🔷 Perasaan Asing 🔷

1K 151 6
                                    

Malam sudah berganti malam lagi. Karina yang alih-alih kembali ke rumah setelah membawakan Jeno makan malam, justru minta bermalam di rumah Jeno saja. Padahal tadi Jeno sudah memperingatkan siapa tahu ada pencuri yang akan masuk rumah Karina, tapi perempuan itu tetap kokoh pada pendiriannya. Sedang tidak mau diatur.

Salah satu alasannya ingin menginap di rumah Jeno adalah karena kemarin malam ia merasa sangat nyaman saat tidur, dan bangun pagi dalam keadaan segar bugar. Jadi ia pikir kalau tidur di rumah Jeno lagi, maka akan terjadi hal yang sama, ia akan mimpi indah seperti malam kemarin.

Rumput tetangga memang biasanya lebih indah sih.

"Rin, lain kali kita beli saja makanan di luar. Kau pasti lelah kerja seharian."

Karina hanya mengangguk singkat sebagai jawaban. Ia melanjutkan makan dalam diam.

Jeno hanya menghela napas pasrah, sudah tahu betul sifat Karina bagaimana. Tetangganya ini memang selalu seperti ini, kalau Jeno bilang ingin beli makan di luar, lagaknya selalu setuju, tapi hal itu tidak pernah terlaksana dalam setahun terakhir.

"Kau akhir-akhir ini jadi pendiam. Ada masalah?"

"Tidak, aku baik-baik saja." Karina meneguk air putihnya.

"Lalu kenapa aku kemarin malam mencium bau alkohol di mulutmu?"

Karina hampir menyemburkan minumannya kalau saja Jeno tidak menutup wajahnya dengan telapak tangan, takut wajahnya yang tampan ini jadi kotor.

"Ah maaf, kau bilang apa tadi?"

"Kau kemarin malam minum, kan? Aku tidur di sampingmu, jadi baunya tercium."

Karina kembali meneguk air mineral, kali ini untuk menetralisir perasaan asing yang baru saja masuk ke dadanya.

"Kemarin ada makan-makan di kantor, jadi mau tidak mau harus minum. Oh ya, aku sudah selesai makan, kubereskan dulu." Karina segera pergi mencuci piring yang selesai ia gunakan.

"Sekalian punyaku ya," Jeno nyengir.

Malam ini tidak ada pekerjaan kantor yang Jeno sisakan di rumah, jadi lelaki tinggi itu bisa mengistirahatkan badannya dengan langsung tidur setelah selesai makan.

Karina baru saja selesai mencuci muka ketika ia melihat Jeno sudah mengatupkan mata sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Lelaki itu tidur terlentang di sofa.

"Hei, kenapa tidur di sini?"

Jeno tidak menyahut.

"Kau harusnya tidur di kamarmu. Biarkan aku pinjam sofamu malam ini." Karina menggerutu seorang diri.

Karina pasti terlalu lama berada di kamar mandi tadi, sehingga Jeno sudah jatuh ke dalam tidur yang terlalu dalam.

Berhubung Jeno ini tipe manusia yang susah dibangunkan, jadi Karina bergegas mengambil selimut dan memakaikannya di atas tubuh si tetangga.

Karina menatapi wajah damai Jeno saat tidur. Benar-benar nampak seperti manusia normal karena anak ini tidak sedang mabuk. Andai Jeno terus menerus sadar seperti ini, pasti kerjaannya bisa beres tanpa perlu dibawa pulang.

Dan tentang apa yang ia pikirkan tadi, apakah benar ia tidur nyenyak karena ada Jeno di sampingnya? Tapi bagaimana bisa? Dia sendiri tidak mengerti apa pengaruh Jeno di hidupnya hingga sampai seperti ini.

Lama berpikir, Karina akhirnya jatuh tertidur juga di samping Jeno. Kali ini ia yang meminta setengah bagian selimut untuk membungkus dirinya sendiri, bahkan tangannya kembali terulur untuk memeluk perut Jeno, meminta sedikit kehangatan di malam yang mulai dingin. Tidak apa, kan? Lagipula mereka adalah sahabat sejak kecil.

Redup • Lee Jeno x Yoo Karina ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang