Pagi ini Adit mengantar Princess Adis ke sekolah dan sekalian jalan untuk dirinya pergi ke kantor sang Abi.
Kali ini, ia menggunakan motor Vespa milik sang Umma yang sangat klasik dan membuat ketampanannya kian bertambah.
Perasaannya yang tidak enak, membuat Adit benar-benar memastikan bahwa Saudarinya masuk sekolah tanpa bertemu dengan Si Kenan.
Cuaca yang mendung, membuat Adit sedikit kedinginan. Meski ia sudah mengenakan atasan turtle neck berwarna putih dan blazer long berwarna hitam, angin pagi ini masih bisa menembus kulitnya.
"Kak Adit, semangat ya kerjanya di kantor." Ucap Adis dengan semangat 45.
Setelahnya dia melambaikan tangan ke Adit dan berlari ke arah gerbang.
Tak lupa, Adit juga mengucapkan kalimat semangat untuk Adis. "Adek juga semangat sekolahnya... Jangan nakal ya, Dedequuuu."
"Jijikkk... Kak Adit gak usah lebay. Pak Sofyan aja jijik dengernya."
"Pak Sofyan gak jijik kan ya?" Tanya Adit pada satpam yang berjaga di pinggir gerbang.
Pak Sofyan mengangguk seraya mengatakan. "Mas Adit mah mau gimanapun tetap gak keliru. Si yang selalu harus benar hhhe."
"Pak, Adit ada sedikit rezeki dari Allah. Nanti dibuat ngopi ya hhe. Kalau gak ada temen ngopi, bisa calling saya."
Pak Sofyan terheran-heran dengan manusia satu ini. Sudah baik, dermawan, tampan pula. Tanpa pujian aja Adit adalah manusia yang bak malaikat. Kalau dipuji, berasa.. ah sudahlah hhe.
Tak lupa Pak Syofyan berterima kasih kepada Adit yang sudah menjadi perantara rezekinya pagi ini. "Mas Adit, terima kasih banyak, nggeh. Semoga hari ini dan seterusnya, rezekinya Mas Adit dan keluarga diberkahi Allah."
Setelah dirasanya aman, ia melajukan motornya ke tengah jalan untuk bergegas menuju kantor.
Ditengah jalan, ia mendapatkan telfon dari Ochad. Mau tak mau ia harus menepi dahulu.
"Apasih, Chad? Gue lagi otw kantor ini, bentar lagi nyampek."
"Gue kena marah Om Amar ini. Gara-gara lo belum sampe kantor. Ada berkas yang harus dipelajari buat projek besar bulan depan"
"Ya elah, santai dulu oke. Gue ngebut ini"
Tut..tut..tut.
Setelah panggilannya berakhir, Adit melajukan motor dengan kecepatan tinggi dan berhasil sampai di kantor dengan selamat.
Tampilan yang semula rapi, sekarang mulai sedikit berantakan. Adit tak perduli.
Ia berlari menuju pintu masuk kantor dan mengejar lift yang hampir tertutup. Waktu di dalam lift, Adit benar-benar merasa lega sampai ia menghembuskan nafas panjang dan diiringi suara yang cukup keras dari arah bawah.
"Matii." Batinnya.
Dia berusaha tetap stay cool, meski saat ini ia ingin menghilang. Karyawan yang ada didalam lift, menahan nafas sekaligus menahan tawa mereka. Meskipun usia Adit lebih muda dari semuanya, ia dihormati karena dia adalah anak dari pemilik perusahaan.
Banyak karyawan yang berhamburan keluar saat pintu lift terbuka dan adit sedikit kikuk kala itu. Akhirnya ia meminta maaf atas kejadian kentut yang barusan terjadi. Karyawan menyambut maaf Adit dengan senyum yang ramah.
"Astaghfirullah, kenapa harus kentut sih? Malu banget, Ya Allah.." Adit merutuki kebodohannya sendiri.
Ia bergegas menemui Ochad yang berada di ruangan Abinya. Sudah dapat Adit pastikan, bahwa ia akan mendapat hukuman lagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAN [END]
RomanceKenan dan Adis berteman sejak di bangku TK, mereka berpisah saat kelulusan Sekolah Dasar. Lalu kembali dipertemukan di satu SMA dan kembali berteman dengan baik. Namun, pertemanan mereka tidaklah murni. Mereka saling menyimpan perasaan sayang dan ci...