Bab 3 - Tawamu

65 5 0
                                    

"Melihat tawamu kembali adalah mimpi-mimpiku..
Kilatan wajah kecilmu masih selalu berputar bagai roda dalam pikiranku..
Bahkan sampai aku lupa cara mengeluarkan air mata ketika wajahmu mampir dalam diri..
Namun, bayangmu memudar..
Saat kilatan caraku memintamu pada Tuhan dengan menggenggam tangan,
Disana kau asik menengadahkan kedua tanganmu untuk meminta.."

Kenan Imanuel Christian

***

Terlihat banyak siswi-siswi yang berhamburan keluar kelas hanya demi melihat kedatangan Kenan. Kenan masuk di kelas XI IPA 2 sama seperti Adis.

"Aih.. Tampan banget si ya Dis tuh cowok" kagum Husna.

"Biasa aja kali, Na" sinis Adis.

"Mata kamu Katarak apa gimana? Cowok ganteng kek gitu dibilang biasa aja" keluh Husna.

"Aku udah kenal sama dia, jadi menurutku gak tampan-tampan amat. Idolaku mah tetep Abi Amar" bantah Adis.

"Abi Amar udah ada pawangnya. Nah yang ini kan belom" pungkas Husna.

"Oh, sekarang kamu mau jadi pawangnya Kenan gitu? Mau dikemanain Kak Ochadnya? Diambil orang nanti nanges.." ejek Adis.

"Ih bukan gitu Adis... Ya Kak Ochad masih bertengger dihati. Yang tadi bencanda aja kok" Husna kalah talak ketika sudah membawa nama Rosyad.

Adis melangkah duduk kembali ke bangkunya dan pura-pura menulis sesuatu.

Husna ikut duduk di sebelah Adis dan melihat langkah murid baru itu mengarah kearah tempat duduk mereka berdua.

"Dis, doi ke sini Dis" bisik Husna.

Sontak Adis langsung menoleh kearah samping. Dan akhirnya pandangan Adis sama Kenan beradu. debaran demi debaran hinggap diantara keduanya.

Plakk.

"Kok lo tampar gw si Dis?" Keluh Kenan sehabis mendapat tamparan keras dari Adis.

"Ya kamu ngapain lihatin aku kayak tadi? Jijik tau gak" dusta Adis. Padahal ia hanya ingin menyelamatkan jantungnya saja.

Semakin dalam tatapan Kenan, semakin naik pula tingkat kerusakan jantung Adis.

"Ya apa salahnya si gue natap lo?" Tanya Kenan.

"Ingat dosa Kenan" keluh Adis.

Husna yang pusing melihat perdebatan lucu mereka, hanya bisa menghela nafas berat.

"Ya tadi lo nampar gue itu apa namanya? Dosa juga kan?"

"Ya gak dosa dong Kenan markonan" bantah Adis yang tak mau kalah.

"Apa tadi? Adis markudis? Itu tuh tadi namanya DOSA. Karena lo udah KDRT sama gue. Cowok tampan, baik hati, gak sombong, dan tentunya calon suami lo" bantah Kenan dengan semangat kemenangan.

"Suami-suami gundulmu? Shahadat sana" Kenan diam bungkam seripu bahasa. Perbedaan iman membuat Kenan merasa tak berdaya.

Husna yang belum tau fakta tentang Kenan juga ikut kaget.

Guru yang mengajar jam pertama sudah memasuki kelas. Jika guru tak segera masuk, pasti perdebatan 2 orang yang unfaedah itu akan tetap berlanjut.

"Selamat pagi semua! Oh iya kamu"

Kenan yang merasa ditunjuk langsung mengangguk sambil mennunjuk dirinya sendiri. Mengisyaratkan apakah benar ia yang di tunjuk.

"Iya kamu anak baru. Maju kedepan dan perkenalkan dirimu kepada teman-teman"

Setelah itu Kenan pergi kedepan untuk perkenalan.

"Kenalin nama gue Kenan Imanuel Christian. Lo semua bisa panggil gue Kenan. Sekian dan terimakasih" Kenan kembali ke bangku tempatnya duduk.

Tak terasa pelajaran pertama dan kedua sudah selesai. Kini Adis dan Husna sudah berada di kantin sekolah untuk mengisi perut mereka dengan aneka makanan.

"Dek, pesenin sekalian dong buat Kakak sama Ochad" teriak Adit tanpa sopan-sopannya.

Adit memang seperti itu, ia adalah anak yang begiru cerewet. Cerewetnya melebihi Umma dan saudari kembarnya.

"Enak aja! Pesen sendiri sana" balas Adis.

"Udah-udah Dis, biar aku aja yang pesenin mereka. kamu duduk temenin mereka aja" Final Husna.

"Oh ya Kak Adit sama Kak Ochad mau Pesan apa? " Tanya Husna.

"Gak usah Na, kita pesen sendiri aja. Jangan urusin si Adit yang MANJA itu" sindir Ochad dengan menekankan kata manja pada Adit.

"Eh tuh mulutnya Astagfirullah... Belum pernah kesambet parang ya? Perlu digaris bawahi seorang Aditya Sofwan As-Shidiq adalah anak yang rajin ibadah, baik hati, sayang keluarga, gak suka berantem, pokoknya buaik orangnya dan tidak lupa yang paling penting Adit adalah seorang yang TAMVAN" celotehnya.

Adis dan Ochad bersa ingin muntah ditempat saat mendengar definisi sifat Adit yang dibacakan oleh Adit sendiri.

"Hueekkkk...... Aditya Sofwan As-Shidiq, anda sepertinya perlu ngaca" bantah Adis.

"Sorry adikku tercinta, Kakakmu ini sudah memiliki kaca yang besar dan setiap hari sudah berkaca. Kaca pun iri dengan ketampanan kakakmu ini."

"Udah-udah.. sekarang kalian mau pesen apa? biar gue sama Husna yang pesen. keburu masuk nanti" sanggah Ochad.

"Yang biasa aja ya Na, nanti tanya Ochad kalau mau tau makanan kesukaan gue" ucap Adit spontan.

Sontak hal itu menjadikan otak Husna berhenti bekerja. Ochad yang tau maksud dari sahabatnya itu langsung mengajak Husna antri makanan.

Dari arah kejauhan, Kenan melihat interaksi adik dan kakak yang sedang tertawa lepas entah menertawakan apa.

"Ini yang paling gue rindu. Tawa lo, senyum lo, sama rindu ngusilin lo. Tawa lo begitu membius" ucap Kenan dari kejauhan.

***

Maaf baru busa update hari ini..

Jangan lupa untuk vote dan comment ya✨

KENAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang