"Semakin hari, rasaku padamu kian bermetamorfosa menjadi cinta"
~ilma zakia
Kenan.
.
.
.
.Pagi ini Adis sudah kembali ke rutinitas seperti biasanya. Di pagi hari, ia berangkat sekolah diantar oleh Adit. Penjagaan Adis dua kali lipat lebih ketat dari biasanya.
Peringatan dari orang tua Adis tak juga dihiraukan oleh Kenan. Dalam jangkauan jauh, Kenan menyewa mata-mata yang sudah ditugaskan untuk melaporkan setiap pergerakan Adis di sekolah. Ia akan melakukan segala cara untuk membuat gadisnya selamat dari apapun.
Meskipun ia bukan Tuhan, tapi ia selalu berusaha akan tetap jadi seorang yang menjaganya.
Hari ini adalah hari terakhir masa skors Kenan, Adit, dan Rosyad.
Jika Adit dan Rosyad menghabiskan masa skors di kantor untuk kerja, lain halnya dengan Kenan. Ia sering pergi balapan dan biasanya juga berkelahi di ring. Kenan ingat betul uang 50 juta yang ia menangkan saat balap motor dengan Valdi masih ia simpan.
Sampai ia ingat harus berbuat apa hari ini.
Ia turun dengan tampilan rapi. Tujuan pertamanya hari ini adalah toko kue milik bundanya Elfariki.
Mengendarai motor besar berwarna hitam dan helm yang senada. Ceritanya, kenan emang cowok mamba dari orok. Jangankan motor dan helmnya. Hampir semua baju kenan berwarna hitam. Yang jadi pembeda hanya pada coraknya saja.
Kecepatan yang sedang membuatnya bisa menikmati jalanan yang sedikit lenggang.
Sekitar 17 menit ia habiskan untuk mengendarai motornya. Sesampainya ia di toko, disambut hangat oleh karyawan toko.
"Pagi menjelang siang, Mas Kenan." Sapa Dewi, salah satu karyawati.
"Pagi.." Jawabnya.
"Mas Kenan mau nyari bunda? Atau nyari Mas El?"
"El sekolah, Mbak. Bunda juga pasti sibuk ngurus laporan dll. Saya ke sini mau beli kue."
Dewi langsung pergi ketempat yang seharusnya ia tempati. Sambil menunggu Kenan memilih kue, Dewi mengajukan beberapa pertanyaan untuk Kenan.
"Mas Kenan mau ulang tahun? Tumben sekali membeli kue."
"Apakah kue nya dijual hanya untuk yang ulang tahun?" Kenan balik tanya.
"Eh, yaa enggak gitu juga lah, Mas." Jawab Dewi kebingungan.
Tangannya mulai mengambil beberapa kue yang berbeda dengan sesuai arahan Kenan.
"Walaaah, kok banyak sekali ini kuenya, Mas?"
Kenan tak menjawab pertanyaan Dewi dan melanjutkan aktivitas memilah kue yang ia mau.
"Kacang di Pasar Turi sekarang lagi mahal kah, Dim?" Tanya Dewi ke Dimas. Salah satu pegawai toko yang bekerja bersamanya.
"Di Pasar Turi mana ada yang jual kacang sih, Mbak?"
"Ya siapa tahu kan ada, Dim."
Kenan tersenyum simpul mendapati interaksi keduanya.
"Saya mau kasih ke anak panti sebelah, Mbak. Makanya saya beli lumayan banyak." Jelas Kenan.
Dewi hanya ber oh ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAN [END]
RomanceKenan dan Adis berteman sejak di bangku TK, mereka berpisah saat kelulusan Sekolah Dasar. Lalu kembali dipertemukan di satu SMA dan kembali berteman dengan baik. Namun, pertemanan mereka tidaklah murni. Mereka saling menyimpan perasaan sayang dan ci...