pendonor jantung

399 38 12
                                    

Kini ke-5 lelaki itu  sudah berada di parkiran rs binaka mandiri dengan terburu-buru mereka masuk ke dalam rs dengan sesekali menabraki orang Karna panik.

" Permisi sus korban kecelakaan beberapa menit yang lalu di mana ya? " Tanya devano kepada seorang suster.

" Oh korban sudah di bawa ke UGD dek dari sini kalian lurus aja nanti mentok belok kiri " jelas suster itu.

" Baik terima kasih dok " ucap mereka lalu kembali berlari.

Mereka berlari tanpa menghiraukan orang-orang yang memperhatikan mereka bagi mereka yang terpenting sekarang adalah mengetahui kalau syla bakal selamat.

" Ini dia ruang UGD " ujar Dion menunjuk sebuah ruangan.

" Syla masih di tanganin kayaknya " saut Joko mendengus.

Devano terduduk di bangku yang terletak di depan UGD kaki nya terasa sangat lemas dia tak akan berhenti khawatir sebelum dirinya mendapat informasi dari dokter di dalam " Lo pernah bilangkan syla pernah kecelakaan beruntun dan dia masih selamat jadi Lo ga perlu khawatir kali ini syla pasti selamat kok " Alex mencoba menenangkan devano dia sangat tau gimana kondisi devano saat ini syla adalah sahabat kecilnya jadi wajar jika dia sesayang itu sama syla.

" pergi tanpa kembali itu menyenangkan devano " kata-kata syla itu terus menerus menghantui pikiran devano.

" Gue gagal ngelindungin Lo sil gue sahabat ga berguna " lirih devano menutup wajahnya menggunakan tangan.

" VANOOO!! " Teriak bela yang baru saja datang bersama Sena,Tania,dan ara.

Devano menoleh menatap ke-4 gadis itu yang sedang panik " kecilin dikit suaranya bel ini rumah sakit " tegur devano pelan.

" Syla dimana? " Tanya Sena .

" Masih di tanganin belum keluar dari tadi dokternya " balas devano menyenderkan kepalanya ke dinding.

" Gimana keadaan syla? " Tanya Zaidan yang baru saja datang.

Devano langsung berdiri dari duduknya dan menatap nanar pada Zaidan tangan nya mengepal kuat " ngapain Lo kesini ha? " Tanya devano emosi.

" Loh inikan tempat umum " jawab Zaidan .

" Mending Lo pergi dari sini sebelum Lo mati di tangan gue " .

" Enggak gue ga bakal pergi sebelum denger kabar syla " tolak Zaidan.

Devano berjalan mendekati Zaidan dan mengambil ancang-ancang untuk memukul Zaidan " Van Tahan jangan ribut disini " tahan ara.

" Kak ayo ikut gue " Tania menarik tangan Zaidan pergi menjauh dari devano.

" Kenapa? "  tanya Zaidan menghempas tangan Tania .

" Udah dari pada ribut disini mending kakak pulang dulu ya ntar kalau ada kabar dari dokter gue kasih tau Lo bener janji gue " ucap Tania mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya .

" Tapi Tan " protes Zaidan.

" Plisss lah kak " mohon Tania.

Zaidan membuang nafasnya kasar lalu mengusap mukanya " oke gue bakal balik tapi Lo harus tepatin janji Lo ke gue kabarin gue kalau ntar dokter keluar " setuju Zaidan dengan cepat Tania mengangguk.

Zaidan menoleh sekilas ke arah ruang UGD dengan berat hati dia melangkah kan kaki nya menuju pintu keluar rumah sakit.

" Gimana Tan tu anjing satu udah pergi? " Tanya devano saat Tania kembali.

" Heh mulut Lo udah dia udah pergi kasian gue ngeliat dia sumpah " Tania mendudukkan diri di samping devano.

Semua menjadi diam tak ada yang bersuara satu pun mereka sibuk dengan pikiran masing-masing hingga akhirnya sekarang dokter keluar dari ruangan UGD .

Dengan buru-buru mereka berdiri dan menunggu sang dokter berbicara " kalian keluarga nya? " Ucap dokter itu.

" Iya dok saya sepupu nya " jawab Sena cepat.

" Silahkan ikut saya " perintah dokter itu.

Sena mengikuti dokter itu dari belakang dan masuk ke dalam sebuah ruangan.

" Silahkan duduk dulu " ucap dokter itu.

Sena duduk di depan dokter dengan perasaan khawatir " sepupu saya gapapa kan dok? " Tanya nya.

" Jantung pasien bermasalah akibat benturan keras dari kecelakaan itu saat di tangani tadi jantungnya sempat berhenti berdetak namun akhirnya kami bisa mengatasinya tapi gadis itu membutuhkan pendonor jantung untuk bertahan hidup " jelas dokter itu.

Sena tak bisa berkata-kata lagi mata gadis itu kini berkaca-kaca dia sangat shock mendengar penuturan dari sang dokter.

" P-endonor jantung? " Ulangnya.

" Iya dan itu di butuhkan dalam waktu cepat namun pendonoran tidak di lakukan disini melainkan di AS kami akan merujuknya kesana setelah mendapatkan pendonor jantung " Sena mengangguk lemah dan berdiri.

" Itu Sena " ucap ara saat melihat Sena berjalan lemah kearah mereka.

" Gimana na? " Tanya devano namun Sena hanya diam dan menunduk.

" Sena jawab apa kata dokter jangan diem " paksa bela.

" Syla butuh pendonor jantung " lirihnya yang membuat semua orang menutup mulutnya.

" Emang emang jantung syla kenapa? " Bingung Joko.

" Jantung syla terbentur sangat keras dan membuat jantungnya bermasalah setelah dia dapat pendonor jantung baru dia di kirim ke US " jelas Sena.

Devano menggeleng tak percaya atas penuturan dari Sena dia terus-terusan membenturkan kepalanya ke dinding.

" Kenapa kejadian ini terulang lagi sil " lirih devano.

" Udah-udah ini kita lagi keadaan panik semuanya jadi mending kalian pulang dulu tenangin pikiran kalau udah dapat solusi balik lagi kesini " ujar ara.

" Iya kalian pulang dulu biar gue yang jaga disini " setuju Sena.

" Gue temenin " saut bela.

" Gausah bel Lo pulang aja gua sendiri gapapa kok " tolak Sena.

" Emm yaudah ntar kalau ada apa-apa Lo telpon kita aja ya " Sena mengangguk menyetujui perkataan Alex lalu mereka berjalan beriringan keluar rumah sakit dengan keadaan lemas.

" Sena " panggil seseorang.

Sena menoleh ke arah suara tersebut ternyata disana sudah terdapat epa yang sedang berjalan ke arahnya " gimana keadaan syla? " Tanya epa panik.

" Syla butuh pendonor jantung epa dan dia harus dikirim ke US" jawab sena pelan.

Denan terdiam sejenak dia tak menyangka kejadian beberapa tahun yang lalu terjadi lagi hancur sudah hidupnya jika dia benar-benar kehilangan salah satu cucu kesayangan nya itu.

" Epa duduk dulu " Sena menuntun Denan untuk duduk di kursi depan UGD.

" Syla,kamu,Ara,dan bela adalah kelemahan epa na sudah cukup epa kehilangan satu cucu epa dulu " lirih Denan menunduk.

Sena berjongkok di depan Denan menatap manik mata indah milik Denan lelaki itu mungkin sudah tua namun wajahnya masih sangat tampan dan segar tak ada kedutan sedikitpun di wajah Denan bahkan badan lelaki itu saja masih sangat kekar " epa tenang ya ga akan ada lagi yang pergi apapun ceritanya " ujar sena lembut.

" Kamu bisa memastikan itu? " .

" Insyaallah tak akan ada lagi satu pun dari kami yang akan pergi " yakin Sena " syla pasti dapatin pendonor jantung percaya sama Sena " .

" Baiklah epa percaya sama kamu na " Denan memeluk Sena erat dengan setetes air mata yang sudah berhasil jatuh mengenai rambut gadis itu.

Oky gays cerita nya sampai sini dulu ntar aku up lagi kalau rame jangan lupa vote and komen ya makasih semua .

27.831 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang