Lee Jeno dan Yoo Karina sudah bertetangga sejak sebelum mereka lahir ke dunia. Orang tua mereka yang awalnya bertetangga membuat mereka dapat dikatakan tumbuh bersama di lingkungan yang sama. Meski bertetangga dan kerap kali main bersama selepas pulang sekolah, tidak membuat keduanya memiliki satu ikatan batin. Tentu saja, karena mereka lahir dari darah yang berbeda.
Dulu, saat masih duduk di bangku sekolah dasar, Karina kecil selalu diberitahu ibunya.
"Rin, tolong temani Jeno hari ini ya."
"Tapi aku sudah bertemu dia di sekolah, ibu. Kenapa kami harus bertemu lagi?"
"Anak ibu tidak tahu? Jeno kan setiap hari sendirian, ayah bundanya selalu pulang di atas jam 10 malam. Tolong temani dia setiap hari ya, supaya dia tidak kesepian."
Seulas senyum yang ibunya berikan hari itu menjadi awal dari persahabatan Karina dan Jeno yang semakin dekat.
Menginjak sma, persahabatan mereka tidak berubah. Keduanya berada di sekolah yang sama dan ditempatkan di kelas yang sama karena mungkin dulu mereka mendaftar berurutan. Tidak ada yang berubah dari persahabatan mereka, yang berbeda hanyalah Karina yang kian hari kian pendiam.
Kecelakaan telah merenggut nyawa kedua orang tua Karina yang saat itu baru pulang dari dinas kerja di luar kota. Itu terjadi dulu saat dia masih di bangku smp. Perasaan takut, sedih, ingin mati masih menghantui Karina sampai hari ini. Datangnya beberapa saudara dekat maupun jauh yang selalu mengatakan 'semuanya akan baik-baik saja' nyatanya hanya membuatnya semakin benci dengan dirinya sendiri.
Untuk apa dia bertahan sendirian di dunia ini kalau dunianya saja sudah pergi?
🔵🔵🔵
Jeno yang tadinya selalu duduk seorang diri di meja makan pada malam hari, mendapati keadaan mulai berubah ketika ia menginjak bangku sma. Orangtuanya selalu ada di rumah, meski lebih banyak waktu mereka sempatkan untuk menengok Karina dan mengajak tetangganya itu untuk makan bersama. Baguslah, memang ada baiknya jika perempuan yang ditemani lebih banyak, butuh tempat berkeluh kesah dan semacamnya.
Ah iya, Jeno baru tahu kalau ternyata orang tuanya ikut membiayai pendidikan Karina agar tetap bersekolah. Ia dengar awalnya Karina menolak, karena mungkin tidak ada lagi fungsinya bersekolah setelah kejadian itu. Tapi setelah orang tuanya berkali-kali menengok ke rumah, pertahanan Karina runtuh juga.
Jeno senang-senang saja karena Karina tidak pernah pergi dari sisinya, ia senang karena masih satu sekolah dengan Karina. Lagipula tetangganya itu tidak akan mencoba bunuh diri lagi seperti yang dulu pernah coba ia lakukan di depan matanya.
Jeno percaya itu, karena Karina sudah berjanji padanya.
"Jeno, berjanjilah pada bunda. Kau akan selalu menemani Karina kapan pun. Dia butuh motivasi agar tidak bersedih lagi."
"Ya. Aku janji, bunda."
🔵🔵🔵
Waktu selalu berjalan dan semua orang mulai berubah. Karina berubah, beruntungnya jadi lebih baik. Ia baru saja pulang kerja. Tidak banyak yang ia harapkan dari pulang ke rumah dan mendapati tetangganya yang dikelilingi alkohol pada sore hari menjelang malam seperti ini.
Benar, Jeno juga berubah.
Orang tua Jeno juga sudah tiada 2 tahun lalu, menyisakan rasa sakit yang tidak akan pernah bisa disembuhkan. Ia selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kematian kedua orangtuanya yang berasal dari kecelakaan juga, namun kecelakaan itu terjadi saat orang tua Jeno pulang dari kantor. Padahal sudah jelas tidak ada yang bisa disalahkan darinya.
"Hai Rin, baru pulang kerja?" Sapa Jeno dari teras rumah.
Karina yang baru membuka gerbang lantas menatap datar Jeno dan semua teman sore harinya.
"Oh... hai, Jen. Kau sendiri tidak kerja?"
Jeno menggeleng. "Aku akan berhenti, hehe. Aku lebih suka jadi pengangguran."
Jeno selalu bicara seperti itu. Dia selalu bilang akan berhenti menjabat sebagai general manager dari hotel milik ayahnya dulu. Ia benci sekali berada di antara orang-orang yang selalu menanyakan keadaannya, apakah ia baik-baik saja, dan segala macamnya. Memuakkan.
"Jen," Panggilnya, membuat si laki-laki berhenti menenggak botol lain yang baru ia buka.
"Ya?"
"Datanglah untuk makan malam kalau kau sudah selesai dengan urusanmu."
Setelahnya Karina menutup pintu, membiarkan Jeno menikmati waktu berharganya tanpa ingin diganggu.
🔵 To be continued 🔵
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
A/N : Hi, aku lagi coba-coba nulis jenrina karena gemes sama cerita-cerita mereka yang ditulis author lain. 😍
Kalau kalian suka cerita ini, silakan mampir ya. Semoga berkesan. ヾ(@^▽^@)ノ
Ini hasil remake cerita lama, kok. Jadi kalau pernah ada yang baca tapi pakai pair lain ya itu punyaku. Hehe.
Btw, happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
Redup • Lee Jeno x Yoo Karina ✅
Fanfiction[Complete] Jeno yang selalu mabuk-mabukan dan melupakan segalanya dalam semalam. Jeno butuh petunjuk atas apa yang terjadi, tapi Karina tidak mau memberitahunya. Jenrina fanfiction #1 - Jenokarina [23 Mei 2022] #1 - Jenrina [7 September 2023] (Hanya...