Missing you

67 7 0
                                    

Ghaitsa Pov.

Rindu itu sudah pasti. Tapi setiap aku mengingatnya, ingatan buruk itu selalu mengikuti.akupun tak tahu kenapa hati ini tetap menginginkannya walau kenyataannya dia sudah jelas menyakitiku.

Aku melihat ponselku dan mematikannya kembali. Banyak notifikasi pesan dan telepon darinya tapi tak ada yang kutanggapi. Di kampus pun sebisa mungkin aku menghindari bertemu dengannya. Aku tak sanggup jika harus melihatnya sekarang.

"Sa, kamu kenapa? Dari kemarin kamu gak fokus dan tatapanmu kosong. Kamu sedang ada masalah yaa?" tanya Pak Ken mencecarku. Akupun menggeleng berusaha menyembunyikan semua masalah yang sedang mendera. Tapi yang namanya pak Kenan pasti tak akan berhenti sampai ia mendapatkan jawaban yang sebenarnya.

"kamu jujur aja deh Sa. Sekarang kamu anggap aja aku ini teman suami kamu, bukan dosenmu. Soalnya akhir-akhir ini Praka juga mengalami hal yang sama. Ya, aku sih tidak mau ikut campur dengan urusan rumahtangga kalian, tapi siapa tau aku bisa membantu mencarikan solusi.." tawar Pak Kenan berusaha meyakinkan. Tapi aku mencoba berpikir keras dan menggeleng pelan. Tak enak jika masalah rumah tangga ini didengar oleh orang luar.

"baiklah kalau begitu aku tak memaksa. Tapi satu hal yang perlu kamu tau Sa, Praka adalah lelaki paling lurus dan paling setia. Dia tak pernah melirik wanita manapun jika dia sudah mendapatkan wanita impiannya. Bahkan dia akan bersikap dingin pada wanita yagn mencoba mendekatinya demi menghargai wanita idamannya itu. dan kudoakan masalah kalian itu cepat selesai. Aku tak tahan melihat kalian yang tak ada semangatnya sama sekali seperti ini." ujar Pak Kenan lagi panjang lebar. Akupun tercenung mendengarnya. benarkah dia memang lelaki seperti itu? hatiku mulai meragukan kenyataan bahwa Mas Praka telah berselingkuh dariku.

"Terimakasih Pak Kenan. Dan maaf saya tidak fokus akhir-akhir ini. saya akan berusaha yang terbaik lain kali." Ujarku padanya.

"It's okey Sa. Untung saja kamu itu cepat tanggap jadi kalaupun kamu ketinggalan materi kamu pasti bisa dengan cepat mengejarnya kita akhiri dulu pertemuan kali ini, aku masih ada jadwal lagi." ujar Pak Kenan kemudian berlalu dari hadapanku.

Setelah selesai aku berjalan gontai menuju parkiran. Aku sengaja mengendarai motorku sendiri. aku selalu senang jika sedang sedih atau badmood dan melampiaskan semuanya ke jalanan. Menangis, berteriak atau menyanyi nyanyi sendiri di jalanan menggunakan motor adalah obat terbaik untuk sakit hati. paling tidak kita merasa lega.

Tapi ketika sampai di Lobi kampus aku mendengar suara seseorang memanggil namaku. Aku menoleh kesana kemari dan akhirnya melihat seorang perempuan sedang melambai padaku. akupun mendekat padanya dan ternyata itu adalah Mama. Apakah Mama sudah megnetahui semuanya?

Aku mengulurkan tanganku untuk bersalaman pada beliau tapi beliau memelukku erat. Aku terkejut mendapatkan pelukan itu. rasanya aku jadi merindukan Ibu. Aku selalu ingin dipeluk oleh Ibu ketika hatiku sedang tidak baik-baik saja.

Mama mengajakku untuk berbicara di restoran terdekat. Jadi kuputuskan untuk meninggalkan motorku disana. aku mengikuti beliau dengan perasaan harap harap cemas. Aku takut beliau memberitahu Praka tentang keberadaanku.

"kamu tidak usah khawatir. Aku tak akan memberitahu Praka jika aku menemuimu. Mama hanya ingin melihat keadaanmu nak." Ujar Mama seakan-akan mengerti isi pikiranku. Akupun mengangguk mengerti.

"Maaf ya ma, aku terlihat menghindar dari masalah ini. tapi aku benar-benar tak bisa bertemu dengannya untuk saat ini Ma. Hatiku masih sakit jika mengingat hal itu." ujarku pada Mama. Aku menceritakan semuanya yang aku rasakan pada beliau.

"Mama mengerti Nak, kamu berhak memiliki waktu untuk menenangkan dirimu terlebih dahulu. Setelah itu kamu bisa lihat lebih dalam lagi, mana yang benar dan mana pula yang salah." Ujar Mama padaku. beliau begitu halus dalam menyampaikan setiap katanya. Jadi aku tak merasa sedang dimarahi atau hal lainnya.

"jujur Mama sedih melihat keadaan Anak mama yang begitu kacau. Ketika aku melihatnya matanya sembab. Dia jarang menangis tapi kali ini dia benar-benar merasa kehilanganmu. Dia kacau Sa, dia kehilangan arah tanpamu. Jadi tolong pikirkan baik-baik tentangnya." Ucap Mama dengan nada yang sedih. aku jadi ikut terbawa suasana. Mataku sudah berkaca-kaca ketika mendengarnya. rasa bersalahpun kembali menyergap di dada

"Oh iya, ada sesuatu yang perlu kamu lihat. Mama berharap setelah melihat ini kamu juga bisa melihat kebenaran dari semuanya." Ujar Mama lagi padaku. aku hanya terdiam tak mampu mengeluarkan kata-kata lagi.

***

Thanks for reading :)

PLUVIOPHILE ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang