Devin beranjak dari kolam, menghampiri Aliyah yang masih berdiri memegang sebuah handuk. Spontan Aliyah menjulurkan handuk itu pada Devin dengan senyum manis. Devin menerima handuk itu dengan tatapan yang masih kesal tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Lalu meninggalkan area kolam renang.
Aliyah tak tinggal diam, ia mengekor mengikuti kemana Devin pergi.
"Kok dia gak punya malu yah?" Tanya Salsa.
"Gila tuh cewek, ngebet banget, gue juga risih kalo digituin, karna hakikatnya cowok yang ngejar." Ucap Iwan lalu melanjutkan renangnya.
Di samping itu, Rio juga menghentikan aktivitasnya dan segera menghampiri ponselnya.
Airin dan Salsa saling bertatapan karena telah melihat sedikit percakapan rahasia Rio.
Terlihat Rio sibuk mengetik sesuatu di atas layar itu. Di tengah-tengah kesibukannya Rio menyadari tatapan dua perempuan yang ada di sampingnya.
Rio menurunkan sebelah tangannya di kolam seperti sedang mengambil air menggunakan telapak tangan lalu memercikkan pada Airin dan Salsa
"Serius amat!" Sergah Rio bersamaan dengan percikan airnya, bukan percikan tapi seperti melempar air yang ada di genggamannya.
"Rioooo!" Pekik Airin dan Salsa bersamaan.
"Serius banget liatin gue" Ucap Rio.
"Lo keterlaluan banget sih Rio, basah semua nih." Kesal Salsa sambil mengangin-anginkan seragamnya yang terlanjur basah.
"Maaf, gak sengaja."
"Gak sengaja darimana? Jelas jelas lo ngumpulin air dulu." Ketus Salsa.
"Ya udah deh maaf."
...
Devin masuk ke dalam kamar menenangkan pikiran yang masih berantakan. Tingkah Aliyah memang keterlaluan yang secara sepihak membuat pengakuan yang tidak benar.
"Gue minta maaf."
Devin memutar bola matanya malas, ia sudah tau siapa pemilik suara itu. Devin langsung menoleh ke belakang.
Rupanya Aliyah berani masuk ke dalam kamar. Devin berusaha mengontrol emosinya, ia sadar perempuan yang ada di depannya ini adalah tamu.
"Gue minta maaf ya, gue gak pernah ngomong kalau kita pacaran, gue cuma nanya kamar lo dimana karna gue mau ambilin handuk."
Devin memijat pelipisnya, bingung juga harus memperlakukan Aliyah bagaimana, pasalnya Aliyah adalah tamu.
"Kenapa lo lakuin itu?" Tanya Devin masih sabar.
"Karna gue suka sama lo, kenapa sih lo nggak bisa buka hati buat gue, padahal gue tulus." Ungkap Aliyah.
Aliyah menutup pintu lalu menatap Devin dalam-dalam.
"Kenapa lo tutup?" Kesal Devin.
"Gue tau lo masih mikirin Dina, tapi harusnya lo move on apalagi dia udah punya pacar, lo sadar nggak sih lo sendiri yang buat hati lo sakit kalo terus terusan kek gini." Rintih Aliyah.
"Lo yang bikin hati lo sakit sendiri." Ucap Devin lalu memalingkan wajahnya dari Aliyah.
"Sekarang nyatain perasaan lo sama gue, sekarang cuma lo sama gue yang ada di ruangan ini, gak ada yang bakalan denger." Pinta Aliyah.
"Apa sih?" Risih Devin.
"Gue lebih cantik dari Dina, kenapa lo masih berharap sama dia, padahal gue yang ada buat lo."
"Gue gak ngerti pola pikir lo, gue nggak suka sama lo."
Seketika hati Aliyah teriris mendengar pernyataan langsung dari mulut Devin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Selalu Rumit
Teen FictionJangan Lupa Follow teman-teman... Apa jadinya ketika anak 18 tahun belum mengerti arti cinta, bagaimana bisa Airin membuka hati pada lawan jenisnya? Bagaimana keseharian Airin selama mendekati seorang laki-laki yang selama ini hanya sekedar hasil g...