis membayar belanjaannya dan langsung naik di motor yang ditumpangi Adit.

"Eh eh eh.. Itu jaket siapa? Tadi masuk bajunya gak gitu" komentar Adit karena melihat keanehan dari kembarannya.

"Diem aja deh Kak gak usah tanya-tanya. Sekarang cepetan ayo pulang" Adit yang tidak ingin mati malam ini, akhirnya ia melajukan motornya untuk pulang.

Sesampainya dirumah, Adis langsung masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamar secara keras. Samapi abi dan ummanya kaget.

"Itu Adekmu kenapa lagi?" Tanya Amar.

Adit hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Abinya.

Adis masuk ke kamar mandi, hendak memakai pembalut dan berganti pakaian. Saat ia mengambil pembalut yang tadi dibeli, kedua matanya membelak kaget.

"Astaghfirullahalazim.. Kenapa pakek salah beli sih. Gara-gara ada Kenan ini. Jadi gugup sendiri kan tadi" keluhannya.

Pasalnya yang ia beli pembalut pendek. Padahal niatnya pergi ke minimarket untuk membeli pembalut yang panjang.

Hari ini Adis benar-benar merasa sial.

Ting.

Ia melihat ponsel di atas nakas yang berbunyi.

Dan mendapati pesan dari nomor baru.

+62 821-1708-2105

Keluar gih.

Gue di depan rumah lo.

Siapa?

Kenan.

Cepet keluar.

Eh, jgn aneh-aneh deh.

Kamu ngapain?

Nanti ketahuan sama Abi.

Gue bawain lo roti malam.

Roti malam?

Apaan?

Iy.

Mau tak mau Adis harus keluar. Ia masih dengan penampilan yang sama.

Saat ia turun, benar saja ada Abi dan Ummanya yang temgah menonton televisi.

"Mau kemana lagi, Dek?" Tanya Umma Hazel.

"Itu Umma, emm.. mm.. Itu anu ada goj*k. Adek pesen barang" Setelah mengatakan itu, Adis langsung melesatkan kakinya keluar rumah.

Ia mendapati seseorang laki-laki dengan postur tegap di atas motor ninja hitam dan mengenakan helm hitam pula.

"Kamu ngapain sih, Ken?" Tanya Adis.

"Nih"

Kenan menyodorkan bingkisan yang dibalut kresek minimarket.

Adis menerimanya secara brutal dan melihat isi kresek tersebut.

Dan isinya adalah pembalut yang ia akan beli di minimarket, namun malah salah.

"Apasih Ken, malu-maluin tau gak" kesel Adis karena malu.

"Gue tau lo butuh roti malam itu kan? Sans ajalah sama gue gak usah malu. Kaya sama siapa aja" ejek kenan.

"Sudahlah! Aku masuk dulu" pungkas Adis.

Ia meninggalkan Kenan yang menahan tawanya.

"MAKASIHH...!!" Teriak Kenan.

"IYA SAMA-SAMA" balas Adis tak kalah keras dari suara Kenan.

Kenan melihat langit temaram yang sendu tanpa bintang dan sepertinya akan turun hujan. Selanjutnya ia menatap jendela kamar yang lampunya masih menyala terang dan kemudian tersenyum simpul.

"Night Adis" Lirihnya.

Kemudian Kenan melajukan motornya menjauh dari kediaman Adis.

.
.
.
.
.
.
.
Hay, kita jumpa lagi ya😌..

Maaf bgt ya kalau aku up nya lama🙏..

Semoga kalian suka sama karya aku yang ini..

Jangan lupa vote, komen, share ya🤍🤍..

See you next part ya😍..

KENAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang