10. Ungkapan

394 51 1
                                    

- Before You Go -

Memang sepertinya sudah saatnya Jisung tahu tentang kisah keluarga Minho yang kelam.

Mulai dari kedua orang tuanya yang melakukan hubungan terlarang hingga Yuri rela pergi dari rumah demi lelaki sekejam dan berhati iblis seperti Tae Gwang.

Hamil anak pertama bernama Lee Minho yang mana kehamilan pertama Yuri sudah membuat Tae Gwang amat benci pada wanita itu.

Beberapa tahun Yuri hidup membesarkan Minho seorang, hingga akhirnya Yuri memberitahukan kehamilan keduanya pada Tae Gwang.

Siksaan dan makian selaku di terimanya. Saat itu Minho berusia 4 tahun bisa apa memangnya? Ia tidak bisa membela bahkan berbicara layaknya orang dewasa yang membela ibunya.

Minho kecil hanya bisa menangis.

Tiba saatnya dimana Felix lahir, tumbuh menjadi anak lelaki yang manis dan Minho yang sudah beranjak dewasa saat itu.

Tidak pernah di sangka jika Tae Gwang berani menyiksa dan menghabisi istrinya sendiri tepat di depan mata kepala Felix.

Dari sanalah munculnya trauma Felix, saraf Yuri tidak bisa berfungsi dengan baik.

Yuri telah dinyatakan sakit jiwa ketika Tae Gwang setiap harinya selalu melihat tingkah-tingkah aneh dan mengerikan Yuri.

"Gue minta maaf karena ga jelasin dari awal, Ji. Jujur gue malu, malu dan takut."

"Takut kalo lo ga bisa terima seluk beluk gue, keluarga gue."

Acara belajarnya tertunda, mereka kini duduk di sofa, bersebelahan.

Awalnya Jisung menatap Minho penuh intimidasi, perlahan saat mendengar cerita dari Minho, tatapan Jisung meredup.

Ia ikut merasakan bagaimana sakitnya tidak di anggap sebagai anak dan juga di sebut-sebut sebagai anak haram.

"Kenapa malu?"

"Gue.. gue malu, Ji, malu liat keluarga orang itu lengkap, rukun. Sedangkan gue? Bahkan ini terlalu rumit buat di sebuh sebagai 'keluarga'."

Tundukkan kepala dalam, sembunyikan wajah merah matangnya karena menahan tangis.

Paham jika kekasihnya tengah kalut, Jisung rentangkan kedua tangannya agar Minho menyambut pelukan hangatnya.

"Butuh pelukan?"

"H-Hiks—"

Minho hancur sehancur-hancurnya di pelukan Jisung. Menangis kencang dengan isakan pilu yang menyakitkan.

Jisung tahu selama ini Minho memendam semuanya, menutupi lukanya dengan begitu rapi, memakai topeng di wajahnya agar semua orang tahu bahwa Minho baik-baik saja.

Namun nyatanya? Lihatlah, betapa menyedihkannya Minho saat ini.

"Nangis sepuas lo, keluarin semuanya yang selama ini lo pendem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nangis sepuas lo, keluarin semuanya yang selama ini lo pendem. Gue tau selama ini lo ga baik-baik aja, kan?"

"Hiks.. hiks, J-Jisung~"

"Gue mau lo basahin pundak gue, gue ada disini buat lo. Jangan khawatir, gue ga akan kemana-mana."

"Gue bakal terima gimanapun kisah keluarga lo, asal lo ga ikut terjerumus. Gue ga sejahat yang lo pikirin setelah lo ceritain semuanya sama gue, Minho."

"Gue sayang lo, gue cinta lo. Tolong percaya, Demi Tuhan gue tulus sama lo, Lee Minho."

Minho eratkan pelukannya saat Jisung mengatakan kata-kata yang sangat menyentuh hatinya.

Tangisnya semakin pecah saat mendengar suara lemah itu mengalun dengan lembutnya, terdengar nyaman ketika Minho mendengarnya.

Di tambah usapan di kepala, punggung serta kecupan kupu-kupu Jisung layangkan sebagai kekuatan untuk Minho.

Ternyata Tuhan masih menyisakan manusia yang begitu tulus dan mencintainya tanpa syarat.

Tuhan mengirimkan Jisung sebagai cahaya di kegelapan hidupnya selama ini.

- ♡ -

Jisung hapus jejak air mata di wajah Minho, begitu lembut hingga Minho refleks terpejam menikmati sentuhan hangat Jisung.

Baju bagian bahu kanan Jisung benar-benar Minho buat basah.

Minho menangis sangat kuat tadi, menuruti ucapan Jisung yang meminta untuk mengeluarkan semua beban yang di pikulnya.

"Udah, hm?"

"Makasih, Ji. Gue sayang lo." Minho peluk tubuh Jisung dari samping, sembunyikan wajahnya di ceruk leher Si Manis, hirup aromanya yang begitu alami dan memabukkan.

"Me too."

Balas pelukan kekasihnya tak kalah erat, Jisung tepuk-tepuk pelan punggung Minho, menyapu poni Minho dan kecup singkat kening itu.

Jisung terkekeh pelan, Minho lucu dalam mode manjanya. Jisung gemas.

Mereka melupakan niat awal mereka. Lebih memilih untuk tenggelam dalam kenyamanan, menyalurkan perasaan cinta mereka di dalam sebuah pelukan.

Jisung ambil tangan Minho yang melingkar di perutnya, kecup dan usapkan pada pipi besarnya.

Tidak sadar jika si pemilik sudah terlelap di sampingnya dengan posisi senyaman itu.

"Minho?"

Melihat ke samping dimana Minho sandarkan kepalanya, Jisung tersenyum kecil saat melihat mata sembab itu tertutup rapat.

Minhonya tertidur.

Jisung lepaskan pelukannya perlahan, ambil bantal sofa ia letakkan di ujung sofa, tidurkan Minho disana.

"Hey, tidur yang bener."

"Nghh, Jisung—"

"Iya, iya gue disini."

Berhasil. Jisung berhasil menidurkan Minho di sofa meskipun Minho sempat mengerang rendah dan memanggil nama Jisung.

Sepertinya Minho sudah nyenyak, Jisung terbitkan senyuman hangat ia beranjak naik ke lantai atas untuk mengambil selimut di kamar Minho.

Meskipun Jisung baru saja menginjakkan kaki di apartemen Minho, Jisung tahu dimana letak kamar kekasihnya.

Pintu berwarna dongker gelap sudah bisa  Jisung tebak bahwa itu adalah kamar Minho.

Setelah mengambil apa yang dibutuhkan, Jisung kembali ke lantai bawah. Tutupi tubuh jangkung Minho dengan selimut tebal yang di ambilnya.

Usap surai halus Minho, hirup wangi maskulin dari rambut tersebut. Jisung daratkan satu kecupan di kening Minho.

"I love you."

Setulus itu Jisung pada Minho, dan Jisung sangat percaya pada kekasihnya jika Minho bukanlah Erick kedua yang akan mencampakkannya lagi.

Jisung percaya sepenuhnya kepada Minho.

—TBC

Before You Go | Minsung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang