Di depan cermin, terdapat lah seorang lelaki tinggi yang sedang membenahi setelan jas hitamnya. Senyum di wajahnya tidak luntur semenjak seorang perempuan berdiri mendongak menghadapnya dengan tangan yang sibuk mengikat dasi.
Hari ini, Jeno akan pergi ke makam orang tuanya setelah sekian lama tidak berani ke sana. Dia takut kalau harus pergi sendirian. Oh, tapi kali ini pun ia tidak sendirian, ia akan pergi bersama adiknya. Minjeong.
Perempuan itu sedang menunggu di ruang tamu.
"Selesai, keluar sana. Minjeong sudah menunggumu sejak tadi." Karina menatap puas pada hasil simpul dasi yang ia buat.
Tapi Jeno tidak bergerak dari tempatnya, membuat Karina memiringkan kepala karena bingung.
"Apa?"
"Cium dulu." Ucap Jeno kalem sembari menutup mata.
Karina ingin sekali rasanya menampar pipi Jeno sekarang ini, tapi ia sadar bahwa mungkin Jeno benar-benar membutuhkannya. Saat di makam nanti, Jeno mungkin bergetar dan menumpahkan kesedihannya selama ini.
Oleh karena itu,
Chu~
Satu ciuman berhasil Karina daratkan di bibir si lelaki.
"Terima kasih, ini benar-benar membantu mengurangi kegugupanku." Jeno mengelus kepala Karina singkat.
Kedua orang itu lantas keluar menuju ruang tamu. Di sana Minjeong dan Ningning sudah berjalan menuju ambang pintu, mungkin karena lelah terlalu lama menunggu.
"Mau satu mobil saja?" Tawar Jeno, namun Minjeong menggeleng.
"Aku dan Ningning saja, kami ada kuliah setelah ini."
"Baik lah."
Jeno menggandeng tangan Karina erat, meminta kekuatan lebih banyak. Mereka akan menyelesaikan segalanya hari ini, dan nanti di kemudian hari, segala beban yang memberatkan pundak mereka akan segera berakhir. Masa depan yang belum jelas akan seperti apa sudah menanti dari jauh-jauh hari.
💍💍💍
Di depan dua batu nisan yang bersisian, Jeno dan Minjeong berdiri. Sengatan sinar matahari tidak mengganggu mereka sama sekali yang sudah jelas berpakaian serba hitam. Baik Minjeong maupun Jeno meletakkan buket bunga yang sudah disiapkan Minjeong di masing-masing nisan. Mereka berdiri lagi dan menggandeng erat tangan satu sama lain.
"Ayah, ibu. Ini aku Jeno. Maaf sudah lama sekali sejak terakhir kali aku menengok kalian ke sini."
Minjeong diam saja mendengarkan Jeno bermonolog, tapi ia bisa dengan jelas merasakan tangan kakaknya ini bergetar.
"Terakhir kali ke sini, aku hanya membawa Karina. Aku membawanya karena aku tahu kalian juga sangat menyayanginya seperti anak sendiri. Tapi hari ini, aku membawa orang lain." Jeno tersenyum singkat sambil menatap Minjeong.
"Ayah, aku tidak akan menyalahkanmu karena menyembunyikan Minjeong dari aku dan ibu selama ini. Aku mengerti perasaanmu dan beban berat yang kau tanggung selama masih hidup." Mata Jeno memerah.
"Tapi sekarang, karena aku sudah tahu bahwa aku ternyata punya adik yang sudah tumbuh jadi gadis cantik seperti dia, aku tidak akan menyembunyikannya lagi."
"Walaupun kami berbeda ibu, aku tidak akan pernah menyingkirkannya. Aku akan melindunginya, karena dia selamanya adikku." Jeno menambahkan.
Sekarang Jeno tersenyum lagi pada Minjeong. "Minjeong, ucapkan salam pada ayah."
Minjeong mengangguk. "Se-selamat pagi, ayah. Maaf baru bisa menemuimu sekarang. Aku Minjeong, sekarang ini aku sudah dua puluh dua tahun."
Minjeong menangis. "Waktu berjalan sangat cepat ya, dan kalian pasti sudah bahagia sekarang. Tapi ayah dan bibi tenang saja, aku akan sering berkunjung agar kalian tidak kesepian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Redup • Lee Jeno x Yoo Karina ✅
Fanfiction[Complete] Jeno yang selalu mabuk-mabukan dan melupakan segalanya dalam semalam. Jeno butuh petunjuk atas apa yang terjadi, tapi Karina tidak mau memberitahunya. Jenrina fanfiction #1 - Jenokarina [23 Mei 2022] #1 - Jenrina [7 September 2023] (Hanya...