Jeno meletakkan tas kerjanya di kursi sebelah yang kosong. Malam ini ia ada di bar lagi, mau menenggak beberapa gelas sebelum pulang. Ia berharap Karina sudah tidur saat dirinya sampai di rumah nanti.
Jujur saja, kemarahan Karina yang selalu diluapkan ketika ia mabuk sangat mengganggu. Apa sih yang salah dari minum seperti ini? Hanya dengan minum maka ingatan tentang kedua orangtuanya bisa mengabur untuk sementara waktu.
"Oh, hei," Seorang perempuan bersurai merah panjang menepuk bahu Jeno.
Jeno yang sedang fokus menatapi gelas kosong di tangannya mendadak linglung. Siapa yang mengenalinya di sini?
"Kau tidak ingat aku? Beberapa malam yang lalu kita sempat bertemu."
Jeno memukul kepalanya beberapa kali agar kesadarannya terkumpul.
"Oh, kau. Apa kabar?" Jeno tersenyum lebar ketika ingatannya tentang perempuan ini kembali.
"Kabar baik. Kau sendiri? Bagaimana keadaanmu di kantor? Sudah mendingan?"
Jeno tidak menjawab pertanyaan yang satu ini, karena pada dasarnya situasi di kantor tidak berubah. Ia masih lebih memilih mengurung diri di ruangannya untuk menghindari tatapan kasihan, atau pun yang mencemooh sekali pun.
"Ah, masih belum? Maaf kalau begitu, kuharap semuanya akan berjalan baik lagi."
"Ya, terima kasih." Kembali Jeno tersenyum, namun kali ini tangannya terulur untuk menggenggam tangan si perempuan asing.
Si perempuan menatapnya kaget bercampur bingung.
"Kurasa kita belum tahu nama masing-masing. Aku Jeno, siapa namamu?"
Tangan mereka yang sudah bertaut saling mengusap dengan ibu jari masing-masing.
"Ningning."
"Ningning? Cocok sekali untuk gadis cantik sepertimu. Warna rambutmu juga sangat cocok dengan kulitmu yang putih bersih."
Ningning terkekeh mendengarnya, ia sendiri tidak menolak tautan tangan Jeno.
"Kenapa kau sering pergi ke bar sendirian?" Kali ini Jeno menopangkan kepalanya dengan satu tangan, agar fokusnya pada Ningning tidak buyar.
Ningning agaknya terkejut karena Jeno malam ini bertingkah berbeda dari malam-malam sebelumnya. Jeno yang sekarang mau bertanya tentang orang lain daripada hanya menceritakan dirinya sendiri.
"Suka saja, karena aku bisa mengistirahatkan rasa lelahku setelah seharian di kampus."
Alis Jeno terangkat. "Kau masih kuliah?"
"Ya, ini tahun terakhirku. Makanya aku lelah sekali mengerjakan tugas akhir dan jadi sering ke sini."
Jeno awalnya sudah memikirkan hal yang tidak-tidak, karena siapa tahu perempuan ini lah yang pernah ia bawa pulang. Tapi fakta bahwa ia masih kuliah membuat semangat Jeno surut. Jeno sebenarnya tidak mau tidur dengan perempuan yang masih sekolah, dia takut merusak anak-anak yang masih punya masa depan cerah.
"Bolehkah aku bertanya sesuatu?"
Ningning mengangguk tanpa ragu. Ia ingin tahu seberapa dalam rasa penasaran Jeno terhadapnya. Apakah Ningning ini hanya sebatas orang asing yang tidak sengaja kenal di bar atau akan dia kenal untuk waktu yang lama.
"Apa kau pernah pergi denganku?"
Dahi Ningning berkerut. "Pergi? Kemana?"
"Pergi saja, keluar dari bar."
Ningning mengangguk sebagai jawaban. "Aku pernah memesankanmu taksi untuk pulang, dan mengantar sampai depan rumahmu."
Jeno membelalak. "Kau tahu alamat rumahku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Redup • Lee Jeno x Yoo Karina ✅
Fanfiction[Complete] Jeno yang selalu mabuk-mabukan dan melupakan segalanya dalam semalam. Jeno butuh petunjuk atas apa yang terjadi, tapi Karina tidak mau memberitahunya. Jenrina fanfiction #1 - Jenokarina [23 Mei 2022] #1 - Jenrina [7 September 2023] (Hanya...