CHAPTER 19

224 35 6
                                    

MATURE CONTENT






"Eunghhh.. ahhh.. ahhh.."

"Eumm..Jinhhaeeee...ahh."

Desahan itu terus saling bersahut-sahutan memenuhi mobil itu dengan gerak tubuh keduanya yang terbatas. Hingga geraman panjang sebagai puncak kenikmatan itu berakhir barulah kini keduanya saling terdiam dengan nafasnya yang sama-sama memburu terengah mencoba untuk menormalkan diri.

"Gomawo." Ucap Jinhae membuka suara dengan mata terpejam dengan masih terbaring dalam keadaan lelah.

Sedangkan Kai yang kini tengah memakai kembali celananya hanya bisa terdiam sambil membenarkan lagi pakaiannya memandang arah luar.

Jinhae yang merasa bahwa kawannya itu diam tak menjawab merespon perkataannya ia pun membuka matanya menoleh ke arah samping melihat Kai.

Menegakkan tubuhnya sambil mengancingkan pakaiannya dan membenarkan tampilannya sejenak sebelum tangannya menarik dagu pria Kim itu guna menatap ke arah Jinhae untuk saling tatap.

"Ada apa? Kau ada masalah?" Tanya Jinhae lembut.

"Apa kau bertanya ada apa?---apa kau sudah tidak waras?" Sarkas Kai kesal.

Jinhae mencoba sabar berusaha memahami, "kau mengkhawatirkan Baekhyun?" Tebaknya yang mana membuat Kai perlahan menoleh ke arah Jinhae menatapnya penuh amarah.

"Sudah kubilang, pernikahan ini bukan atas dasar cinta.---lagipula dia tidak peduli aku akan bercinta dengan siapa."

"Kau masih bisa setenang ini?" Tanya Kai merasa tak percaya.

"Aku tidak pernah munafik soal bercinta. Aku mengatakannya karena dia tahu kita sering melakukannya.---lagipula terlambat juga kau menyesalinya. Kita bahkan sudah melakukannya sejak tadi.---kalau kau tidak mau seharusnya kau sudah menolakku saat aku memintanya padamu." Ucap Jinhae menang.

"Aku tidak akan melakukannya lagi denganmu."

Jinhae berdecih tertawa kecil dengan apa yang baru saja Kai katakan.

"Arraso."

"Bicara tentang Baekhyun. Haruskah kau bertindak sejauh ini padanya?"

"Wae? Kau tak suka?" Tanya Jinhae seraya menyalakan putung rokok yang ada di antara jemarinya dan menyesapnya kemudian.

"Aku tidak mengerti akan jalan pikiranmu dan aku selalu tak pernah menemukan apa yang sebenarnya menjadi tujuanmu."

Diam, Jinhae terdiam sebentar menatap arah luar menikmati sesapan tembakau di mulutnya juga angin malam yang bertiup sejuk menerpa tubuhnya dengan pelan.

"Apa ini ke 5 tahunnya?---aku rasa sudah lebih dari yang kuduga.---lebih dari 5 tahun hubunganku dengan ayahku tak pernah membaik, kau tau itu kan?---bertahun-tahun aku membencinya, mengaturku tanpa menanyakan apa yang menjadi keinginanku."

"...menolak ataupun tidak hasilnya pun akan tetap sama. Ayahku akan tetap memintaku untuk bekerja di perusahaannya dan berakhir menggantikannya. Awalnya aku bertanya-tanya mengapa aku? Kenapa bukan Sehun oppa? Semua kejanggalan juga keanehan yang membuatku pusing membawaku pada sebuah jawaban bahwa Sehun terlibat di dalamnya."

Kai mengernyitkan keningnya terkejut, "Sehun memanfaatkanmu juga? Itu tidak mungkin."

"Apa kau sungguh teman yang mengenal baik tentangnya?"

Kedua mata Kai semakin melebar tak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya.

"Sehun mungkin memang kakak yang baik untukku namun dia juga bisa menjadi dingin jika sesuatu yang diperbuat ayahku telah jadi perintahnya.---aku menyayanginya tapi juga membencinya. Dan ayahku tentu adalah orang pertama yang membuatku ingin mati."

SILLY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang