KENAN [END]

From Leo To Kenan

"aku hanya ingin beristirahat dari sakit ini"

-Kenan

Alunan suara perempuan yang merdu mengusik telinga Kenan. Ia berusaha mencari-cari di mana sumber suara itu. Suara yang sangat ia kenali tapi ia sangat sulit untuk ia menyuarakan tentang suara perempuan tersebut.

Tempat yang asing bagi Kenan membuatnya kesulitan dan bingung untuk melangkah. Sabana yang luas dan rumput ilalang yang tinggi juga menjadi halangan bagi Kenan untuk terus berjalan.

"Ada orang di sini? Tolong. Apakah anda mendengar suara saya?"

Kenan merasa kebingungan dan kepalanya sedikit pusing karena tak kunjung menemui jalan pulang.

Sampai ia melihat perempuan yang berayun di bawah pohon sambil bersenandung.

Keterbatasan Kenan kali ini, ia tak bisa melihat dengan jelas siapa wanita itu.

Dari arah yang jauh, Kenan bertanya pada perempuan itu.

"Hai.. siapa di sana?"

"Apakah anda tau di mana jalan pulang?"

Kenan kian mendekat ke arah perempuan itu dan ternyata ia adalah..

"Mama?"

"Tian.."

"Mama kenapa di sini?"

Perempuan itu hanya tersenyum.

"Mama nungguin kamu"

"Tapi, Ma?"

"Ayo kita pergi, Tian. Mama udah nunggu kamu di sini terlalu lama."

"Ma, Tian gak bisa pergi gitu aja. Mbak Nur pasti bingung kalau Tian gak pulang."

"Mbak Nur pasti mengerti kok. Sekarang Tian sudah sama Mama."

Perempuan itu menarik tangan Kenan untuk pergi, namun Kenan tidak bergerak sama sekali.

"Kenapa, Tian?"

"Ma, di sana ada gadis yang Tian suka. Lihat dia yang selalu nunggu Tian bangun. Ada teman-teman Tian juga di sana. Mereka nungguin Tian balik."

"Tian, Mama sayang sama kamu. Mama juga tau mereka semua sayang sama Tian. Kata Tian, Tian kangen kan sama Mama? Sekarang mama dateng buat jemput Tian."

"Tian masih mau main sama mereka, Ma. Tian gak bisa tinggalin Leo, El, dan mereka semua. Tian masih mau pergi ke sekolah dan jahilin Adis."

"Tapi, Tian.. Mama juga kangen sama Tian."

"Mama tunggu di sini ya. Tian akan balik lagi nanti. Tian mau bilang sama mereka kalau Tian mau ikut Mama."

Kenan berlari meninggalkan Mamanya dan menuju ke arah teman-temannya.

***

Berbagai alat penopang terpasang di tubuh penuh balutan perban. Adanya banyak alat itu, bisa membawanya menjadi lebih baik dan bisa bertahan lebih lama di dunia ini.