Part 18

9 9 0
                                    

Airin melambaikan tangan pada Rilda yang masih berdiri di garasi rumah.

"Vin jagain ya anak orang." Teriak Rilda ketika mobil berhasil keluar dari garasi.

Devin mengangguk kemudian fokus mengemudi. Tadinya Devin ingin naik motor tapi dicegah oleh Rilda, ia takut terjadi apa-apa dengan tangan Airin yang masih sensitif.

"Nanti lo duluan aja, gue udah nyuruh Salsa buat jemput gue di rumah." Ucap Airin.

"Kenapa gak sama gue?" Tanya Devin.

"Lo mau dituduh yang nggak nggak?"

Sejenak Devin berpikir, ternyata Airin masih risih dengan kejadian beberapa hari yang lalu. "Barengan belum tentu jadian." Ucap Devin meyakinkan.

"Tetep aja."

Kurang lebih 15 menit mereka sudah sampai di depan rumah Airin. Terlihat ada Salsa yang sudah menunggu di teras rumah.

Airin segera turun dari mobil, "Vin lo duluan ya, gue sama Salsa."

Devin mengangguk lalu menyetir mobil menuju sekolah.

Sementara Airin, ia buru-buru membuka kunci rumahnya.

"Rin, lo kayak tuan putri aja langsung turun dari mobil." Sahut Salsa heboh.

Tak ada jawaban dari Airin, ia sudah tahu Salsa akan berucap seperti itu dan imajinasinya pasti sangat memuncak.

...

Airin menghirup udara segar, empat hari ini ia tidak pernah menginjakkan kaki di sekolah, meskipun tampilan sekolah masih sama saja tapi Airin tetap bahagia, ada rasa senang tersendiri.

Kedatangan Airin disambut meriah oleh teman kelasnya. Mereka berbondong-bondong menanyakan kondisi tangan Airin. Bangkunya dikerumuni teman kelas yang begitu antusias mendengar penjelasan dari Airin. Wajar saja, Airin termasuk orang baik dan ramah sehingga disukai semua orang.

Salsa menengadahkan tangan seperti sedang meminta sesuatu, "Ayo ayo dua ribu pertama, gue gak bakalan nyuruh Airin bersuara kalau kalian belum bayar." Sahut Salsa seperti memalak.

"Gue udah nggak apa apa, tangan gue juga udah membaik udah bisa digerakin." Ucap Airin tak menggubris ucapan Salsa tadi.

"Itu baru opening, masih ada cerita yang lebih menarik." Celetuk Salsa masih meminta-minta tapi tak ada satu pun yang memberinya uang.

"Uang itu dicari bukan diminta." Sontak Yogi dari belakang.

Spontan Salsa menarik seragam Yogi lalu mengambil uang di saku.

"Ngapain?" Tanya Yogi tak terima.

"Uang dicari bukan diminta." Jawab Salsa dengan senyum elegan.

...

Jam istirahat Airin memilih duduk dibangku dan hanya memesan makanan pada Salsa. Sementara Yogi? Ia menemani Airin di bangkunya.

Tak duduk kosong, Yogi malah mengambil buku-buku pelajaran yang sudah Airin lewatkan, mengajari dan menyuruh Airin latihan soal-soal.

Sebenarnya Airin risih disambut dengan tugas, harusnya ditemani cerita. Baru masuk sekolah langsung disuruh mengerjakan soal, siapa yang tak ingin kabur.

"Selamat pagi menjelang siang IPA 2." Sapa Iwan saat memasuki kelas 12 IPA 2.

Iwan tak datang sendiri, ada Devin dan Rio yang mengikutinya.

"Cihuyy lagi lending." Sontak Rio.

"Ganggu ya?" Ledek Iwan.

"Nggak." Bantah Airin.

Tak Selalu RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang