Part 4

11 10 0
                                    

Suasana sekolah dihari sabtu sangat ramai, sudah banyak siswa yang sudah berkumpul diberbagai titik halaman sekolah.

Salsa dan Airin baru saja turun dari motor. Mereka masuk mengikuti petunjuk jalan yang mengarahkan pengunjung ke ruang aula.

Ruangannya menakjubkan, ruangan yang tadinya digunakan untuk rapat kini berubah menjadi panggung yang dihiasi pajangan dan bunga, beralaskan karpet merah besar dan memanjang. Tampilannya mewah dan nyaman karena dilengkapi dengan AC, lighting yang berbeda warna serta tirai yang panjang disetiap dinding.

Keduanya duduk lesehan di barisan tengah paling ujung, sengaja memilih tempat yang strategis sehingga ketika capek mereka bisa bergantian merebahkan punggung ditembok.

Puluhan orang berdatangan dengan memilih tempat duduk yang berbeda-beda. Selang beberapa menit Airin membalikkan badan untuk melihat siapa saja yang datang dari pintu masuk.

Sedikit terkejut ketika mengetahui yang duduk pas dibelakang adalah Devin, Iwan dan Rio.

"Hai Rin." Sapa Rio diikuti oleh Iwan dengan gerakan tangan yang melambai.

"Hai." Balas Airin dengan seulas senyum.

"Kebetulan banget nih." Ucap Iwan dengan senyum yang tidak jelas.

"Jodoh emang gak kemana." Cetus Rio.

Kali ini tatapan Airin mengarah ke Devin. Terlihat laki-laki itu sangat sibuk dengan ponsel yang ada digenggamannya.

"Vin, ditatap sama Airin tuh." Spontan Iwan membuat Airin mengerjap.

Devin yang tadinya sibuk dengan layar ponselnya mengalihkan pandangannya pada Airin.

Alhasil mereka saling bertatapan beberapa detik. Untung bukan Salsa yang ada diposisi Airin, kalau Salsa, bakalan baper parah.

"Nih." Ucap Devin sambil menyodorkan ponsel miliknya.

Kedua alis Airin terangkat dengan tatapan yang tertuju pada ponsel itu.

Devin kembali menyodorkan ponsel itu yang memang ditujukan untuk Airin. Perlahan Airin menerimanya.

Di ponsel itu terdapat sebuah foto Devin dengan gaya cool sambil menggendong bola basket disalah satu rangkulannya.

Postingan instagram dengan like sebanyak ratusan dan komentar yang banyak serta caption yang bertuliskan "JOMBLO ITU HAPPY".

Ada banyak komentar yang bertuliskan pertanyaan hubungan yang renggang.

"Renggang darimana, orang nggak pernah jadian." Batin Airin ketika membaca satu persatu komentar.

Dengan inisiatif Airin memainkan jarinya di atas layar 5 inchi itu. Airin ingin membalas semua komentar yang ada di postingan Devin.

"Ngetik apa Rin?" Tanya Iwan diiringi tatapan tajam kearah ponsel.

SLIPPPPP

Ponsel berhasil disita oleh Devin, kedua alisnya terangkat, seperti ada kepanikan di wajahnya.

Tiba-tiba Airin merasa malu, ia tak sadar telah berbuat yang tidak pantas di ponsel Devin.

Saya klarifikasi sekali lagi, saya tidak pernah pacaran dengan Airin, kami berteman baik, jangan melebih-lebihkan sesuatu kalau belum jelas, itu sama saja fitnah, terima kasih, salam damai.

Itulah ketikan Airin yang belum sempat dikirim di kolom komentar.

"Sorry gue gak bermaksud apa apa selain klarifikasi, gak ada yang gue buka selain instagram." Ucap Airin penuh penyesalan. Siapa coba yang bisa menahan emosi ketika mendapat kesempatan untuk mengaku? Lagian Airin juga tidak berkata kasar malahan sangat sopan membalas komentar.

Tak Selalu RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang