Bab 5 - Kecemasan

52 6 0
                                    

Setelah mengantatkan roti malam milik Adis, Kenan pergi ke sebuah jalanan sepi untuk menunggu seseorang.

Tak lama, ia mendapati Leo datang dari arah berlawanan dengan tempatnya berdiri.

Deru motor Leo perlahan hilang dari pendengaran mereka.

"Ck, lama banget si Le" Ketus Kenan.

"Ya lo aja yang kecepetan datengnya gobl*k" Balas Leo.

"Bosen gw dirumah terus. Bokap nyokap juga lagi di Semarang" Keluh Kenan.

"Ya lo kan bisa ajak gw nongkrong dulu gitu. Bukannya malah dipinggir jalan gini kek cabe-cabean judulnya ini"

Pertemanan mereka memang seperti ini. Selalu meributkan hal yang tidak ada faedahnya.

"Udahlah males ngomong gw sama lo. Bagi rokok dong" Todong Kenan pada Leo.

Leo pun memberikan sebatang rokok yang ia keluarkan dari saku jaketnya.

Kenan menyesap rokok yang ada di genggamannya sambil menatap sendu langit yang penuh cahaya bintang.

"Gw seneng banget Le malem ini. Matanya selalu candu buat hidup gw. Sehari gak natap matanya aja gw ga bisa banget. Mata yang sedari kecil gw rindu, saat ini bisa gw nikmatin kembali" Ujar Kenan masih dengan menghisap rokoknya beberapa kali.

"Lo yakin bisa bersatu sama tu cewek?" Tanya Leo.

Kenan menatap sejenak Leo yang juga sedang menatap jalanan kosong dan sepi sambil mengebulkan asap rokok dari mulutnya.

"Kalau Tuhan gak takdirin gw bersatu dengan dia, setidaknya saat ini gw bisa lindungin dia. Selagi Tuhan masih kasih nafas buat gw"

"Lo yakin? Bagaimana jika suatu saat lo lihat dia nikah sama orang lain?" Tanya Leo.

"Gw gak tau soal itu. Tapi gw yakin Tuhan punya rencana baik buat kisah gw sama Adis"

Jam di pergelangan tangan Leo menunjukkan pukul 21.00.

"Udah jam segini. Apa mereka lupa?" Tanya Leo.

Belum Kenan menjawab pertanyaan Leo, ada segerombolan geng motor yang datang.

"Wow.. Ada yang terlalu bersemangat nih.. " Ece salah satu anggota geng motor yang baru saja datang.

"Dateng jam berapa lo? Udah siap kalah?" Ketua geng motor itu menepok keras pundak Kenan.

"Ga usah banyak bacot anj*ng. Gw gak punya banyak waktu buat lama-lama sama lo dan teman-teman sampah lo" Jawab Kenan.

Woy

Anj*ng banget lo

Ban*sat

Begitulah kira-kira teriakan anggota geng motor yang diketuai oleh Valdi Roberto. Valdi merupakan sepupu Kenan. Namun mereka berdua berbeda kubu, sehingga ketidakcocokan mereka membuat kerenggangan.

"Santai Bro. Jangan terburu-buru dong" Kata Valdi.

"Seperti kesepakatan awal. Kalau gw menang lu suruh bokap lo yang sok bijak itu buat bebasin bokap gw dari penjara. Tapi kalau lo menang, uang 50 juta yang gw janjiin bakal jadi milik lo"

"Oke deal!"

Mereka berjabat tangan dan kemudian menyiapkan diri untuk balapan.

Mereka saling beradu pandang sebelum melajukan motor dan balapan.

Saat bendera sudah menyentuh permukaan aspal hitam yang dingin, Kenan langsung menancapkan gas motornya begitupun Valdi.

Mereka saling baradu dijalanan dengan keahlian permainan motor masing-masing. Hanya dengan waktu singkat 10 menit Kenan berhasil mengalahkan Valdi. Kenan menerima 50 juta cash dari Valdi dan sorakan riuh dari penonton semakin membuat dendam Valdi membara didada.

KENAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang