Bab 19 - Luka Kenan

30 2 2
                                    

Matahari pagi belum muncul seutuhnya dan kini kenan terbangun. Sejak semalam ia pingsan dan pagi ini ia baru bangun. Ia melihat sekitar dan tampak perempuan paruh baya yang tidur di lantai dengan alas tikar dan ada seorang laki-laki tua juga yang tertidur di sofa single. Ya itu adalah Mbak Nur dan Pak Roni. Semalaman, mereka sepakat tidur di satu kamar yang sama dengan Kenan dan untuk menjaganya.

Kenan bangkit dan pergi untuk mengambil minum, namun pergerakannya membangunkan Mbak Nur.

Mbak Nur bangkit dari tidurnya dan bertanya. "Mas Kenan mau kemana?"

"Mbak Nur tidur aja lagi, ini baru jam 4 pagi. Kenan mau ambil minum sebentar."

Hal ini sangat ditentang oleh Mbak Nur. Lagi-lagi Kenan disuruh duduk dan berakhir Mbak Nur yang mengambil minum untuk Kenan. Kenan sangat beruntung memiliki 2 keluarga ini. Daripada keluarganya sendiri, yang paling layak ia sebut sebagai keluarga hanya Mbak Nur dan Pak Roni.

"Loh, Mas Kenan udah bangun? Kenapa di sini, Mas? Ayok saya antar di kasur." Ujar Pak Roni.

"Gapapa, Pak. Saya di sini aja."

Mbak Nur tiba dari arah pintu membawa segelas air untuk Kenan. "Ini diminum dulu airnya, Mas."

"Mas Kenan gak usah pikirin lagi soal tuan sama nyonya. Kemarin Mbak Nur juga udah sampaikan ke mereka untuk gak dateng lagi. " Ujar Mbak Nur.

Kenan hanya mengangguk menanggapinya, jujur, ia makin malas mendengar hal apapun yang menyangkut tentang orang tuanya.

"Ya udah, Mas Kenan istirahat lagi. Mbak Nur mau siap-siap sholat subuh dan beres-beres. Pak Roni juga biar di sini aja nemenin Mas Kenan."

Setelah itu Mbak Nur pergi dan kenan kembali tertidur di temani Pak Roni.

Sampai tiba-tiba ia terbangun lagi karena mendengar keributan di luar kamar.

"Astaga, masih pagi gini siapa sih yang lagi cek cok." Keluh Kenan.

Ia mencari Pak Roni, namun yang dicari tak ada di tempat sebelum ia tertidur tadi.

Saat keluar, ia melihat yang Mbak Nur disiksa oleh mamanya Kenan.

"Kamu cuma pembantu ya, Nur dan kamu juga gak berhak larang-larang saya." Katanya sambil menjambak rambut hitam setengah putih milik Mbak Nur.

Kenan yang tau Mbak Nur diperlakuka demikian, ia langsung mendorong keras mamanya sampai merasa kesakitan.

"Ban*s*t lo." Maki kenan.

"Kenan!! Apa-apa an kamu? Ini mama kamu ya. Jaga sikap dan ucapan kamu!" katanya.

Kenan menampar keras pipi wanita itu. "Mama? NYOKAP GUE CUMA SATU DAN UDAH MATI DITANGAN LO DAN SUAMI LO AN*ING!!"

"Dia mati karena ulahnya sendiri. Kenapa kamu selalu nyalahin mama sama papa?"

"Dia gak bakal bunuh diri kalau lo gak jadi pelakor dalam keluarga gue." Jawab Kenan.

"Saya? Pelakor? Papamu yang mau sama saya. Saya ditarik ke keluargamu oleh papamu."

"Cih, lo tau kan dia udah berkeluarga, lalu ngapain lo mau? HAH? DASAR JALA*G."

Plakk..

Kenan mendapatkan tamparan yang cukup keras. Sampai Mbak Nur ikut menangis dibuatnya.

Kenan memegangi pipi yang terasa panas bekas tamparan itu.

Kenan tak segan untuk membalasnya.

Plaakkk...

Suara tamparan Kenan pada pipi mamanya begitu keras. Sampai mamamya terhuyung.

"Bahkan sakit tamparan ini gak bisa menebus lukanya nyokap gue. Gue akan pastiin lo mati dengan cara yang sama seperti nyokap gue. Inget ini. Sekarang gue minta lo pergi dan jangan pernah muncul dihadapan gue." Tukas Kenan.

KENAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang