Bab 14 - Na, sebenarnya...

37 1 0
                                    

"Ternyata ada yang lebih indah daripada mencintaimu, yaitu dicintai kembali olehmu yang aku cintai"

Ilma zakia-
Kenan

Husna berpamitan pada keluarga Adis untuk pulang, karena ini sudah malam dan ia juga harus menepati janji pada neneknya untuk pulang sebelum jam 8 malam.

"Tente, Husna izin pamit pulang ya." Pamitnya.

Hazel yang sedang menemani Omar belajar menyambut hangat permintaan Husna, "Kamu naik apa, Nak?"

"Nanti Husna pesan ojek online, Tante." Jawab Husna.

"Eh dianterin sama Adit aja kalau gitu. Ini udah malem. Diantar Adit aja ya?" Tawar Hazel.

"Enggak usah, Tan. Kak Adit pasti capek habis kerja seharian di kantor. Jadi Husna naik ojek online aja."

"Ih, Husna. Gapapa dianterin aja sama Kak Adit. Lagipula dia di kantor cuma bantuin Abi aja. Paling juga banyak tidurnya dia di sana." Timpal Adis.

Hal tersebut memang benar adanya. Hari ini Adit benar-benar sangat super sibuk di kantor. Pulang sore itupun ia langsung istirahat dan keluar kamar kalau ada perlunya. Biasanya ia akan ikut menemani belajar adiknya atau hanya sekedar berbincang ringan dengan sang Abi.

"Dek Adis, tolong panggilin kakaknya. Bilang kalau disuruh Umma nganterin Husna." Perintah Hazel untuk

Adis meninggalkan semua orang dan berlari menuju kamar Adit di lantai 2. Ia mengetuk pintu berkali-kali namun tak ada jawaban.

Adis menerobos masuk kamar, karena pintunya tidak terkunci.

Benar saja Adis menemukan seonggok manusia yang terkapar di atas kasur dengan muka lelap.

Saat melihat sang kakak yang tertidur, Adis memiliki sedikit ide yang cemerlang di otaknya.

Ia mengeluarkan ponselnya dan memotret Adit yang sedang pulas tertidur. Diiringi gelak tawa yang keras dari Adis, membuat Adit terkejut dan terbangun.

Adit langsung melempar bantal ke arah Adis karena merasa kesal.

"Adis bisa gak sih kalau ketawa gak kek suaranya kunti?" Keluh Adit.

Adis bukannya takut, malah ia menyeringai jahil ke arah Adit. Ponsel yang memperlihatkan wajah lesu Adit, ia perlihatkan ke sang empu. Hanya tinggal memencet tulisan posting, foto Adit akan tersebar di dunia maya.

"Kak Adit lihat ini kan?" Kata Adis.

"Satuuu... Duaaa... Tigaaa.. dan,"

Adis memencet tombol posting.

Terkirim sudah.

"Adiiiisssss...." Teriak Adit.

Amar dan Hazel yang mendengarnya tidak kaget lagi. Sedangkan Husna hanya mencemaskan keadaan Adis di atas sana.

"Kak Adit kenapa ya, Tan?" Tanya Husna.

Hazel tersenyum simpul menimpali pertanyaan Husna.

"Biasa, Na. Kalau sedang gak akur ya begitu." Timpal Amar.

Adit merasa kesal dengan Adis karena ia memosting fotonya yang sedang tidur pulas.

"Kak Adit disuruh Umma untuk nganterin Husna pulang.." Kata Adis dengan santainya sambil menunggu adanya komentar dari postingannya.

"Husna mau pulang?" Tanya Adit.

"Kak Adit cuci muka gih. Biar nyawanya muncul. Ya gini kalau ngomong sama orang yang nyawanya belum ngumpul. SUSAH!!"

KENAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang