Karina menatap aneh lelaki yang baru saja mengetuk pintunya di jam sepuluh malam ini. Giselle yang ada di belakangnya pun bingung.
Jeno yang jadi objek tatapan dua perempuan di dalam rumah masih mencebikkan bibir, kesal setengah mati. Matanya merah, jelas sekali kalau mengantuk. Tangannya menenteng bantal, memperjelas keinginannya.
"Aku mau tidur di sini."
"Oke. Tapi memangnya rumahmu kenapa?"
Giselle melongok keluar sebentar, memeriksa kalau-kalau terjadi sesuatu di rumah Jeno. Namun rumah sebelah sepi-sepi saja, tidak ada kebakaran atau semacamnya.
"Jaemin menyetel musik keras sekali, aku jadi tidak bisa tidur." Jeno menggaruk tengkuknya sesekali.
"Baik lah, masuk saja."
Karina dan Giselle menyisakan sedikit ruang agar Jeno bisa masuk rumah, mempersilakan tamu rumah sebelah itu untuk mengungsi di sini.
Baru saja hendak menutup pintu, ketiga orang di rumah Karina dikagetkan lagi dengan bantingan pintu dari rumah sebelah. Apa lagi ini?
Jaemin berlari keluar dan mendaratkan kakinya di depan rumah Karina juga. "Gila ya kau, Jen!" Napasnya terengah.
Jeno diam saja, hanya menatap kedatangan Jaemin tanpa suara. Ia masih kesal asal Jaemin tahu.
"Apa? Ada apa di rumah Jeno?" Karina mendadak khawatir kalau-kalau dua orang ini melihat hantu tadi.
"Tidak ada apa-apa, hanya saja dia meninggalkanku sendirian tadi. Aku tidak mau di rumah besar itu sendirian, kalau benar-benar ada hantu bagaimana?" Jaemin merinding sampai bergetar.
"Enak saja, rumahku itu tidak berhantu tahu!" Jeno tersulut emosi.
"Lalu kenapa kau tiba-tiba ke sini?" Jaemin mendelik pada Jeno yang sudah ada di dalam rumah, sementara ia belum.
"Kau menyetel musik keras sekali, mana bisa aku tidur?" Jeno bicara keras sekali, mengompori dua orang lain untuk ikut menyalahkan Jaemin.
Jaemin sendiri hanya bisa mendengus, memang benar itu salahnya.
"Lalu kalian berdua mau menginap di sini?" Giselle menatap Jeno dan Jaemin bergantian.
"IYA." Ucap Jeno dan Jaemin bersamaan.
Karina memijat pelipisnya sebentar. Niat baiknya memberi Jeno teman serumah malah jadi berantakan. Sekarang rumahnya malah mirip posko pengungsian korban banjir.
Adakah yang lebih buruk dari malam ini?
"Baik lah, Jeno dan Jaemin. Kalian bisa tidur di kamarku. Aku akan pindah ke kamar Giselle."
"TIDAK MAU!" Jeno dan Jaemin menyeru bersamaan lagi, membuat Karina dan Giselle saling tatap bingung.
"Aku masih kesal pada Jaemin. Aku tidak mau tidur dengannya."
"Kau pikir aku mau tidur denganmu? Hiiih, membayangkannya saja sudah membuatku ngeri." Jaemin bergidik lagi.
"Lalu kau maunya bagaimana?" Karina memijat dahinya, menatap kesal pada Jeno yang banyak maunya.
Entah kenapa sekarang keramaian ini justru membuatnya pusing sendiri. Tidak ada kedamaian lagi di rumahnya semenjak Jaemin banyak tingkah.
Sepertinya Jeno benar soal Jaemin yang hanya bisa jadi biang rusuh.
"Aku mau tidur denganmu, Rin!" Ucap Jeno gamblang, tanpa ragu-ragu, dan tanpa peduli tatapan kaget dari sekelilingnya.
"Baiklah, baiklah. Aku juga ingin tidur dengan Giselle kok." Jaemin cekikikan sambil mendorong Giselle untuk masuk ke kamar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redup • Lee Jeno x Yoo Karina ✅
Fanfiction[Complete] Jeno yang selalu mabuk-mabukan dan melupakan segalanya dalam semalam. Jeno butuh petunjuk atas apa yang terjadi, tapi Karina tidak mau memberitahunya. Jenrina fanfiction #1 - Jenokarina [23 Mei 2022] #1 - Jenrina [7 September 2023] (Hanya...