Bab 26 [Ending] - Surat Terakhir Kenan

59 2 3
                                    

Adis menjalani kembali harinya seperti semula, tapi kini sedikit berbeda. Ia kembali menjadi sosok yang dingin seperti kulkas seribu pintu.

Husna mengajaknya ke kantin, namun Adis selalu menolaknya. Istirahat pertamanya akan ia habiskan untuk membaca buku di perpustakaan. Sudah hampir dua bulan semenjak kematian Kenan, Adis lebih cenderung suka sendirian.

"Dis."

"Kak Rosyad?"

Rosyad duduk di sebelah Adis dan memberikan bingkisan berwarna pink.

"Ini apa, Kak?" Adis menatap penuh tanda tanya.

"Pas kamu koma di rumah sakit, Kenan di sekap sama keluarganya. Dia gak dibolehin buat keluar rumah. Di situ Kenan ngabisin waktunya buat cari cara gimana ia bisa keluar dan bisa lihat kamu. Selain itu, ia juga siapin ini buat kamu. Aku gak tau itu apa, yang aku tau ini buat kamu."

Adis segera menrima dan langsung membukanya.

Dua surat dan pemutar musik.

Adis memasang headset dan mendengarkan suara indah Kenan. Suara yang selama ini ia sangat rindukan.

Sambil ia mendengarkan suara Kenan, ia membaca surat peninggalan Kenan.

Adis benar-benar tidak bisa menahan air matanya saat itu juga.

✉️
Seharusnya gue gak ketemu lo, Dis. Lebih parah lagi, seharusnya gue gak jatuh cinta sama lo.

Benteng yang harus gue runtuhin terlalu tebal dan tinggi. Gue gak mampu, Dis.

Balutan jilbab lo cukup jelas. Bahwa pada nyatanya gue gak akan mampu dan bahkan gak akan bisa menggapai lo. Gue hanya seorang brandalan kasar, yang bahkan hampir gak percaya sama adanya tuhan.

Setelah kematian nyokap gue, wanita yang harus gue jaga cuma 2. Yaitu Mbak Nur dan Lo. Selain itu gak ada.

Lo dan beliau adalah alasan gue tetap hidup di dunia yang kejam.

Maafin gue udah ngebawa lo ke lingkaran hidup gue yang hitam dan gue selalu bahayain lo. kali ini, gue gak bakal ingkar sama janji. Cukup sekali gue ingkarin janji besar.

Cukup bagi gue lihat lo sengsara dan terluka karna gue.

Anggap aja kita gak kenal setelah lo bisa baca surat ini.

Sekali lagi gue pamit dan maaf.

See you Bidadari.
Gue pastiin, ini terakhir bagi gue manggil lo Bidadari.

Kenan Immanuel

Suasana sedih dan haru menjadi satu. Ditambah ia tengah mendengarkan lantunan lagu yang dibawakan Kenan.

Sejujurnya ia tak sanggup lagi membaca surat kedua, tapi ia harus membacanya.

Dengan keberanian yang minim, ia membuka perlahan lipatan kertas bergaris itu.

✉️
Aidistya Safira, apa kabar?

Lo inget gue kan? Iya gue kenan. Cowok yang selalu bikin idup lo susah dan celaka.

Selama lo koma, gue gak bisa berbuat apa-apa di sini Gue di kurung, Dis. Temen gue cuma gitar sama piano. Saat gue gak bisa tau kabar lo, gue cuma bisa nulis surat yang norak dan bahkan suatu saat gue gak tau lo bakal baca atau gak surat norak gue ini. gue bosen di sini. Gue mau lihat senyum lo lagi.

Selama gue gak di deket lo, gue percaya sama rosyad. Dia lebih baik dan pantas dari gue. Iman lo dan dia sama. Sakit hati banget gue sebenernya. Tapi kata Umma, klau gue sayang sama lo, gue harus jauhin lo padahal gue sayang dan cinta sama lo.

Dis, gue ada hadiah buat lo. Tapi janji sama gue. Lo harus bangun dulu dari koma. Gue benci liat lo sakit. Kalau gue gak ada kesempatan buat kasih kado ini, gue titipin ke rosyad. kalau lo bangun, gue berharap lo baca dan semoga rosyad gak lupa kasih ini ke lo. Gue anaknya gak suka banget nulis. Tapi demi lo gue nulis surat ini sampe tangan gue keram. Kalau lo baca surat gue jangan sambil nangis ya. Gue benci sama air mata lo. Gue juga benci liat pipi lo basah.

Janji sama gue untuk bahagia selalu. Gue bakal seneng kalau lo juga seneng. Gue udah coba buat gak jatuh cinta sama lo, tapi gue gak bisa berhenti buat jatuh cinta sama lo.

Kenan Immanuel. :)

Suara tangisan Adis makin menjadi-jadi. Sampai ia tak tahan dan keluar dari perpustakaan.

Ia berlari ke belakang gedung sekolah.

Di situ adalah tempat yang sangat sepi. Adis menangis kencang dan berteriak sesukanya.

"Seharusnya surat ini gak usah kamu buat. Aku akui ini benar-benar norak, Kenan. Aku mau kamu dateng ke sini dan aku akan tunjukkin ke kamu betapa noraknya surat-surat ini. Aku benci baca tulisan kamu. AKU BENCI DENGERIN SUARA KAMU. AKU BENCI KAMU KENAN. Hiks.. Kenapa kamu nulis ini, Hah? Kenapa juga kamu nyanyiin aku lagu kayak gitu? Aku benar-benar benci sama lagu itu. AKU BENCI SUARA KAMU."

"Aaaaaaaaaaa......"
.
.
.
.
.
.
Part ini cukup pendek ya guys dan sekaligus ini adalah ending dari cerita ini..

Ada yang penasaran lagu yang dibawakan Kenan untuk Adis?

Surat Kenan akan Adis upload di ig nya.. jadi kalian yang belum follow ig nya segera di follow ya di @adistya.sfr

Yang penasaran sama suaranya Kenan, langsung ke ig aku @iztrfh dan ig Adis juga ya...

Terimakasih buat kalian yang sudah baca cerita-cerita aku dan see you di cerita aku berikutnya ya..

Terimakasih support kalian untuk cerita ini. Aku sangat mencintai kalian yang menghargai dan menyukai cerita-cerita aku.

Ily♥️.

Salam hangat dari aku untuk kalian semua :)

Untuk perpisahan ini aku kasih bonus fotonya Kenan sama Adit ya..

Untuk perpisahan ini aku kasih bonus fotonya Kenan sama Adit ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KENAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang