Hari minggu, Airin bangun jam 7, salah satu penyebabnya adalah sudah tahu akan libur sehingga menambah-nambah jam tidur.
Airin mengambil ponsel yang ada disampingnya, memeriksa ponsel itu dengan satu mata tertutup, mata yang satunya berusaha membaca notifikasi pesan yang masuk tadi malam.
Salsa: "Besok pagi gue jenguk lo." [22.10]
Salsa: "Sekalian jalan jalan ke taman, gue yang traktir." [22.10]
Airin menyimpan ponsel lalu melakukan gerakan terapi tangan.
Setelah selesai dengan olahraga pagi, Airin berjalan menuju dapur membantu Dian yang sibuk memasak.
Dian bersenandung suka ria selama di dapur, Airin yang melihat tingkah Dian segera menghampiri.
"Seneng banget kak, ada apa nih?"
"Selasa depan aku nikah."
"Udah nentuin tanggalnya kak?" Panik Airin.
Dian mengangguk antusias. Bulan lalu Dian dilamar oleh Riswan, pacarnya. Acaranya tidak meriah hanya disaksikan oleh keluarga inti pihak laki-laki dan Rita sebagai wali Dian.
"Makanya kemarin aku ke rumah tante Rilda buat ngasih tau kamu tapi karna kamu mau pulang ya udah deh aku baru ngomong sekarang."
"Jadi nanti Kak Dian ikut merantau?"
"Nggak tau kedepannya. Kemarin aku udah ngomong sama ibu kamu katanya abis lulus SMA kamu ikut tinggal di rumahnya Pak Dirga, Pak Dirga yang akan kasih kamu pekerjaan, sekaligus kamu jadi teman anaknya Pak Dirga, anaknya sering sakit sakitan, dia hanya tinggal di rumah dan jarang bergaul sama temannya." Jelas Dian.
Airin merasa bersyukur, setelah sekolah akan disambut dengan pekerjaan. Suatu nikmat yang tidak ada duanya, setelah sekolah langsung bisa bekerja.
"Abis nikah aku bermalam 3 hari disana, setelah itu baru deh aku pulang ke sini."
"Oo pulang nanti sama suami kak?"
"Nggak, dia langsung merantau, kalau kamu udah lulus baru deh aku nyusul dia."
Airin memeluk Dian, sebentar lagi tante kecilnya akan menjadi milik orang, "Kak Dian, gak apa apa kok kak, kak Dian ikut suami aja, aku masih ada sebulan disini, aku udah bisa hidup sendiri kak, udah bisa masak, bersih bersih, nyuci, lagian tanganku juga udah mau sembuh kak."
"Nggak, aku gak mau ninggalin kamu sendiri."
"Kasian suami kakak abis nikah langsung merantau istrinya gak ikut lagi, siapa yang jamin makannya selama satu bulan, siapa yang nyuci bajunya, harusnya kak Dian langsung ikut suami, nanti aku yang bicara sama ibu aku, tenang aja kak aku nggak apa apa, serius."
"Udah ah kamu jangan macem macem."
Airin merenung, pasalnya besok adalah les pertamanya, sebenarnya les ini sudah dilaksanakan tiga hari yang lalu tapi karena Airin mengalami kecelakaan sehingga tidak pernah ikut les. Bukan perkara lesnya tapi sebentar lagi akan dilaksanakan UN dimana UN ini salah satu penentu kelulusan masa SMA.
"Kak kenapa bukan hari minggu?" Tanya Airin sendu.
"Maaf ya Rin, aku nggak bisa ngomong apa apa, neneknya Riswan yang nentuin tanggal."
"Ibuku dateng kak?"
"Iya, katanya ambil libur 3 hari."
"Kak dian, kalau misalkan aku nggak bisa hadir berarti aku berada di jiwa ibuku sebagai perwakilan kak, tapi aku usahain bisa hadir." Ucap Airin.
"Nggak apa apa kamu nggak hadir, 3 minggu kedepan kan kamu ujian, fokus aja, biar bisa lulus."
"Maafin ya kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Selalu Rumit
Teen FictionJangan Lupa Follow teman-teman... Apa jadinya ketika anak 18 tahun belum mengerti arti cinta, bagaimana bisa Airin membuka hati pada lawan jenisnya? Bagaimana keseharian Airin selama mendekati seorang laki-laki yang selama ini hanya sekedar hasil g...