You're Home

79 7 0
                                    

Ghaitsa Pov.

Aku mengendarai motor seorang diri menembus sepinya jalanan kota malam itu. aku sengaja memakai motor agar cepat sampai di tempat tujuanku. Aku ingin cepat bertemu dengan Mas praka dan meminta maaf padanya.

Tapi di tengah perjalanan, dua buah motor menghadangku. Mereka lelaki berperawakan besar seperti preman. Aku sudah berusaha menghindar dengan cara putar balik dan mengebut tapi mereka tetap bisa mengejarku. Jalanan itu tampak sepi dan tak ada orang yang bisa kumintai tolong.

Aku berhenti ketika mereka sudah mengepungku depan belakang. aku hanya bisa beristighfar dan meminta pertolongan pada Allah. Aku mencoba memberanikan diri menghadapi mereka.

"Mau apa kalian?" tanyaku pada mereka dengan gugup. Badanku semakin gemetar ketika mereka berjalan semakin dekat kearahku.

"serahkan tasmu pada kami!" bentak salah satu dari mereka padaku. tapi aku tak mau. Aku masih memegang erat tas milikku.

"tidak mau dan tidak akan." Ujarku dengan penuh keberanian. Walaupun aku sebenarnya sangat takut jika mereka melakukan hal yang akan menyakitiku.

"baik kalau itu maumu. Jangan salahkan kami kalau nanti berbuat kasar." Ujar mereka dengan seringai di bibir. aku mencoba memutar otak agar bisa terhindar dari mereka. Aku berlari menghindari mereka.

Aku sudah terpojok dan mereka pun tersenyum puas. Aku memeluk lututku sendiri dengan rasa ketakutan. Aku berdoa agar bisa diselamatkan dari orang-orang tersebut.

"Ya Allah, hamba berlindung kepada-Mu dari segala marabahaya. Tolong selamatkanlah Hamba ya Allah." Ucapku dalam hati.

"Mas Praka, tolong aku mas." Ucapku berulangkali dalam hati. Aku sudah pasrah dan menutup mata. Aku tak tau apa yang akan terjadi denganku sekarang.

Tak lama aku mendengar suara teriakan yang lantang. Aku amat mengenali suara itu. aku langsung membuka mataku dan melihat dia ada disana. bibirku otomatis tersenyum melihat keberadaannya.

Aku tak tega melihatnya berkelahi dengan preman-preman tersebut. aku takut jika dia terluka, tapi sayangnya aku tak bisa berbuat apa-apa. Akupun mengambil ponselku dan berinisiatif untuk memanggil polisi. Aku hanya bisa berharap polisi akan segera datang.

Aku memfokuskan kembali pengelihatanku kepada Mas Praka. Dia masih berjuang sendirian untuk melawan mereka. Aku mencari cara untuk membantunya. Aku mencari kayu atau benda apapun yang bisa kujadikan senjata.

Aku menemukannya diantara semak-semak, tetapi sepertinya sudah terlambat. Aku melihat orang-orang itu sudah jatuh tak berdaya. Kami saling bersitatap. Tapi tanpa ia sadari ada orang yang sudah bersiap memukulnya dari arah belakang. aku berteriak untuk memperingatkannya tapi terlambat. Balok itu sudah mengenai leher belakangnya dan membuat mas Praka jatuh tersungkur ke depan. Aku langsung berlari menghampirinya.

Untung saja polisi segera datang. Mereka langsung diringkus oleh polisi tanpa perlawanan. Aku mengangkat kepala mas Praka dan meletakannya di pangkuanku.

PLUVIOPHILE ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang