MATURE CONTENT
Apa kau sungguh berniat untuk melakukan ini padaku?" Tanya Sehun menatap sosok adiknya itu tajam sambil melipat tangannya di depan meminta penjelasan.
"Mwo? Aku bahkan tidak ingat kapan aku meminta oppa untuk datang."
Helaan nafas pria itupun langsung terdengar jelas oleh Jinae yang sejak tadi memainkan kukunya lantaran menghindari tatapan wajah dengan sosok kakaknya itu yang sejak tadi menatapnya tajam seakan tengah memancarkan cahaya lasernya dari sepasang matanya.
"Jika aku tak datang maka ku pastikan kau tak akan pernah memberi jawaban kepastian dari keputusan rapat yang jelas. Benar?" Tebak Sehun.
Jinae berdeham sebentar merasa tersindir telak. Oh Tuhan ingatkan dirinya jika Sehun itu adalah kakak yang cukup banyak bicara setelah ayahnya. Ingin melawan membalas pun percuma karena pada kenyataannya dirinya tetap akan kalah jika pun berdebat dengan kakaknya ini.
"Ya yang pentingkan oppa pada akhirnya datang."
"Dan kau tak inginmengucapkan apapun padaku?"
Bola mata Jinae memutar seolah tahu apa yang sebenarnya kakaknya itu inginkan.
Bangkit berdiri dari kursinya lalu berjalan mendekat pada arah Sehun kemudian. Berdiri tepat di hadapan kakaknya itu dengan menghela nafasnya sebentar sebelum pada akhirnya membungkuk hormat setelahnya.
"Gomapsemnida eorabonnie." Ucap Jinae yang mana justru membuat Sehun menyunggingkan senyum tipisnya lalu tertawa setelahnya yang juga diikuti dongakkan kepala Jinae yang sudah ikut tertawa sejak tadi menahannya.
"Ya Tuhan." Gumamnya seraya merentangkan tangan meminta Jinae untuk memeluknya.
Pada akhirnya mereka pun saling berpelukan erat cukup lama sebelum pada akhirnya melepasnya kemudian.
"Apa ayah tidak akan tahu? Aku takut jika---"
"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Aku sudah membereskan semuanya. Ayah tidak akan tahu tentang rapat hari ini." Ucap Sehun sambil merapikan rambut panjang adiknya itu lembut.
Jinae hanya menganggukkan kepalanya menurut apa yang dikatakan kakaknya itu barusan tanpa berniat bertanya apapun lagi.
Tak ada pembicaraan apapun lagi setelahnya dan setelah itu terdengar ketukan pada pintu ruangan adiknya sebelum pada akhirnya terbuka dan menampilkan sosok Kai yang datang seraya membawa beberapa berkas di tangannya.
"Oh maaf.--aku akan kembali lagi nanti jika kalian---"
"Aniyo. Masuk saja Kai. Aku juga baru akan pamit pergi." Ucap Sehun memberi ijin.
"Oppa sudah akan pulang? Kupikir kita akan makan siang bersama." Gerutunya mencibir bergumam kesal.
Sehun terkekeh menatap adiknya itu yang teramat manja padanya hingga membuat tangan panjangnya tak kuasa untuk tak mengusap-usap puncak kepala Jinae gemas.