🎣 Mencari Kebenaran 🎣

976 124 0
                                    

Bibir gelas bertemu bibirnya yang agak memucat. Di sudut bar ini, Jeno duduk sendiri. Tadi sore ia hujan-hujanan di depan rumah, ingin melupakan semua yang sudah terjadi seirama dengan air hujan mengguyur tubuhnya, dan mumpung Karina belum pulang kerja.

Tapi kenyataannya, hal itu hanya kesenangan sesaat saja. Begitu hujan reda, masalahnya kembali teringat lagi. Jeno bisa gila kalau harus terus menerus berdiam di rumah, bisa-bisa ia punya keinginan bunuh diri seperti Karina beberapa tahun lalu.

Jeno tahu itu tidak berguna sama sekali. Hidup yang hanya sekali ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, misalnya dengan pergi ke bar begini. Alkohol yang mengalir lewat kerongkongan adalah salah satu kesenangan yang tidak ada tandingannya.

Ia sedang merenung, mengingat-ingat kembali nasihat apa yang ia dapat dari Jaemin tadi siang, sebelum ia memutuskan untuk pulang lebih awal dari para karyawannya.

---

Flashback

"Kau kenapa, Jen?" Tanya Jaemin begitu baru saja masuk ke ruangan atasannya.

"Panggil aku pak manajer saat sedang di kantor." Balas Jeno datar, tangannya bersedekap.

"Baik lah, pak manajer. Apa yang terjadi pada Anda?"

Jeno mengedip beberapa kali, ia tiba-tiba dapat ide brilian untuk dikatakan pada Jaemin. Asalkan bukan tentang Minjeong ataupun hal sensitif lainnya, bicara dengan Jaemin masih aman.

"Aku berubah pikiran, ayo bicara informal saja." Ucapnya santai, tidak sadar bahwa Jaemin sedang mengepalkan tangan di bawah meja.

Masih beruntung Jeno ini atasan sekaligus teman baiknya, jadi Jaemin akan menahan diri.

"Terserah kau saja." Jaemin membuka lembaran kertas yang perlu dibubuhi tanda tangan Jeno.

"Jaem, menurutmu apa ada obat bagi seseorang yang kehilangan ingatannya?"

Jaemin menutup mulutnya dramatis. "Kau hilang ingatan? Kapan? Dimana? Kau masih mengenalku, kan? Aku Jaemin, Jen. Ya ampun, aku temanmu sejak sma. Kau tidak ingat?"

Suasana hening sebentar sampai Jeno memukul kepala Jaemin dengan map kertas di meja.

"Kenapa memukulku? Aku serius bertanya tentang keadaanmu."

"Bukan hilang ingatan yang seperti itu, bodoh. Maksudku, karena aku terlalu banyak minum, jadi ada sebagian memori dalam otakku yang hilang."

Jaemin mulai memperhatikan, raut mukanya berubah serius. "Hilang yang bagaimana?"

Jeno berpikir sebentar, mencari penjelasan yang lebih umum tanpa perlu mengatakan bahwa ini semua menyangkut perempuan.

"Misalnya seperti kau melakukan sesuatu saat mabuk, dan keesokan harinya tidak ingat sama sekali apa yang sudah kau lakukan."

Jaemin menjentikkan jarinya, otaknya langsung paham apa yang ingin dikatakan Jeno. "Ah, yang begitu."

Jeno jadi penasaran saat Jaemin mengangguk-angguk. "Kau tahu bagaimana menyembuhkannya?"

Jaemin lantas menarik kursinya yang berroda mendekati Jeno, dan kini mereka berhadap-hadapan dengan posisi sangat dekat.

"Aku pernah membaca ini di suatu tempat. Tapi sudah jadi rahasia umum juga sih. Mereka bilang kalau kau ingin ingatanmu kembali, maka kau harus menelusurinya ulang."

"Baca dimana?"

"Ada lah. Tapi sudah lakukan saja. Telusuri ulang memorimu yang hilang itu."

"Caranya?"

Redup • Lee Jeno x Yoo Karina ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang