Bab 29

4 1 0
                                    

Bel sekolah yang berbunyi pada jam 17.15 menandakan para siswa khususnya kelas 12 bersiap-siap melakukan pertempuran di ujian terakhir.

Raut wajah Salsa sangat cerah hari ini, secerah hatinya yang berdetak tak karuan. Perasaan campur aduk membuat Salsa gelisah karena tak bisa mengontrol perasaan dengan normal. Bahkan yang menjadi perasaan prioritas Salsa pagi ini bukan ujian, melainkan akan bertemu dengan seseorang.

Beberapa kali Salsa meminum air botol untuk meminimalisir perasaan, puncaknya ketika pembagian soal ujian. Untungnya Salsa memaksakan belajar tadi malam sehingga otaknya masih bisa berfungsi.

40 menit telah berlalu, tangan Salsa kembali dingin dan gemetar, pasalnya sisa 2 soal lagi yang belum terjawab. Tanpa berpikir panjang Salsa pun menyilang yang menurutnya jawaban ambigu, setelah itu Salsa bergegeas berdiri kemudian mengumpulkan kertas ujian di meja pengawas.

Melihat tingkah Salsa, Airin tersenyum, baru kali ini ia melihat Salsa yang sangat antusias mengerjakan sesuatu. Tak perlu bertanya-tanya lagi, Airin sudah mengerti hari ini adalah hari yang spesial untuk Salsa.

"Tunggu gue di luar." Ucap Airin dengan suara yang tertahankan tetapi gerak mulutnya jelas.

Salsa tersenyum lalu mengangguk kecil.

Hanya memerlukan hitungan detik untuk packing, Salsa pun bergegas keluar.

Di depan kelas Salsa mengambil ponsel lalu mengirimkan pesan pada seseorang yang akan ia temui.

Setelah mendapatkan balasan pesan dari laki-laki itu, Salsa pun mengikuti instruksi yang akan bertemu di salah satu warung makan.

10 menit pun berlalu, Airin baru saja keluar dari kelas, ia mencari keberadaan Salsa yang biasanya menunggu di depan kelas tapi kali ini perempuan yang dikategorikan gampang baper itu menghilang tanpa jejak.

Airin meraih ponselnya untuk menanyakan keberadaan Salsa tapi ternyata ia menerima pesan whatssap yang lumayan panjang.

Whatsapp

"Rin, gue gak ninggalin lo, tapi ada hal mendesak yang harus gue tuntaskan sekarang, gue bakalan jemput lo sekitar sejam yang akan datang ya, tapi kalau lo bosan lo boleh ninggalin gue asalkan lo ngabarin gue kalau lo udah pulang, tapi gue rasa lo bosan jadi yaaa terserah lo sih, oo iya nanti gue bungkusin makanan jadi lo nggak usah beli makan atau masak." [10.45]

"Pasti ketemuan sama cowok itu." Ucap Airin lalu menyimpan ponsel ke dalam saku, kemudian meninggalkan sekolah dengan berjalan kaki."

Di depan sekolah tiba-tiba saja seorang pengendara motor menghampiri Airin. Hanya mendengar suara motornya saja Airin sudah tahu siapa laki-laki itu, ketika suara motor itu singgah tepat di sebelah, perlahan Airin menatap laki-laki itu.

"Kenapa?" Ucap Airin membuka percakapan.

"Sekitar 15 menit yang lalu gue liat Salsa buru buru, dia bilang ada urusan."

"Iya." Airin membenarkan ucapan Devin.

"Gue juga liat lo jalan kaki sendiri."

Airin tersenyum lalu menunduk sejenak karena tiba-tiba teringat masalah dengan Devin beberapa hari yang lalu.

"Gue harap lo mau diantar pulang sama gue." Ucap Devin berani.

Reflek Airin menatap Devin, tapi nyali Devin tiba-tiba menciut sehingga membuatnya tertunduk. Tapi tak butuh waktu lama, Devin kembali menatap Airin berani.

"Sebagai permintaan maaf gue." Lanjut Devin.

"Gue udah maafin lo kok, jadi gak ada masalah."

Spontan Devin menurunkan injakan kaki motor agar Airin segera naik dan tidak menolak ajakannya.

Tak Selalu RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang