mengikhlaskan

149 19 0
                                    

Kringgg...

Bel sekolah berbunyi membuat semua siswa siswi masuk ke kelas.

" Pagi semuanya " ucap Bu Ola yang baru saja masuk.

" Pagi Bu " ucap para murid.

" Itu yang belakang kenapa pada tidur?kalau mau tidur di rumah gausah sekolah " tegas Bu Ola saat melihat 3 gadis di barisan belakang tidur.

Bela,Ara,dan Tania yang merasa disindir langsung mendongakkan kepalanya menatap ke depan dan berdiri sambil merangkul tasnya di sebelah bahu membuat buk Ola semakin emosi.

" Mau kemana kalian " tanya Bu Ola dengan suara keras.

" Pulanglah kan ibu yang nyuruh " sinis ara datar dan langsung berjalan melewati Bu Ola bersama kedua sahabatnya.

" KALIANN!!AWAS KALIAN YA " teriak Bu Ola dengan dada yang naik turun karna tingkah laku ke 3 gadis itu.

" Itu kenapa ada bangku kosong? " Tanya Bu Ola menunjuk bangku devano.

" Devano ga datang Bu " jawab yoyo ketua kelas

" Ada suratnya? "

" Tidak Bu devano absen " balas Gempi sekertaris kelas.

" Baiklah kita balik ke pembelajaran ".

*Di markas storead

BRAKKK BRAKKK

" astaghfirullah istighfar woii datang-datang langsung ngelempar tas " kaget Dion mengelus-elus dadanya.

" Ya sorry lagi emosi " jawab Tania yang sudah duduk di sofa.

" Nih minum dulu jangan emosi-emosi ntar cepat mati " ucap Joko yang langsung mendapat tatapan tajam dari Tania.

Tania mengambil gelas yang di sodorkan Joko dengan kasar " ga gitu juga kali ngambilnya kek punya dendam pribadi Lo sama gue " cibir Joko.

" Lo pada  kenapa ga masuk kelas? " Tanya devano yang sedari tadi diam.

" Tadi kita masuk cuma di usir sama guru " jawab ara.

" Oh " balas devano singkat.

" Tumben Lo ga banyak bacot? " Heran ara.

" Ga mood gue ngerasa setengah diri gue hilang sejak kepergian sisil " lirih devano menunduk.

" Doain aja syla cepet balik " ucap bela.

Kringgg....

" Sena nelpon " ucap ara saat melihat nama yang bercantum di layar hpnya.

" Angkat- angkat cepat lespekerin " semangat bela,Tania,dan devano dkk.

" Halo na gimana kondisi syla udah bisa pulang? " Tanya ara dengan senyum yang terus merekah.

" Iya na kapan pulangnya gue mau ngobrol sama syla dong " sambung Tania.

" guys gue sama syla dah sampai di bandara Jakarta cuma..." Sena menggantung ucapannya.

" Kita kesana sekarang ya Lo tungguin disitu bentar " potong bela semangat.

Tidd...

Mereka mematikan telpon secara sepihak dan langsung berlari ke arah motor masing-masing dengan semangat.

Ketiga cewe dan empat pria itu kini telah sampai di sebuah bandara mereka terus berlari mencari orang yang selama ini mereka rindukan.

" Senaaa " teriak ara kencang saat melihat Sena yang sedang duduk sambil menunduk.

Mereka yang baru saja datang menjadi heran ada apa dengan Sena kenapa dia malah kelihatan sedih bukannya senang karna berhasil pulang lalu dimana syla kenapa dia sendiri?

" Na sisil mana? " Tanya devano bingung.

Bukannya menjawab Sena malah menangis sambil memeluk devano " syla pergi Van dia ninggalin kita " ucapnya membuat semua orang menggeleng tak percaya.

Devano melepaskan pelukan Sena dia menatap Sena dengan tatapan tak percaya dan mata berkaca-kaca " Lo ..Lo bohong kan na ga lucu sumpah " ucapnya.

Sena menggeleng " gue ga bohong syla meninggal di tengah-tengah operasinya " tangisan teman-teman pecah mereka bahkan sampai terduduk di lantai kaki mereka terasa lemas mereka merasa dunia menghitam.

" SYLAAA " teriak ara histeris sambil menutup wajahnya.

"  DIMANA SYLA SEKARANG NAA? DIMANA?" tanya bela di sela-sela tangisannya.

Mata Mereka semua tertuju pada satu arah yaitu pada sebuah brankar yang di atas nya terdapat seseorang yang Seluruh tubuhnya di tutupi kain putih.

Tania berlari ke arah brankar itu disusuli oleh yang lain mereka semua berdiri di samping brankar tersebut tangan tania bergetar saat ingin membuka kain putih itu.

" SYLAAA BANGUNNN " teriak bela saat melihat seseorang yang di tutupi kain putih itu ternyata memang sahabat kecil nya gadis yang selalu dia usili kini telah meninggalkannya.

" SISIL LO PURA-PURA KAN SIL BILANG INI CUMA PRANK PLISS BILANG INI CUMA PRANKK " devano mengguncang-guncang tubuh syla yang sudah tak berdaya, Dion menghentikan devano agar tidak menguncang-guncang tubuh syla lagi.

" Syla dah pergi Van kita harus ikhlas semua bernyawa pasti akan mati " ucap Dion sesegukan.

" ENGGAK SISIL GUE BELUM MENINGGAL DIA CUMA TIDUR " sentak devano.

" Pak tolong bawa aja pak " perintah Sena kepada para petugas RS yang mendorong brankar syla tadi.

" Baik " ucap petugas itu lalu mendorong brankar syla menjauh dari mereka.

" JANGAN BAWA SYLA GUE JANGAN BAWA SYLA GUEE ANJENG WOII LO BERJALAN SELANGKAH LAGI GUE BUNUH LO " teriak devano kepada petugas yang sedang mendorong brankar syla dan hendak mengejarnya namun tangannya di tahan oleh Sena dan Joko.

" Udah no pliss kita harus ikhlas jangan menghambat perjalan syla dia pasti sedih liat kita kayak gini " lirih Sena menenangkan devano.

" Gue ga bisa tanpa syla na gue gabisa kenapa tuhan jahat banget sama gue kenapa dia ambil wanita yang menjadi sumber kebahagian gue " devano benar-benar hancur sekarang ya wajar saja syla adalah wanita yang selama ini ia jaga dari kecil hingga sekarang mereka terus bersama namun secara tiba-tiba tuhan mengambil nya dari devano.

" Syla selama ini udah berjuang untuk hidupnya dia sudah sangat lelah dan sekarang dia sudah bisa beristirahat meskipun dia udah pergi tapi keberadaan nya masih bisa kita rasakan disini " Sena mengarahkan tangan devano ke dada devano sendiri.

" Tapi Lo ga ngerti apa yang gue rasain na gimana hancurnya gue " devano terduduk di kursi tempat Sena duduk sebelumnya.

" Gue ngerti kita semua kehilangan syla dan gue juga hancur karna kehilangan sepupu terdekat gue tapi kita gabisa ngelawan takdir ga bisa Van ".

" Arrrgg sialaannn " devano menjambak rambutnya kuat dengan muka yang sangat merah.

" Ara Lo mau kemana? " Tanya bela menghentikan Ara yang ingin pergi ntah kemana.

" Gue mau cari supir truk yang nabrak syla terus gue bakar dia sama truknya sekalian " ucap ara.

" Itu bukan hal yang bagus untuk di lakuin sekarang lebih baik kita ikut mengantar tubuh syla ke tempat peristirahatan terakhir nya".

" Gue ga sanggup bel gue gabisa gue masih belum ikhlas ini tuh semua terjadi terlalu cepat " tangisan Ara semakin pecah saat ia mengingat semua masa-masa yang telah ia lewati bersama syla dia bahkan belum sempat membalas kebaikan dari gadis itu.

" Kita bisa bel kita harus kuat inget kata syla dia paling ga suka liat kita lemah gini jadi kita harus kuat gue yakin syla pasti juga bahagia disana " bela memeluk erat tubuh Ara dan dapat ia rasakan bahwa Ara mengangguk di bahunya.

Haii semua aku balik nih maaf dah lama banget ga up soalnya lagi banyak kerjaan jadi kecapekan ga bisa up cepat deh kalian dah pada bosen ya nungguin nya maaf yaa hehe btw jangan lupa vote and komen bye bye




27.831 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang