Hancur

91 8 0
                                    

Ghaitsa pov

"sebenarnya ada yang ingin kusampaikan pada kakak." Ucap Amayya dengan wajah seriusnya. Ia pun mengajakku untuk masuk ke dalam dan duduk di ruang tengah. Aku penasaran apa yang hendak ia sampaikan hingga serius seperti itu.

"jujur aku tak enak untuk menyampaikan ini kak. Aku hanya takut kakak terluka. Tapi sepertinya kakak harus tahu semuanya." Ujarnya lagi padaku. 

Aku semakin penasaran dibuatnya. Tak lama iapun menunjukkan ponselnya padaku. dan hal selanjutnya aku tak bisa berkata-kata lagi.hancur hatiku dalam sekejap. Melihat foto itu membuat hatiku ngilu. Aku tak tahu lagi harus apa.

"Maaf kak kalau membuat kakak sedih tapi aku tak mau kakak tersakiti semakin dalam lagi." ucap Maya merasa bersalah.aku tersenyum kepadanya dan mengucapkan terimakasih karena sudah mau memberitahuku.

"sebenarnya saat pulang dari rumah sakit tadi aku melihat mobil kak Praka tapi dia berhenti di sebuah bar. Aku ikuti dia dan ternyata dia bertemu seorang wanita dan itupun diajak tidur olehnya. awalnya aku tak percaya. Kupikir aku salah lihat tapi ternyata tidak. Dia meamng kak Praka." Jelasnya lagi padaku membuatkusemakin leams. Aku masih tak percaya dengan semua ini.

"aku sempat terpergok olehnya tapi aku langsung bersembunyi. Mungkin nanti dia akan menjelek-jelekkan ku agar perselingkuhannya tidak diketahui olehmu kak. Tapi semua terserah kakak. Aku hanya ingin menyampaikan ini saja." jelasnya lagi. aku hanya mampu mengangguk menanggapinya.

Akupun meminta Amayya untuk mengirimkan semua foto itu padaku. setelah semua terkirim akupun naik ke kamar. Aku tak sanggup jika harus terus disana.

Aku ke kamar dan menangis sejadinya. Aku tak kuasa menahan air mata yang terus bercucuran. Mengingat sikapnya yang berubah drastis menjadi leibih manis dari biasanya, apakah dia hanya menutupi semua ini? setega itukah dia? aku tak habis pikir dengannya.

Tepat jam dua belas malam aku mendengar suara deru mobil. aku sudah menduga siapa yang datang. Aku sudah menunggunya sejak lama. Berarti benar dugaanku. Dia memang menghabiskan malam dengan perempuan itu.

"Assalamualaikum." Ucapnya saat masuk ke kamar. Akupun menjawab salamnya.semarah apapun diriku ketika mendengar salam wajib hukumnya menjawab.

Dia tampak berjalan sempoyongan dan memegang kepalanya yang pusing. Aku meringis ketika mengingat foto itu. air mataku tak terbendung lagi.

"kamu kenapa Sa? Ada masalah apa coba cerita?" tanya nya mulai mendekat padaku. aku bisa mencium bau alkohol dan bercampur dengan bau rokok di bajunya. Akupun spontan mendorongnya menjauh.

"darimana saja kamu mas? Kamu pulang selarut ini dan tak mengabariku sama sekali." tanyaku padanya. aku sudah tak tahan lagi untuk mencecarnya dengan ribuan pertanyaan.

"kenapa bajumu bau alkohol dan juga asap rokok? Kenapa mas?" tanyaku mencoba meminta penjelasan darinya. Suasana malam itu begitu hening sehingga suaraku terdengar keras.

"aku bisa jelaskan semuanya Sa." Ucapnya dengan wajah memohon. Akupun diam mempersilahkan ia untuk menjelaskan semuanya.

"aku dijebak oleh Amayya. Dia itu perempuan licik Sa. Dia yang menyebabkan Ibu seperti itu.dia sengaja mendorongnya. Tadi aku sudah hampir mendapatkan buktinya tetapi dia menyekapku dan menjebakku di Bar. Aku sungguh tak tahu apa-apa Sa. Dia memberiku bius jadi aku tak sadar apa yang kulakukan." Jelasnya padaku. aku tersenyum miring mendengar penjelasannya.

"benar kata Maya, kamu pasti akan mengatakan yang tidak-tidak tentangnya karena kamu sudah tertangkap basah olehnya. apa yang kamu katakan tidak ada buktinya mas sedangkan Maya memberikan ini sebagai bukti." Ujarku sembari memperlihatkan fotonya yang sedang dipapah oleh seorang perempuan yang aku pun tidak tahu siapa itu.

PLUVIOPHILE ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang