Praka Pov.
Wanita itu benar-benar licik. Sejak awal aku memang sudah curiga dengan kehadirannya. Dia datang dengan alasan-alasan yang tidak bisa diterima oleh akal sehatku. Dan benar saja dia datang dengan membawa kekacauan.
Dia memang wanita ular. Bisa-bisanya ia membuat Ghaitsa begitu yakin dengannya. Bahkan ia mempercayai adiknya lebih dari aku. Aku sakit hati ketika Ghaitsa benar-benar mempercayai foto di tangannya. tapi aku tak memaklumi karena ia sudah termakan oleh kata-kata adik tirinya itu.
Aku tersadar di sebuah Bar. Aku menatap sekelilingku. Aku menutup hidungku ketika mencium bau alkohol yang begitu menyengat. Tanpa pikir panjang aku langsung keluar dari sana walaupun kepalaku masih didera rasa pusing.
Aku melihat arlojiku dan jam sudah meunjukkan pukul setengah dua belas malam. Butuh waktu setengah jam agar aku bisa sampai di rumah. aku tak tahu betapa khawatirnya Ghaitsa ketika aku pulang selarut ini dan tak memberinya kabar apapun.
Sesampainya di rumah aku sudah melihatnya tertunduk lesu. Ketika kudekati ia sudah menangis. Apa yang terjadi dengannya?
Dia menunjukkan sebuah foto padaku. aku sudah berusaha menjelaskan padanya tapi ia lebih percaya pada Adik tirinya. Aku mencoba untuk meyakinkan dirinya tetapi dia tetap tidak percaya padaku.
Aku mengalah untuk tidur di luar ketika ia menginginkan pisah kamar denganku. Aku menghampiri Maya di kamarnya. Semua kekacauan ini adalah akibat dari ulahnya. Tapi sayangnya aku bertindak tanpa berpikir dahulu. Aku lupa bahwa yang kuhadapi adalah wanita licik.
"berhentilah untuk memfitnahku Maya. Aku tau kamulah dalang kekacauan rumahtanggaku ini. jangan doktrin Ghaitsa dengan segala kebohonganmu May." Ujarku padanya. tapi dia malah tersenyum miring seakan mengejekku.
"kalian memang pantas mendapatkan ini. aku hanya ingin kalian tidak bahagia sepertiku." Ucapnya lagi disusul dengan tawa yang mirip dengan seorang Psycho.
Tak lama ia tiba-tiba berteriak dan menjatuhkan dirinya sendiri. Dan saat itu pula Ghaitsa muncul. Dia melihat kami dengan posisi yang tidak tepat. Ia mengira Mayya jatuh karena kudorong. Tapi itu hanyalah tipu daya perempuan licik itu.
Sepertinya penjelasanku tak berarti lagi baginya. Dia lagi-lagi lebih percaya pada adiknya. Dia memutuskan untuk pergi dan pulang ke rumahnya mau tak mau aku pun mengizinkannya karena tak tega melihat matanya yang terus menggenang air mata saat berbicara padaku.
Aku sendirian disini. menatap ranjang yang kini terasa hampa. Aku berteriak dan memukul apapun yang ada di hadapanku. Aku tak akan membiarkan setan itu menang. Aku harus cari bukti dan dapatkan kebenarannya.
Keesokan harinya aku terbangun dengan penampilan yang berantakan. Aku tak berniat untuk merapikan penampilanku. Badanku terasa lemas dan kepalaku pusing tak terkira. Aku berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih.
"Assalamualaikum." Ucap sebuah suara mengucap salam. Aku berjalan gontai menuju pintu untuk membukanya. Dan itu adalah Mama. Beliau begitu terkejut begitu melihat penampilanku yang berantakan ini.
"Astaghfirullahaladzim. Kamu kenapa nak?" tanya Mama dengan nada yang begitu khawatir.
Alih-alih menjawab, aku menjatuhkan diri di pelukan Mama dan menangis di bahunya. Beliau mengusap punggungku pelan dan berusaha menenangkanku.
Setelah tenang, aku menceritakan semuanya pada Mama. Aku tak mengurangi atau menambah cerita, semuanya kuceritakan dengan detail. Mama begitu terkejut saat mendengarnya. ia terus menanyakan bagaimana keadaan Ghaitsa. akupun tak tahu bagaimana keadaannya, pesan dan teleponku tak dibalas ataupun diangakat olehnya.
"sabar ya nak, semua ini ujian dari Allah untuk rumah tangga kalian. kamu sebagai suami harus bisa mencari solusi dengan kepala dingin. Jika istrimu tak mempercayaimu maka kamu harus berusaha merebut kembali kepercayaannya. Cari buktinya sebanyak mungkin dan tunjukan kepadanya. Mama akan membantumu sebisa mama." Ujar Mamaku sembari mengusap pipi yang sudah basah oleh air mata.
Aku mengangguk menjawabnya. Mama benar, aku harus bangkit dan mulai untuk mencari bukti-buktinya. Aku tak mau menyerah melawan perempuan licik itu. aku tahu dia pasti akan kalah pada akhirnya. Dan kita akan bersama kembali.
***
Terimakasih sudah membacaaa :))
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIOPHILE ( END ✅️ )
RomansaGhaitsa Athalea, seorang gadis pecinta hujan yang harus bersahabat dengan rasa sakit sedari ia kecil. Setelah kepergian ibunya dia merasa sangat kesepian dan kesedihan selalu meliputi dirinya. Bagaimana tidak, Ayahnya menikah lagi dengan perempuan y...