🐬 Siapa Dia? 🐬

1.1K 130 1
                                    

Jeno mengerjapkan matanya saat matahari sudah bersinar terik. Ia melirik ke ranjang di sebelahnya, kosong. Ah benar, mungkin karena Karina biasa bangun pagi, sekarang ini orangnya sedang ada di luar kamar. Menonton tv mungkin.

Berniat mengikuti jejak Karina untuk menonton tv di akhir pekan ini, Jeno melangkahkan kakinya keluar kamar. Tapi betapa terkejutnya ia saat menemukan ada dua lelaki duduk mengapit Karina di sofa ruang tamu.

Karina sedang mengetikkan sesuatu di laptop dan diawasi oleh salah satunya. Sementara satu yang lain, yang kelihatan lebih muda, tengah memainkan ponselnya seorang diri.

Jeno berdiri di antara batas ruang tamu dan dapur yang tidak bisa para tamu itu lihat karena posisi duduk yang menyamping. Tangan Jeno disilangkan, matanya tidak bisa lepas dari pemandangan di ruang tamu. Ia benci sekali saat mereka curi-curi pandang ke arah Karina dan Karina sendiri juga tersenyum tak kalah manisnya.

Posisi duduk Karina yang sesekali mendekat ke punggung si lelaki yang lebih tua itu pun makin membuat Jeno gerah.

Entah karena dia marah atau karena belum mandi.

"Pagi, pak manajer." Giselle baru saja melewatinya sambil membawa nampan berisi tiga gelas teh hangat.

Jeno tidak menjawab karena Giselle dengan cepat berlalu menuju ruang tamu. Bawahannya itu tengah menyuguhkan teh di meja.

"Ah, terima kasih, Giselle. Aku baru mau mengambilnya sendiri tadi, malah jadi merepotkanmu." Karina menatap kaget pada Giselle yang begitu pengertian.

Giselle menggeleng pelan. "Tidak apa-apa kok, lagipula aku juga tidak sedang sibuk. Lanjutkan saja pekerjaan kalian."

Si lelaki yang sedari tadi sibuk memperhatikan laptop itu juga ikut melempar senyum ke Giselle. "Terima kasih tehnya, nona."

"Tentu, minum lah selagi masih hangat."

Lelaki itu tersenyum lagi.

Karina yang melihat Giselle dan teman kerjanya langsung akrab, berinisiatif mengenalkan ketiganya.

"Oh iya, Giselle, kenalkan ini kak Mark, seniorku di kantor, dan dia Jisung, adiknya."

Dengan segera Mark dan Jisung membungkuk sopan, begitu pula Giselle.

Giselle yang merasa urusannya mengantar teh sudah selesai segera beranjak kembali ke dapur untuk mengembalikan nampan kosong. Dilihatnya Jeno yang tidak berpindah tempat sedari tadi.

Masih berdiri memperhatikan ruang tamu dari depan kamar Karina. Tangannya bersedekap.

Maka dari itu, Giselle bernisiatif untuk berdiri di situ juga. Ia melirik si atasan beberapa kali, air mukanya sangat serius.

"Ada masalah, pak manajer?"

"Lihat lah mereka. Memangnya Karina itu selir mereka sampai diapit di tengah-tengah begitu?" Jeno menunjuk-nunjuk kesal pada mereka yang ada di ruang tamu.

Giselle terkekeh mendengarnya. "Anda baik-baik saja melihatnya?"

Jeno menggeleng, jelas ia tidak sedang baik-baik saja. "Siapa mereka?"

"Dua lelaki itu? Yang satu senior Karina di tempat kerja, dan satu lagi adiknya." Giselle menjawab persis seperti yang dikatakan Karina.

"Sebenarnya saya sudah dengar tadi begitu mereka masuk ke rumah. Yang bernama Mark bilang dia sedang tidak bisa mengendarai mobil sendiri, jadi dia meminta diantarkan adiknya ke sini." Giselle menambahkan.

Jeno mengangguk sebagai jawaban. "Lalu, ada urusan apa mereka ke sini?"

Giselle menggeleng. "Entah lah, saya sempat mendengar tentang pembagian tugas dan semacamnya. Tapi saya tidak begitu yakin juga."

Redup • Lee Jeno x Yoo Karina ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang