Ghaitsa Pov
Baru beberapa menit aku memeluk tubuh tegap suamiku, aku hirup aroma parfum yang sehari-hari ia pakai. Tapi rasanya perutku bergejolak ketika menciumnya. Rasanya aroma itu sudah tidak cocok lagi di indra penciumanku. Aku pun melepaskan diri dan menjauh darinya sembari menutup mulutku menggunakan tangan.
Perutku sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. aku langsung bergegas ke kamar mandi untuk memuntahkan semua yang mengganjal di perutku. Tapi nihil, yang keluar hanya cairan saja. aku segera membersihkan mulutku dan keluar dari kamar mandi.
"kamu kenapa sayang? Kamu baik-baik saja? apa kita perlu ke rumah sakit sekarang?" tanya Mas Praka beruntun dengan nada khawatir. Aku menolaknya dengan gelengan kepala pelan.
"Ya, aku baik-baik saja. mungkin hanya masuk angin biasa." Jawabku untuk menenangkannya.
"aku hanya mual saja mencium aroma parfummu tadi mas." Ucapku jujur padanya. aku benar-benar tidak tau kenapa hal itu bisa terjadi.
"tapi ini parfum yang sering kupakai. Bukankah kamu sendiri yang memilihkan untukku?" tanyanya yang kujawab dengan anggukan saja.
"sudahlah tak perlu dibahas lagi. lebih baik kita makan saja. mungkin dengan makan aku tak akan mual lagi." ucapku memberi solusi. Dia pun mengangguk setuju lalu memesan makanan di bawah.
Setelah makan aku kembali mual karena bau makanan yang terlalu menyengat. Baru saja pelayan itu masuk mengantarkan makanan tapi aku sudah tak tahan lagi.aku langsung berlari ke kamar mandi dan berusaha muntah tapi tak bisa.
"sayang lebih baik kita ke rumah sakit.aku takut kamu kenapa-napa."usul mas Praka lagi tapi aku menolaknya. Aku yakin ini bukan sakit parah.
"Sepertinya bapak dan ibu akan segera menjadi orangtua." Ucap seorang pelayan wanita yang usianya seumuran dengan Ibu kami.
"maksud ibu gimana?" tanya Mas Praka karena kurang jelas dengan maksud ibu pelayan itu.
"Sepertinya istri anda hamil pak. Mual ketika mencium bau makanan atua bau bau yang menyengat bisa menjadi salah satu tanda kehamilan. Mungkin ibu bisa cek menggunakan test pack atau periksa langsung ke dokter kandungan." Jelas ibu itu yang tentunya lebih berpengalaman.
Aku sedikit tak percaya kalau aku benar-benar mengandung. Tetapi kalau itu benar aku tak bisa membayangkan betapa senangnya hati ini. Berbeda dengan mas Praka, dia malah diam terpaku dan tak bisa berbicara apa-apa lagi. aku pun menggoyangkan tubuhnya agar dia tersadar.
"Mas, kamu kenapa?" tanyaku padanya dan dia hanya menggeleng pelan.
"aku akan beli testpack sekarang." ujar Mas Praka setelah kesadarannya sepenuhnya kembali.
Dia langsung menyambar kunci mobilnya dan bergegas ke supermarket terdekat sedangkan aku dan ibu pelayan itu hanya tertawa kecil melihatnya.
"selamat ya ibu atas kehamilannya."ucap Ibu pelayan itu padaku. aku bingung hendak menjawab apa, karena akupun belum yakin bahwa aku sedang hamil.
"Iya bu terimakasih ya sebelumnya." Ucapku seadanya. Setelah itu ibu pelayan permisi undur diri dari kamar yang kami pesan.
Lima belas menit berlalu dan mas Praka baru datang. Dia segera memberikan alat testpack itu padaku. dia membeli lima jenis sekaligus karena tak tahu harus beli yang mana katanya. Akupun tertawa sejenak sebelum memakainya.
"apapun hasilnya nanti aku harap kamu tidak kecewa." Ucapku sebelum masuk ke kamar mandi dan melakukan tes nya. Dia mengangguk meyakinkanku.
Akupun mencoba mengeceknya. Aku menghela napas pelan dan meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.
Dan setelah aku lihat ternyata test pack itu menunjukkan dua garis biru. Mas Praka memelukku erat sembari menangis terharu. Begitupun denganku, aku ikut menangis di pelukannya.
"aku akan jadi ayah. aku akan jadi ayah sayang." Ucapnya begitu gembira. Akupun semakin terharu melihatnya.
Sungguh ujian yang Allah berikan tak sebanding dengan ribuan nikmat yang Allah selalu berikan pada hamba-Nya. Tapi seringkali manusia lupa akan bersyukur pada-Nya.
***
Terimakasih sudahh membaca yeorobunn :))
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIOPHILE ( END ✅️ )
RomansGhaitsa Athalea, seorang gadis pecinta hujan yang harus bersahabat dengan rasa sakit sedari ia kecil. Setelah kepergian ibunya dia merasa sangat kesepian dan kesedihan selalu meliputi dirinya. Bagaimana tidak, Ayahnya menikah lagi dengan perempuan y...