Elfariki saat ini sedang membawa Adis menuju rumahnya, karena seluruh keluarga sangat mencemaskan keadaan Adis. Terutama Hazel sang Umma sudah menelfon Elfariki belasan kali untuk mengetahui keadaan pytrinya.
Adit sangat marah dengan dirinya sendiri karena tidak menjemputnya tadi. Ia hanya bisa berandai-andai saat ini. Berkeliling kota, mengunjungi tempat yang biasa di datangi Adis, dan rumah Husna, sudah Adit datangi. Dia hanya mendapatkan angin lalu. Namun beberapa saat kemudian ia mendapati pesan dari Elfariki, bahwasanya ia sudah menemukan Adis.
Keluarga Amar sedang menunggu cemas kedatangan Adis dan Elfariki. Adit yang biasanya terlihat ceria, kali ini ia benar-benar seperti anak kecil yang kehilangan mainannya. Jangan tanyakan lagi bagaimana keadaan Hazel sekarang. Ia sudah pingsan hampir 3 kali, karena cemas yang berlebihan tentang putrinya.
"Bi, El gak bisa Umma hubungin..." Ucap Hazel dengan mengotak atik ponselnya untuk menghubungi Elfariki.
Amar semakin bingung ditambah melihat keadaan istrinya yang juga bingung. Sedangkan Adit duduk di sofa dengan tenang. Dari luar Adit memang terlihat tenang, tapi tidak dengan fikirannya. Saat ini, yang menguasai fikirannya hanya keselamatan Adis, bagaimana keadaanya sekarang, baik-baik saja atau tidak dan masih banyak overthingking lainnya.
"Umma yang tenang ya, kita berdo'a. semoga mereka baik-baik saja." Amar mencoba menenangkan.
Adit yang mendapat lirikan dari sang Abi, langsung menghampiri Ummanya dan menenangkannya. Pelukan yang diberikan Adit sedikit membuat tenang Hazel. Dengan tatapan sendu, Hazel mencoba terlihat baik-baik saja didekapan Adit.
"Umma jangan khawatir, ya. Adek itu perempuan yang kuat dan El pasti jagain adek juga." Tutur Adit.
Lagi-lagi Hazel hanya bisa tersenyum simpul mendengar sihir yang bisa menenangkan dari anaknya yang satu ini.
terdengar suara deru mesin mobil di halaman rumah, membuat mereka semua berhamburan keluar rumah. Terlihat mobil Elfariki yang baru saja mendarat dan Amar langsung sigap membantu dan menggendong Adis. Adit, Hazel, dan Elfariki mengikuti langkah Amar yang tergesa-gesa menuju kamar Adis.
Setelah Amar Membaringkan Adis yang terlihat lunglai di kasur, Hazel segera mengecek keadaan putrinya. Hazel memegang kening Adis dan ternyata keningnya terasa panas. Badanya menggigil hebat.
"Kalian laki-laki keluar dulu ya. Umma akan gantiin bajunya Adek dan Abi tolong bawain air hangat. Adit, di bawah ada kopi instan. Kamu bikin dua buat kamu sama El."
"Baik Umma." Jawab Adit.
"Ya udah kalau gitu, Abi ke bawah dulu."
Hazel dengan pelan mengganti pakaian sang anak, namun di tengah-tengah aktivitasnya, Adis mengigau.
"Kenan, aku mau pulang."
"Aku takut disini."
"Kenan.."
"Tante ini sangat jahat, Kenan. Aku ingin pulang."
Meskipun Hazel sangat lirih saat mengucapkan, tapi Hazel mampu mendengar dengan jelas bahwa nama yang disebut oleh putrinya adalah Kenan. Apa ini ada hubungannya dengan Kenan.
"Sebaiknya aku pastikan soal ini." Lirihnya.
Selesai menggantikan pakaian, Hazel mendapati sang suami yang masuk dengan membawa baskom berisi air hangat dan segelas air putih.
"Mas.."
"Gimana Sayang?"
"Aku mau bicara serius sama kamu setelah ini. Jangan libatkan anak-anak."
"Sepertinya kamu serus banget, Sayang. Apa ini ada hubungannya dengan kejadian ini?"
Hazel hanya mengangguk dan pertanda ini sangat wajib hukumnya untuk dibahas.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAN [END]
RomansaKenan dan Adis berteman sejak di bangku TK, mereka berpisah saat kelulusan Sekolah Dasar. Lalu kembali dipertemukan di satu SMA dan kembali berteman dengan baik. Namun, pertemanan mereka tidaklah murni. Mereka saling menyimpan perasaan sayang dan ci...